16 Contoh Mobilitas Sosial Horizontal Berpindah Peran Lengkap

16 Contoh Mobilitas Sosial Horizontal Berpindah Peran Lengkap – Setiap manusia tidak akan pernah lepas dengan yang namanya contoh mobilitas sosial horizontal berpindah peran.

Hal itu dikarenakan sifat dasar manusia yang tidak akan pernah merasa puas dengan yang ia miliki atau dapatkan dalam hidupnya.

Lantas, apa itu mobilitas sosial, bentuk, dan contohnya? Untuk lebih lengkapnya, yuk baca artikel contoh mobilitas sosial horizontal berpindah peran sampai habis!

Apa itu Mobilitas Sosial?

pexels.com/@apgpotr

Apabila ditinjau dari namanya, ada kata mobilitas yang berarti terdapat perpindahan atau gerakan.

Oleh karena itu, mobilitas sosial dianggap sebagai sebuah gerakan yang ada di struktur sosial.

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa mobilitas sosial merupakan berpindahnya status sosial yang dimiliki individu atau kelompok, menuju status sosial yang lain.

Mobilitas sosial adalah salah satu kajian penting yang ada di ilmu sosiologi karena hal ini menggambarkan dinamika dalam kelas sosial masyarakat.

Dari rangkaian pembahasan di atas, mobilitas sosial memiliki arti umum sebagai pergerakan individu atau kelompok di masyarakat untuk turun ke bawah atau naik ke atas level sosial ekonomi.

Maka dari itu, manusia selalu ingin untuk terus berpindah untuk mencapai status sosial yang lebih baik.

Tidak heran, jika mobilitas sosial memiliki kaitan yang erat dengan stratifikasi sosial, karena mengacu dengan definisi yang dimilikinya.

Bentuk Mobilitas Sosial

Pitirim Sorokin, seorang sosiologi berkebangsaan Rusia, menyampaikan bahwa mobilitas sosial memiliki 2 (dua) bentuk, yaitu horizontal dan vertikal.

Namun, perlu diketahui juga bahwa terdapat 3 (tiga) bentuk mobilitas sosial lainnya, yaitu mobilitas antargenerasi, mobilitas intragenerasi, dan mobilitas geografis. Ini dia penjelasan lengkapnya:

1. Vertikal

Mobilitas vertikal merupakan perubahan status sosial yang tidak setara yang dialami oleh individu atau kelompok.

Mobilitas ini dibagi menjadi dua. mobilitas vertikal ke atas atau social climbing dan mobilitas vertikal ke bawah atau social sinking.

Social climbing ditandai dengan kenaikan seseorang atau kelompok dari status sosial yang lebih rendah ke status yang lebih tinggi.

Di sisi lain, social sinking atau mobilitas sosial ke bawah mengacu pada masuknya individu atau kelompok dari status sosial tinggi ke status rendah.

Hal tersebut juga disebut sebagai penurunan peringkat individu atau kelompok.

Contoh gerakan vertikal ke bawah adalah seseorang yang sudah bekerja tetapi dipecat karena suatu alasan dan menjadi pengangguran.

2. Horizontal

Bentuk mobilitas sosial yang kedua yaitu mobilitas horizontal. Mobilitas horizontal merupakan perpindahan status sosial individu/kelompok ke status sosial lain yang sederajat.

Dalam mobilitas sosial ini, tidak ada peningkatan atau penurunan derajat kedudukan. Sebab, derajatnya masih setara atau sama.

Contoh mobilitas sosial horizontal berpindah peran, yaitu seorang dokter atau bidan yang ditugaskan untuk mengabdi ke daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal).

Nah, seorang dokter atau bidan tersebut mengalami mobilitas horizontal, karena kedudukan atau status sosialnya tidak berubah.

3. Antargenerasi

Mobilitas antargenerasi merupakan perubahan kedudukan sosial atau status yang terjadi di individu atau bahkan kelompok, pada generasi yang berbeda.

