Contoh Konflik Ideologi di Indonesia Beserta Uraiannya Singkat dan Jelas
Contoh konflik ideologi di Indonesia adalah cerminan bagaimana kuatnya bangsa Indonesia bersatu untuk mempertahankan Pancasila sebagai ideologi satu-satunya.
2. DI/TII di Aceh, Sulawesi Selatan, dan Jawa Barat

Contoh konflik ideologi di Indonesia berikutnya yang wajib kamu ketahui adalah pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia atau akrab dengan sebutan DI/TII.
Kala itu pemberontakan DI/TII berlangsung di 3 wilayah yakni Jawa Barat, Aceh, dan Sulawesi Selatan.
Pemicu munculnya konflik ideologi ini tidak jauh berbeda dengan sebab pemberontakan PKI tahun 1948, yaitu rasa kecewa akibat hasil dari perundingan Renville yang sangat merugikan pihak Indonesia.
Hasil perundingan tersebut menyatakan bahwa kekuatan militer RI dalam bentuk apapun harus angkat kaki dari wilayah Jawa Barat yang menjadi kekuasaan Belanda.
Kala itu TNI harus mengungsi ke Jawa Tengah dimana daerah tersebutlah yang diakui menjadi kekuasaan RI.
Isi perjanjian Renville yang sangat merugikan pihak Indonesia tersebut membuat secuil komponen bangsa berang.
Salah satunya datang dari Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo, dia adalah salah satu tokoh Partai Sarekat Islam Indonesia beserta ormas-ormasnya.

Advertisement
Hal mengejutkan yang perlu kamu tahu adalah Kartosuwiryo memiliki ide untuk mengubah ideologi bangsa menjadi sebuah Negara Islam. Divisi Siliwangi juga tidak mengiyakan begitu saja dan memilih tetap tinggal di Jawa Barat.
Hingga pada 7 Agustus 1949, Kartosuwiryo memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) atau Darul Islam (DI) dengan tentara beserta pendukungnya yang bernama Tentara Islam Indonesia (TII). Pemerintah RI tidak serta merta tinggal diam.
Bagi mereka keutuhan bangsa lebih penting dan harus tetap dijaga. Pemerintah membuktikannya dengan melancarkan operasi Pagar Betis untuk membatasi ruang gerak DI/TII.
Kartosuwiryo harus memendam kekecewaan untuk mendirikan Negara Islam impiannya karena pada tahun 1962 dirinya berhasil ditangkap dan dijatuhi hukuman mati.
3. Pemberontakan G 30 S PKI Tahun 1965

Pemberontakan G 30 S PKI merupakan peristiwa kelam yang tidak bisa terlupa begitu saja meskipun telah berlangsung sekian lamanya. Apakah kamu juga sependapat demikian?
Pemberontakan keji dari salah satu partai tertua dan terbesar keempat di Indonesia ini mengincar para petinggi perwira TNI AD Indonesia.
Penerapan era Demokrasi Terpimpin pada tahun 1959-1965 di bawah kendali Presiden Soekarno tak membuat gentar langkah PKI demi mendominasi ideologi Nasionalisme, Agama, dan Komunisme (NASAKOM).
Latar belakang munculnya gerakan tersebut adalah hubungan 2 kubu, yakni TNI dan PKI yang tidak harmonis sehingga memicu berbagai pertentangan di antara keduanya.
Belum lagi beredarnya isu Dewan Jenderal yang menyatakan akan menggulingkan pemerintahan Presiden Soekarno. Desas desus kesehatan Ir. Soekarno juga menjadi munculnya peristiwa berdarah G30S PKI.
Persaingan di antara para elite politik nasional semakin tinggi manakala PKI secara terang-terangan melakukan tindakan dan mempublikasikan paham komunis yang diusungnya.
Hal yang mengejutkan adalah aksi bersenjata pada Kamis dini hari, 30 September 1965 justru dipimpin oleh Komandan Batalyon I Kawal Resimen Cakrabirawa, Letnan Kolonel Untung.
Dia adalah pemimpin pasukan khusus yang bertugas mengawal presiden. Dalam aksi peristiwa G30S PKI telah gugur 7 jenderal TNI dan seorang perwira. PKI menculik kemudian membunuh mereka dengan keji.
Tak cukup sampai di situ, jasad mereka pun dimasukkan ke sumur tua di daerah Lubang Buaya. Kini kita mengenal pahlawan korban kekejian PKI dengan sebutan Pahlawan Revolusi.
Lantas, bagaimana akhir gerakan G30S PKI? Berada di bawah pimpinan Panglima KOSTRAD, Mayjen Soeharto, anggota angkatan darat melaksanakan aksi pemberantasan dan penumpasan PKI beserta ormas-ormasnya secara besar-besaran. Penumpasan tersebut dilakukan di pusat dan daerah.