4 Contoh Naskah Drama 6 Orang tentang Berbagai Tema Menarik
4 Contoh Naskah Drama 6 Orang tentang Berbagai Tema Menarik – Drama adalah seni panggung yang sebelum penampilan membutuhkan naskah sebagai pemandu pemain melakukan adegan akting.
Kali ini contoh seni panggung yang diperankan oleh 6 orang dengan berbagai tema berbeda dan akhirnya memberikan amanat tersirat.
Mamikos akan langsung masuk ke contoh, kamu bisa menyimaknya dengan baik dan menerapkan teorinya secara tepat pada naskah sendiri.
Contoh Naskah Drama 6 Orang
Daftar Isi
Daftar Isi
Berikut ada beberapa contoh naskah dengan jumlah 6 orang dengan tema menarik. Di antaranya adalah sebagai berikut ini.
1. Naskah Drama Tema Horor
Diceritakan dalam contoh naskah drama 6 orang ini, suatu malam ada tiga orang anak himpunan atau semacam perkumpulan mahasiswa jurusan. Mereka adalah Arman, Bono, dan Cepi. Mereka sedang menginap di kampus.
Malam hari saat ketiganya berada di sekretariat kampus, hawa lapar terjadi begitu kuat.
Di saat bersamaan terdengar pedagang cuanki lewat. Tanpa pikir panjang, mereka akhirnya memutuskan untuk mengambil mangkuk.
Arman: Bang, beli!
Bono dan Cepi yang kelaparan langsung bertanya,
Bono dan Cepi: Mau beli apaan?
Arman: Cuanki, di depan.
Awalnya biasa, Bono sama Cepi juga buru-buru mengeluarkan uang untuk membeli cuanki itu. Tapi, lama-lama si Arman ini kayak sadar akan sesuatu…
Sejenak dia mematung, terus nanya sama Bono dan Cepi,
Arman: Bon, Cep. Ini kita di sekre, kan? Arman nanya sambil gelagatnya udah mulai mencurigakan.
Buat kalian yang ga tau apa itu sekre, jadi sekre adalah sekretariat. Kalo di kampus, sekre ini biasanya satu ruangan tempat himpunan atau semacam organisasi setiap jurusan fakultas.
Jadi, si Arman, Bono, Cepi ini lagi sedang menginap di sekretariat jurusan mereka.
Penasaran, ada apa di balik pertanyaan Arman dalam contoh naskah drama 6 orang ini? Mendengar pertanyaan si Arman, Bono ini langsung spontan jawab sambil masih nyari dompet…
Bono: Iya, bener di sekree…
Tapi, perlahan jawaban Bono ini menggantung dan mereka bertiga malah jadi tatap-tatapan satu sama lain. Arman yang sudah sadar, tiba-tiba pergi ke jendela dan liat di luar sekre ini ada apa sebenarnya.
Dan ternyata…
Abang Cuanki: Jadi beli, A?
Betapa kagetnya Bono dalam contoh naskah drama 6 orang karena melihat pedagang cuanki itu melayang tidak menapaki tanah. Tangannya melambai-lambai seolah mengajak Bono ke suatu tempat. Dalam hitungan detik, Bono pingsan seketika.
Arman dan Cepi yang panik akhirnya mencoba menghubungi teman-temannya, Dodi dan Asep yang rumahnya terdekat dari kampus. Tidak berapa lama kemudian Dodi dan Asep datang sambil membawa sebotol air.
Cepi: Apa itu, Sep? Air rukiyah?
Asep: Bukan, ini tadi beli di warung deket kampus, aku aus.
Cepi: Oh, kirain air buat nyembur si Bono…
Dodi bergegas menghampiri Bono dan bertanya pada Arman
Dodi: Kenapa bisa pingsan, Man?
Arman: Tadi aku liat ada tukang cuanki jualan, Dod. Tapi dipikir lagi gak mungkin tukang cuanki jualan di depan lantai dua. Pas si Bono mastiin, eh, dia langsung pingsan.
Dodi: Haduh, bahaya ini mah, abis liat ririwa si Bono.
Tiba-tiba, dalam contoh naskah drama 6 orang ini Asep mencipratkan air di tangannya kepada Bono sambil sesekali menepuk pipi Bono.
Asep: Bon, Bon, bangun, Bon. Ieu urang mawa lotek!