Seperti mobilitas vertikal, mobilitas antargenerasi juga terjadi kenaikan atau penurunan. Misalnya, seorang anak dari keluarga miskin berhasil menyejahterakan keluarganya.

Dari permisalan tersebut, terlihat bahwa seorang anak menyebabkan perubahan status sosial pada dua generasi, yakni anak dan orang tuanya.

4. Intragenerasi

Mobilitas sosial intragenerasi adalah perpindahan atau perubahan status pada satu generasi. Seperti mobilitas sosial antargenerasi, mobilitas intragenerasi bisa naik atau turun.

Sebagai contoh, Andy pernah menjadi barista di sebuah kedai kopi dan pengalamannya membuat minuman membuatnya akhirnya membuka kedai kopi sendiri.

Akhirnya, ia menjadi seorang pengusaha terkenal.

5. Geografis

Bentuk terakhir dari mobilitas sosial yakni mobilitas geografis, yakni perpindahan individu/kelompok dari satu daerah ke daerah lain.

Hal ini memiliki kaitan dengan migrasi, seperti emigrasi, imigrasi, urbanisasi, transmigrasi, dan lain sebagainya.

Bentuk mobilitas ini juga menyebabkan individu mengalami perubahan kedudukan atau status sosial, bisa mengalami kenaikan atau penurunan.

Salah satu contoh mobilitas geografis yakni seperti yang dialami Pak Toni, seorang trasmigran dari Pulau Jawa ke Pulau Kalimantan.

Contoh Mobilitas Sosial Horizontal Berpindah Peran

Untuk menambah gambaranmu dalam memahami contoh mobilitas sosial horizontal, berikut Mamikos sajikan berbagai contoh mobilitas sosial horizontal berpindah peran.

  • Kepala sekolah SMP B dipindah tugaskan menjadi kepala sekolah SMP B yang berbeda provinsi.
  • Adanya perpindahan masyarakat dari Desa Suka ke Desa Berkah.
  • Lala memutuskan untuk resign dan berpindah pekerjaan dengan posisi yang berbeda, karena ia tidak nyaman dengan tempat kerja yang sebelumnya.
  • Dina merupakan salah satu mahasiswa dari Universitas C. Ia mengikuti program pengabdian masyarakat dari desa satu ke desa lainnya yang masih dalam satu kecamatan.
  • Salah satu prajurit TNI dipindah tugaskan dari satu unit ke unit lainnya, tetapi masih dengan jabatan yang sama.
  • Lisa merupakan seorang trainee dancer yang andal, sehingga ia dipercaya untuk mengajari trainee lainnya.
  • Seorang mahasiswa yang telah lulus kuliah, akhirnya berhasil mendapatkan pekerjaan.
  • Akibat perkembangan teknologi yang pesat, para tukang ojek konvensional beralih menjadi tukang ojek online.
  • Pak Danu adalah seorang peternak ayam di Desa Jati Gede berpindah tempat ke Kelurahan Manyaran, dan masih melanjutkan kegiatan peternakannya.
  • Tina bekerja di perusahaan HB Entertainment. Lalu, ia dipindahkan ke anak perusahaannya, tetapi masih dengan jabatan yang sama.
  • Salah satu murid dari SD B berpindah ke sekolah lain, tetapi dengan kelas yang sama.
  • Untuk mengisi kekosongan jabatan, seorang manajer di kantor cabang B pindah tugas ke kantor cabang lainnya.
  • Bu Nina baru saja melahirkan anak keduanya, akhirnya ia memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena ingin fokus mendidik anaknya.
  • Setelah menikah, seorang istri berpindah domisili dari Kota Salatiga ke Kota Surabaya karena mengikuti suaminya.
  • Salah satu warga di Semarang memutuskan untuk resign dari kantornya dan membuka usahanya sendiri.
  • Berkat kerja kerasnya, Mina berhasil terpilih mengikuti pertukaran pelajar ke Korea Selatan.

Dampak Mobilitas Sosial

Ketika mempelajari mobilitas sosial, kamu akan mengetahui dampak positif dan dampak negatifnya.

Berikut penjelasan lebih lanjutnya, mengenai dampak mobilitas sosial:

1. Dampak Positif 

Adanya mobilitas sosial akan berakibat adanya perubahan keadaan sosial, yakni pola pikir, gaya hidup, nilai, norma masyarakat, sehingga integrasi sosial masyarakat mengalami peningkatan.

Ketika individu mengalami mobilitas sosial, kehidupannya akan dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Akibatnya, mobilitas sosial mampu mempercepat perubahan sosial ke arah yang lebih baik.

Jadi, baik atau buruknya perubahan sosial juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitar, terutama lingkungan tempat tinggal.

2. Dampak Negatif 

Dampak negatif dari mobilitas sosial yaitu mampu memicu konflik antar masyarakat. Konflik tersebut seperti pertentangan antar individu/kelompok dan persaingan yang tidak sehat.

Konflik ini dipicu oleh keinginan seseorang untuk meraih kedudukan sosial yang lebih tinggi. 

Sebab, manusia tidak pernah merasa puas dan akan terus berusaha mendapatkan kedudukan sosial yang diinginkan.

Hal tersebut dapat mempengaruhi psikologis atau kesehatan mental, karena mereka merasa takut, cemas, dan gelisah yang berlebihan akan kedudukan yang dimiliki mereka atau orang lain.

Faktor yang Mendorong dan Menghambat Mobilitas Sosial

1. Faktor Pendorong Mobilitas Sosial

Terdapat 5 (lima) faktor yang mendorong terjadinya mobilitas sosial, antara lain status sosial, kondisi ekonomi, konteks politik, kebebasan berkomunikasi, dan porsi pekerjaan.

Untuk rincian masing-masing poin, baca penjelasannya di bawah ini:

a. Status Sosial

Semua manusia memiliki hak hierarkis untuk memilih atau mengubah status sosial yang diberikan sejak lahir. Namun, sangat tergantung pada sistem hierarki sosial yang ada di masyarakat.

Dalam sistem stratifikasi sosial terbuka, individu memiliki potensi besar untuk mobilitas sosial antar kelas.

Sehubungan dengan sistem tertutup, mobilitas sosial individu, meskipun sangat terbatas dan lambat, masih dimungkinkan.

Oleh karena itu, tujuan seseorang untuk mobilitas sosial didorong oleh keinginan untuk meningkatkan status sosial mereka di masyarakat.

b. Kondisi Ekonomi

Kondisi ekonomi yang buruk dapat meningkatkan mobilitas sosial. Mobilitas sosial disebabkan oleh sikap penolakan untuk menerima kondisi ekonomi yang dimiliki sebelumnya.

Selain itu, kondisi kerangka kerja yang tidak menguntungkan mungkin menguntungkan untuk migrasi horizontal, yaitu orang yang pindah ke daerah yang dianggap lebih layak secara ekonomi.

c. Konteks Politik

Konteks politik suatu masyarakat sangat dipengaruhi oleh dimensi lain, sehingga perubahan kebijakan politik memberikan peluang bagi mobilitas vertikal dan horizontal.

Kondisi damai memberikan rasa aman bagi masyarakat untuk melaksanakan mobilitas sosial secara geografis.

Di sisi lain, kekacauan dan perang menyebabkan penurunan kemakmuran dan kehancuran orang-orang dari semua lapisan masyarakat.

d. Kebebasan Berkomunikasi

Keterbatasan komunikasi antar anggota masyarakat menghambat mobilitas sosial. Komunikasi yang bebas dan efektif, di sisi lain, mengaburkan semua batasan antara anggota sosial masyarakat.

