Contoh Teks Anekdot Singkat dan Analisisnya Lengkap, Yuk Pelajari!

Contoh teks anekdot singkat dan analisisnya sering digunakan untuk mengangkat fenomena atau isu-isu sosial di sekitar. Simak penjelasannya di sini.

25 Agustus 2024 Fajar Laksana

Contoh Teks Anekdot 6 – Bolos Karena Rapat

Contoh teks anekdot singkat dan analisisnya tentang bolos karena rapat.

Di hari Senin yang cerah, Bobi bertemu dengan guru Bahasa Indonesianya, Bu Lina. Mereka sedang berbincang ringan di depan ruang guru.

Bu Lina : “Halo Bobi, rasanya Bapak lama tidak berjuma denganmu!”

Bobi : “Hehehe halo pak, selamat pagi.”

Bu Lina : “Bobi, Bobi, kamu ini kemana kok terlalu sering bolos. Nanti susah naik kelas loh.”

Bobi : “Yah bagaimana dong bu, Ibu nggak bilang kalau mau masuk kelas saya.”

Bu Lina : “Maksudnya gimana Bobi? Kan sudah ada jadwalnya.”

Bobi : “Abisnya waktu saya masuk, Ibu izin rapat terus katanya akhirnya jam kosong. Giliran saya bolos, Ibu malah masuk. Jadi kapan saya bisa belajarnya bu?”

Analisis:

Teks anekdot tentang bolos karena rapat di atas dapat digunakan untuk menyindir 2 pihak.

Pertama adalah murid karena gemar bolos, kedua adalah guru yang gampang membiarkan kelasnya jam kosong dengan alasan rapat.

Namun dalam teks anekdot tersebut lebih menonjolkan aktivitas para pengajar yang sering meninggalkan kelas pelajaran.

Jika begini, maka murid susah untuk menyesuaikan materi yang harus dipelajarinya.

Contoh Teks Anekdot 7 – Cita-cita Mulia

Contoh teks anekdot singkat dan analisisnya tentang cita-cita mulia.

Seorang ayah dengan anaknya yang masih SD sedang berbincang-bincang di atas motor. Sambol menunggu lampu merah selesai, ayah bertanya tentang cita-cita anaknya.

Ayah : “Kak, kalau besok sudah besar, kakak mau jadi apa?”

Kakak : “Kakak pengen jadi anggota DPR yah!”

Ayah : “Kenapa kakak ingin jadi anggota DPR?”

Kakak : “Biar kakak kecipratan uang haram yah dan bisa cepat kaya!”

Ayah : “Haduh kak ada-ada saja. Memangnya kamu nggak punya cita-cita lain?”

Kakak : “Ada yah, kakak ingin jadi presiden!”

Ayah : “Kalau yang ini, kenapa kakak pengen jadi presiden?”

Kakak : “Biar kakak bisa bubarin DPR yah!”

Analisis:

Mengaku sebagai wakil rakyat, namun nyatanya ketika sudah mendapatkan bangku DPR malah memikirkan harta kekayaannya sendiri.

Tidak heran jika banyak masyarakat menceletukkan istilah “bubarin ajalah itu DPR!”

Close