Bono bangun seketika dan menyambar lotek di tangan Asep dengan cepat.
Cepi: Eh, ai maneh, bohongan pingsan, teh?
Bono: Nyaan, CVep. Ngan lapar!
Singkat cerita, mereka menyantap makanan yang dibawa Asep dan Dodi bersama-sama. Bono meminta jendela yang menghadap keluar ditutup, mereka menurutinya dan tidak pergi kemana-mana sampai subuh tiba.
2. Naskah Drama Tema Percintaan
Lanjut ke contoh naskah drama 6 orang kedua, kali ini bertema percintaan yang abadi dalam sebuah pernikahan. Tokohnya ada enam orang, detailnya kamu bisa melihat kisah mereka di sini!
Kali ini penceritaannya agak unik karena mengambil dua latar berbeda. Kru panggung harus bersiap menata panggung dengan seapik mungkin. Satu babak tentang Boy di masa kecil yang masih duduk di bangku kelas 2 SMA dan sering memandangi anak kelas 1 SD.
Adik Kecil: Di sini senang, di sana senang. Di mana-mana hatiku senang…
Dan selalu lagu itu yang aku dengar ketika bis sekolahmu meninggalkan asap di depan rumahmu.
Mamah Boy: Boy…
Boy: Iya, mam. Ini aku berangkat. Assalammualaikum…
Kali ini gantian knalpot motorku yang meninggalkan asap. Di depan rumahku yang tepat berhadapan dengan rumahmu.
Itulah rasa cinta di pagi hari yang selalu aku rasakan. Dan selalu terulang di pagi-pagi berikutnya.
***
Keunikan contoh naskah drama 6 orang semakin tampak di sini. Kali ini latar tempat tetap sama, namun suasananya sudah berbeda. Tepat di depan teras rumahnya, Boy memperhatikan rumah di depannya.
Perbedaannya sekarang Boy sudah tua, sudah memiliki istri dan dua orang anak. Jika dulu Boy memperhatikan anak SD di depannya, sekarang Boy memiliki anak-anak yang sudah berkuliah dan beranjak SMA.
Keenan (Anak kedua Boy): Yah, aku berangkat, ya. Assalammualaikum.
Kinanti (Anak pertama Boy): Aku juga ya, Yah. Assalammualaikum.
Keduanya berangkat setelah menyalami Boy. Keenan berangkat dengan motornya, sementara Kinanti sudah memesan ojek online menuju kampusnya.
Dari dalam rumah, datang sebuah suara yang akan menjadi plot twist dalam contoh naskah drama 6 orang ini. Siapakah dia? Apakah Boy menikahi anak SD sekian tahun lalu?
Istri Boy: Kak… mau tambah tehnya?
Boy: Gak usah, Dek. Di sini saja duduk bersama Kakak. Kita saksikan pagi bersama-sama.
Istri Boy: Apa yang Kakak lihat dari pagi?, pagi selalu sama…
Boy: Justru itu. Karena pagi selalu sama, maka kita akan dapat melihat betapa pagi sangat patuh pada siapa seharusnya ia patuh.
Istri Boy: Lalu, apa yang menarik? Dari dulu hingga sekarang Kakak selalu enggan melewatkan pagi.
Boy: Karena pagi menyimpan kenangan. Dan pagi adalah waktu yang mencatat kita hingga kita sampai pada pagi hari ini.
Istri Boy: Ouh… aku rasa aku sudah terlalu tua untuk berpikir apa yang Kakak ucapkan. Baiklah, lebih baik aku memasak air untuk mengisi termos. Jika Kakak ingin sesuatu, aku ada di dapur.
Istriku selalu begitu. Menyudahi pembicaraan tentang pagi dengan entah. Tetapi jangan pernah berpikir bahwa dia tidak paham apa yang aku maksudkan. Bahkan dia lebih paham dariku. Karena dia yang membawakan pagi untukku.
Kebanyakan dalam contoh naskah drama 6 orang ini memang merupakan narasi dari sosok Boy. Jadi, mesti ada narator juga di balik panggung untuk mendukung keberlangsungan setiap adegan.
***
Latar tempat masih di tempat semula, namun kali ini dalam contoh naskah drama 6 orang kembali mengambil waktu lampau.
Mamah: Boy!