Hal ini mampu memicu mobilitas sosial.

e. Porsi Pekerjaan

Luasnya pergerakan dipengaruhi oleh luasnya pembagian kerja yang ada. Pembagian kerja mengacu pada spesialisasi jenis pekerjaan. Maka dari itu, profesional membutuhkan keterampilan khusus.

Semakin spesifik pekerjaan dalam masyarakat, semakin kecil kemungkinan individu berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain. Akibatnya, potensi mobilitas sosial berkurang.

2. Faktor Penghambat Mobilitas Sosial

Setidaknya, terdapat 3 (tiga) faktor yang mampu menghambat mobilitas sosial, yaitu:

a. Diskriminasi

Diskriminasi adalah pembedaan perlakuan terhadap sesama, karena adanya perbedaan suku, agama, ras, bangsa, dan lain sebagainya.

Nah, diskriminasi ini mampu menghambat mobilitas sosial, karena orang-orang dari golongan tertentu akan sulit dalam mengubah status sosialnya.

b. Kemiskinan

Faktor kedua yang menghambat mobilitas sosial yaitu kemiskinan.

Masyarakat yang mengalami kemiskinan akan sulit dalam mencapai status sosial tertentu. Salah satu hal yang menyebabkan kemiskinan yaitu rendahnya pendidikan.

Akibat pendidikan yang rendah, kualitas sumber daya manusia (SDM) pun juga ikut rendah. Hal itu menyebabkan kemampuan untuk bersaing mendapatkan pekerjaan menjadi terbatas.

c. Stereotip Gender

Hal ketiga yang mampu menghambat mobilitas sosial dalam contoh mobilitas sosial horizontal yakni adanya stereotip untuk membedakan posisi sosial dan karakteristik berdasarkan gender.

Misalnya, terdapat anggapan bahwa perempuan tidak perlu melanjutkan pendidikan hingga jenjang yang tinggi, karena akhirnya yang bekerja hanya suami.

Hal tersebut mampu menghalangi kesempatan individu dalam melakukan mobilitas sosial.

Nah, setelah membaca berbagai contoh mobilitas sosial horizontal berpindah peran di atas, apakah kamu mulai memahami topik mobilitas sosial dengan baik?

Mungkin tanpa disadari, kamu juga mengalami mobilitas sosial horizontal ini. Kini setelah paham, kamu akan lebih sadar bahwa ternyata banyak contoh mobilitas sosial yang terjadi sehari-hari.

FAQ

Apakah contoh mobilitas sosial vertikal?

Contoh mobilitas sosial vertikal: Pekerja yang mendapatkan gelar sarjana diangkat ke posisi yang lebih tinggi.

Apakah yang dimaksud mobilitas sosial secara horizontal dan berikan contohnya?

Mobilitas horizontal merupakan perpindahan status sosial individu/kelompok ke status sosial lain yang sederajat.

Apa saja contoh mobilitas vertikal ke bawah?

Contoh mobilitas vertikal ke bawah adalah staff pemerintahan dipecat karena melakukan tindak pidana korupsi dan seorang pengusaha yang bangkrut.

Apa contoh dari mobilitas sosial?

Seorang anak dari keluarga menengah ke bawah berhasil menyelesaikan pendidikan sarjana kemudian berprofesi sebagai dokter.

Apa saja contoh mobilitas horizontal?

Contoh mobilitas horizontal:
1. Kepala sekolah SMP B dipindah tugaskan menjadi kepala sekolah SMP B yang berbeda provinsi.
Adanya perpindahan masyarakat dari Desa Suka ke Desa Berkah.
2. Lala memutuskan untuk resign dan berpindah pekerjaan dengan posisi yang berbeda, karena ia tidak nyaman dengan tempat kerja yang sebelumnya.
3. Dina merupakan salah satu mahasiswa dari Universitas C. Ia mengikuti program pengabdian masyarakat dari desa satu ke desa lainnya yang masih dalam satu kecamatan.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta