Kumpulan Contoh Naskah Cerita Ludruk Jawa Timur Singkat dan Lucu
Jika kamu sedang mencari contoh naskah cerita ludruk singkat yang lucu, maka pada artikel ini kamu akan menemukan jawabannya.
Kumpulan Contoh Naskah Cerita Ludruk Jawa Timur Singkat dan Lucu – Berdasarkan keterangan yang berhasil dikumpulkan Mamikos yang dimaksud ludruk yaitu pertunjukan drama panggung yang dipentaskan dengan menggunakan ragam bahasa Jawa dialek Jawa Timuran.
Berbeda dengan ketoprak yang biasanya dipentaskan dengan tema kerajaan baik ketika masa islam maupun masa hindu-budha.
Kisah di Dalam Contoh Naskah Cerita Ludruk
Daftar Isi [hide]

Kisah yang dipentaskan dalam kesenian ludruk banyak mengambil tema kehidupan sehari-hari dan kadang-kadang mengambil tema perjuangan.
Tak ada yang tahu secara pasti sejak kapan ludruk dikenal masyarakat. Sebagian meyakini bahwa ludruk muncul pada masa pendudukan Jepang di Indonesia.
Beberapa orang ada yang meyakini bahwa ludruk sudah dikenal masyarakat Indonesia sejak abad-12, ludruk di masa ini disebut dengan nama ludruk bandan.
Namun, ludruk bandan ini berbeda dengan ludruk yang masih lestari hingga sekarang.
Ludruk bandan tidak termasuk pertunjukan drama. Tetapi, lebih mengarah pada pertunjukan kekuatan yang lebih mengarah pada ilmu magis seperti kekebalan.

Advertisement
Tema-tema perjuangan yang sering menghiasi pertunjukan ludruk ini tidak bisa dipisahkan dengan peristiwa-peristiwa di Indonesia yang mengiringi perjalanan ludruk.
Menurut beberapa sumber, di masa lalu pertunjukan ludruk difungsikan untuk memberikan hiburan kepada masyarakat Jawa Timur di masa penjajahan.
Meski demikian di dalam pementasan pertunjukan ludruk disisipi pesan-pesan yang dapat membakar semangat juang bagi para rakyat untuk bangkit melakukan perlawanan terhadap para penjajah.
Pembaharuan Ludruk

Salah satu pembaharu dalam kesenian ludruk adalah Gondo Durasim atau yang lebih terkenal dengan panggilan Cak Durasim.
Selain melakukan penggubahan terhadap tata cara pementasan ludruk. Dalam catatan James L. Peacock disebutkan pula bahwa Cak Durasim sukses memasukkan ide-ide perlawanan dan nasionalisme pada setiap pementasan ludruk.
Bahkan pada saat masa pendudukan Jepang, Cak Durasim menciptakan sebuah kidungan atau ungkapan yang melegenda dan masih dikenal hingga sekarang.
Ungkapan itu berbunyi, “Pagupon omahe dara, melok nipon tambah sara”. Terang saja ungkapan ini membuat berang pihak Jepang.
Bahkan, sampai tersiar kabar bahwa karena ungkapannya ini Cak Durasim disiksa hingga tewas oleh pihak Jepang.