Boy: Iya, mam…
Mamah: Boy, dia masih kelas 1 SD…
Yang pertama kali aku lakukan adalah menatap mamah dengan mata terbelalak sepenuhnya dan menggembungkan kedua sisi pipiku untuk menahan sesuatu. Cerita dalam contoh naskah drama 6 orang ini Mamah Boy khawatir Boy menjadi pedofil.
Boy: Hahaha…
Tawa. Sontak aku tertawa lepas saat mamah berkata demikian.
Boy: Siapa yang bilang dia udah SMA, mah? Berangkat ya. Assalamualaikum…
Dan dari spion motorku aku dapat melihat mamah menggeleng beberapa kali dengan wajah cemas. Ya, katakanlah demikian. Sementara aku selalu ingin tertawa lepas mengingat wajah mamah.
Dalam contoh naskah drama 6 orang ini hampir memasuki penyelesaian dan menjawab teka-teki yang dikhawatirkan Mamah Boy.
Boy: Hello adik manis…
Awalnya kamu mengambil langkah mundur. Berhati-hati pada orang baru yang mengajakmu berbicara. Ah, bagaimana bisa selama bertahun-tahun kita bertetangga baru kali ini aku mengenalkan diri.
Boy: Eh, jangan takut… kakak tinggal di depan sana…
Adik kecil: Kakak…
Belum selesai aku mengajakmu berbicara, kamu sudah memanggil kakakmu. Seolah benar saja aku ini berbahaya.
Dan aku dapat melihat kakakmu bergegas keluar dari rumah karena teriakanmu itu.
Mira (Istri Boy): Kenapa dek? Kamu jatoh?
Dan kamu berlari ke arahnya. Bersembunyi di balik tubuh kakakmu.
Mira (Istri Boy): Maaf, ada apa ya, Mas?
Boy: Eh ini, saya tetangga depan rumah kalian, cuma mau kenalan kok… tapi kayaknya adik mba ini takut…
Mira: Oh… hahaha
Kala itu aku ingin menghentikan waktu, berhenti saat aku mampu menikmati tawamu.
Boy: Saya Boy…
Mira: Oh, saya Mira, mas. Maafkan adik saya, dia pemalu…
Sore itu kita menukar tawa.
***
Dalam contoh naskah drama 6 orang ini, kembali lagi ke latar situasi ketika Boy sudah tua dan sedang duduk di beranda rumahnya. Kali ini pasti kamu sudah bisa menjawab siapa istri Boy, ya, kakak dari anak SD yang selalu Boy perhatikan.
Boy: Dek Mira…
Mira (Istri Boy): Iya, kak…
Akhir dari contoh naskah drama 6 orang adalah Boy menikahi Mira karena sejak awal sebenarnya memang Mira yang Boy perhatikan. Mira selalu keluar rumah mengantarkan adiknya pergi ke sekolah. Saat Boy kelas 2 SMA, Mira duduk di bangku kelas 2 SMP.
3. Naskah Drama Tema Tanggung Jawab
Lanjut lagi ke contoh naskah drama 6 orang berikutnya, kali ini temanya tentang keluarga. Tapi, serunya dalam naskah ini diceritakan tokoh dalam bentuk manusia sebanyak tiga orang, ayah, ibu, dan adik serta sehelai handuk tiga buah, handuk ayah, handuk ibu, dan handuk adik.
Tantangan dalam pementasan drama ini adalah pemeran dan kru panggung harus bisa menginterpretasikan pesan dengan baik. Awal cerita, ketiga handuk itu tergantung secara rapi di depan kamar mandi.
Senin pagi
Ibu: Yah… ayo mandi dulu, keburu adik bangun, nanti berebutan loh.
Ayah: Iya, Bu. Suaranya menyahut dari jauh karena ayah baru keluar kamar selepas shalat Subuh
Terdapat beberapa adegan dalam contoh naskah drama 6 orang bagian ini. Ayah mengambil handuk di depan kamar mandi dan segera memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri.
Sementara ibu memasak menyiapkan sarapan sebelum adik bangun. Tidak lama kemudian, adik bangun dan segera bergegas menghampiri ibu.
Adik: Ibu…
Ibu: Eh, sudah bangun? Ambil wudhu dulu, shalat subuh lalu mandi, ya…
Adik mengangguk dan kembali ke kamar untuk melaksanakan shalat subuh.
Beberapa menit kemudian ayah sudah selesai mandi sementara adik segera memasuki kamar mandi untuk bersiap pergi ke sekolah. Adik selalu lupa membawa handuknya. Dalam contoh naskah drama 6 orang ini, kamu akan menyaksikan percakapan para handuk.
Handuk ayah: Wah, segar sekali rasanya habis mandi!
Handuk adik: Huft, kenapa adik selalu lupa membawaku bersamanya?
Handuk ayah dan handuk ibu: Hahaha sabar ya…
Handuk ibu: Ibu juga selalu mandi lebih akhir, saat ayah dan adik sudah berangkat, aku baru mandi juga, deh. Jadi aku selalu paling bau diantara kalian.
Handuk ayah dan handuk adik: Hahaha sabar ya…
Sudah menjadi kebiasaan adik, ketika mandinya sudah selesai, dia akan tersadar belum membawa handuk bersamanya. Akhirnya, adik selalu berteriak meminta tolong kepada ibu. Sikap adik akan menjadi pemicu klimaks di dalam contoh naskah drama 6 orang ini.
Adik: Ibuuuu…
Ibu: Iyaaaa?
Adik: Adik lupa bawa handuk!
Ibu: Adik, kebiasaan, deh…
Ibu dengan cepat mengambil handuk adik dan menyerahkannya kepada adik. Adik segera membalut dirinya dengan handuk dan bergegas ke kamar untuk berganti pakaian.
Namun, seperti sudah menjadi kebiasaan adik juga ia selalu lupa menyimpan handuk ke tempatnya.
Handuk adik tersimpan begitu saja di atas kasur sampai ibu menyadarinya saat membersihkan kamar nanti.
Singkat cerita, ayah dan adik berangkat masing-masing, tinggal ibu yang tinggal di rumah dan berniat beres-beres rumah.
Latar tempat dalam contoh naskah drama 6 orang bergeser ke kamar adik. Ketika memasuki kamar adik, ibu melihat berantakannya kamar adik dan sehelai handuk tergeletak begitu saja di kasur.
Ibu: Astaga, Adik… kebiasaan, deh, gak pernah simpan handuk di tempat semula. Jadi lembab gini, kan. bau…
Handuk adik: Huhuhu… Ibu… aku akan flu kalau setiap hari adik begini…
Ya, tentu saja dialog Handuk adik dalam contoh naskah drama 6 orang tidak akan bisa terdengar oleh ibu. Namun, sebagai pemain perlu penghayatan untuk memerankannya dengan baik.
Singkat cerita, ibu membawa handuk adik ke tempatnya semula. Selesai beres-beres rumah, ibu akhirnya mandi dan tentunya selesai mandi, ibu tidak seperti adik yang lupa menyimpan kembali handuknya.
Handuk ibu: Ah, segarnya selesai mandi.
Handuk adik: Hatchi!
Handuk ayah dan Handuk ibu: Alhamdulillah. Waduh, kamu flu?
Handuk adik: Huhu, iya sepertinya. Adik selalu lupa menyimpan aku kembali ke tempat semua. Bulu-bulu handukku selalu basah…
Handuk ibu: Wah… kalau begitu kamu harus dijemur di bawah sinar matahari.
Handuk adik: Iya…
Sore hari tiba, adik sudah pulang dari sekolah dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Kali ini diceritakan dalam contoh naskah drama 6 orang, adik tidak lupa untuk membawa handuknya. Akan tetapi, setelah menyentuh handuk, adik justru berteriak kepada ibu…
Adik: Ibu…
Ibu: Iya, kenapa, Dik?
Adik: Bu, handuk adik basah sekali… badan adik gak bisa kering kalau handuknya basah.
Ibu: Hm, ibu sengaja simpan handuk adik di sini. Adik selalu lupa simpan handuk ke tempatnya, jadi selalu lembab dan bau. Kalau begini terus, adik bisa-bisa mandi tanpa handuk.
Adik: Huh, ibu. Masa, adik mandi gak pakai handuk, mana bisa kering?
Ibu: Nah, makanya. Kalau adik mau handuk adik selalu kering, jangan lupa simpan kembali ke tempatnya.
Adik: Iya, deh, Bu. Maafin adik, ya, Bu.
Ibu: Oke, gak apa. Tapi kalau diulangi lagi, adik sendiri yang cuci handuknya ya?
Adik mengangguk, handuk adik akhirnya masuk mesin cuci untuk dibersihkan dan dijemur di bawah sinar matahari. Adik menggunakan handuk lain, di hari-hari berikutnya, adik tidak lagi lupa membawa dan menyimpan kembali handuknya.
Dari contoh naskah drama 6 orang ini alurnya cukup unik karena menggunakan benda mati sebagai tokoh. Jika ingin suasana berbeda, kamu juga bisa menerapkan cara ini kepada naskah buatanmu.
4. Naskah Drama Tema Pemimpin
Kali ini contoh naskah drama 6 orang tentang pemilihan seorang pemimpin dari ras minoritas di Indonesia. Ketegangan menjelang hari pemilihan akan terbaca jelas, meskipun hanya disampaikan melalui dialog.
Mira selalu mendengarkan berita yang hampir setiap hari berulang di televisi. Ketika bangun untuk mengambil air wudu saat subuh, Ibunya sudah menyalakan televisi dengan pemberitaan yang itu-itu lagi.
Mira: Kenapa sih, Bu, orang-orang ga suka kalau pemimpin kita bukan Islam?
Ibu: Mungkin karena mayoritas masyarakat kita Muslim, Nak. Khawatir kalau yang mimpin bukan Islam, gak sesuai sama harapan rakyat.
Aldo (Kakak pertama Mira): Halah, yang Islam aja belum tentu sesuai, Bu. Agama buat identitas aja kok ribet.
Ayah: Hush!
Melly (Kakak kedua Mira): Tapi yang dibilang Aldo bener, loh, Bu. Liat aja, pas beliau jadi wakil gubernur, ikut kerja, kok, keliatan. Malah programnya bagus-bagus.
Ayah: Hush!
Mira: Ayah ini apa sih, hush hush terus dari tadi?
Ayah: Itu, loh, adik ngalangin. Dik, geser, dik!
Valdo, adik bungkus dari Mira, Melly, dan Aldo yang sejak tadi berdiri di depan tv akhirnya bergerak ke pinggir, duduk bersama ketiga kakak dan kedua orang tuanya. Ternyata dalam contoh naskah drama 6 orang ini, ayah bermaksud menyuruh Valdo minggir.
Valdo: Bu, ganti, Bu. Adik mau nonton kartun aja. Ini ga seru!
Ibu meraih remot dan mengganti siaran televisi menjadi tayangan kartun.
Mira: Yah, tapi menurut ayah, gimana tentang berita tadi? Masa kita gak boleh milih pemimpin beda agama, Yah? Katanya toleransi.
Ayah menarik nafas sejenak dan membenarkan posisi duduk.
Ayah: Ayah pribadi tidak masalah siapa yang memimpin kita, asalkan paham tanggung jawab sebagai pemimpin itu seperti apa. Tapi, orang-orang juga punya alasan kenapa memilih hal berseberangan dengan kita, dengan kamu, Mir, misalnya.
Melly: Jadi, Ayah sependapat sama kami bertiga, dong tentang pemilihan pemimpin bukan Islam tadi?
Ayah: Ayah sepakat sama hati nurani. Ayah menghargai pendapat dan pilihan kalian. Orang kalian sudah besar, kok, mana bisa Ayah paksa-paksa.
Aldo: Wah, ada bahan kita sekeluarga milih satu pemimpin yang sama, nih hahaha
Ibu: Hush, pilihan itu menurut hati. Ayah dan Ibu gak akan pernah paksa kalian. Ayah dan Ibu juga gak akan bertanya, kalian pilih siapa. Pilihlah tanpa keterpaksaan.
Ayah: Benar, biarlah itu menjadi urusan kepercayaan kita pribadi. Sisanya ya kita jalankan kehidupan seperti biasa saja. Mendengar percakapan orang tua dan kakak-kakaknya, dalam contoh naskah drama 6 orang ini Valdo merasa bingung…
Valdo: Pilih apa, Yah?
Ayah: Pilih ibu atau ayah, hayoh… lebih sayang siapa?
Semua orang tertawa, termasuk Valdo. Hari itu, suasana rumah selalu hangat seperti biasanya karena seorang pemimpin, seorang ayah yang berbijaksana menghargai keputusan setiap anggota keluarganya.
Tuntas semua contoh skrip yang bisa dijadikan inspirasi di atas. Dari berbagai contoh naskah drama 6 orang tersebut, kamu bisa menjadikannya referensi untuk menuliskan naskah versi sendiri.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: