Contoh Teks Anekdot beserta Strukturnya, Kaidah Kebahasaan & Cara Membuatnya

Contoh Teks Anekdot beserta Strukturnya, Kaidah Kebahasaan & Cara Membuatnya – Saat mengalami kondisi lucu, menuangkannya menjadi sebuah anekdot sepertinya menyenangkan.

Apalagi jika Anda bisa membuatnya sendiri dengan berpedoman pada contoh teks anekdot beserta strukturnya yang baik dan benar.

Secara umum, teks jenis anekdot merupakan bentuk salah satu cerita kategori singkat yang intinya lucu, namun dibuat dengan maksud mengkritik. Yuk, simak ulasan lengkapnya di bawah ini!

Contoh Teks Anekdot beserta Strukturnya

feedough from Getty Images

Kaidah Kebahasaan Anekdot

Untuk membuat sebuah anekdot, ada kaidah bahasa yang harus dipenuhi agar tidak melenceng dari definisi dari cerita tersebut. Berikut ini beberapa kaidah kebahasaan, yang melekat pada sebuah anekdot.

Kaidah kebahasaan ini, akan menjadi pembeda utamanya dengan karya tulis lainnya. Jadi, kalau Anda ingin membuatnya, maka hal pertama yang perlu dilakukan tentu memahami kaidah tersebut.

1. Mengurutkan Kejadian Menurut Waktu Kejadian

Ada daftar kejadian yang diurutkan berdasarkan kapan terjadinya, sehingga memudahkan pembaca untuk memahami jalan cerita yang ingin ditampilkan.

2. Menggunakan Keterangan untuk Waktu Lampau

Biasanya merupakan cerita yang sudah terjadi sebelumnya, seperti “Bulan lalu, Bapak A dan B bertemu di kantor C”

3. Menggunakan Kata Sifat, Majemuk, dan Benda

Ada penggunaan berbagai jenis kata dalam cerita teks anekdot ini, penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan cerita dan apa yang ingin disampaikan.

4. Ada Kata Penghubung

Antar kalimat, sering menggunakan kata penghubung untuk membuat sebuah kesatuan cerita yang sesuai tema dan tujuan pembuatannya.

5. Pertanyaan Retorik

Untuk membuat pembaca lebih tertarik, maka penggunaan pertanyaan yang tak butuh jawaban juga menjadi salah satu kaidahnya. Biasa juga disebut dengan pertanyaan retorik. Contohnya saja “Apakah orang mati punya kesempatan untuk hidup lagi?”

6. Gaya Bahasa Metafora

Kebanyakan anekdot juga menggunakan bahasa metafora, yang menyebutkan kata-kata kiasan tanpa membandingkan antara satu dengan yang lainnya, seperti “Jangan sampai tertipu buaya darat”

7. Bahasa Informal

Penggunaan gaya bahasa informal juga menjadi bagian dari kaidah kebahasaan saat membuat sebuah anekdot. 

Fungsinya agar siapapun yang membaca bisa merasa dekat dan akrab dengan cerita, tanpa dibatasi kekakuan dalam penggunaan istilah maupun pola bahasa.

8. Perpaduan Fakta

Memadukan fakta yang berkaitan dengan tema anekdot yang digunakan, alhasil cerita jadi lebih update dan mudah dipercaya oleh pembaca. Tentunya, dalam konteks bercanda maupun sindiran halus. 

Struktur Teks Anekdot

Setiap karya tulis maupun teks, memiliki struktur penulisannya sendiri termasuk anekdot. Ketika Anda membuat contoh teks anekdot beserta strukturnya, maka hasilnya akan lebih sempurna. Seperti apa strukturnya?

1. Abstraksi

Yaitu bagian yang letaknya ada di bagian awal sebuah paragraf anekdot, isinya adalah gambaran umum tentang apa yang ingin disampaikan dari cerita tersebut.

Penjabaran dalam abstraksi biasanya meliputi keseluruhan cerita dalam bentuk singkat.

2. Orientasi

Merupakan penjelasan kondisi pada awal sebuah cerita anekdot, misalnya menggambarkan dimana lokasi percakapan tokoh dalam cerita. Bisa juga sebuah ilustrasi kondisi saat sebuah kejadian akan terealisasi.

3. Event

Yaitu sebuah penjelasan terhadap susunan sebuah peristiwa yang dijelaskan pada teks tersebut. 

4. Krisis

Pada bagian ini sudah menjadi puncak dari pembahasan topik cerita, dimana pembahasan sudah mencapai klimaks antara semua karakter yang berperan.

5. Reaksi

Bagian reaksi sangat penting karena menjadi titik balik dari inti masalah yang dijelaskan. 

Dapat juga disebut sebagai upaya untuk memecahkan masalah pada cerita, sehingga dijadikan solusi yang akan membuat pembaca memahami dan bisa mengambil hikmahnya.

6. Koda

Perubahan yang terjadi setelah solusi disampaikan. Misalnya ketika pemeran utama menjelaskan plesetan dari sebuah istilah yang selama ini banyak dipakai orang, untuk menunjukkan sisi lucu dari cerita.

7. Reorientasi

Merupakan bagian paling akhir dari rangkaian cerita sebuah anekdot. Bisa berupa sikap akhir dari para pemerannya, hingga situasi terakhir yang terjadi di akhir cerita. Misalnya “Andi geleng-geleng kepala”.

Ciri dari Teks Anekdot

Sangat mudah untuk menentukan apakah sebuah teks masuk kategori anekdot atau tidak. Salah satunya, dengan melihat apakah cerita tersebut memiliki ciri-ciri sebagai berikut atau tidak.

  1. Pertama, yaitu karakter utama yang ditonjolkan pada cerita tersebut adalah sosok humoris, yang akan memberikan informasi utama termasuk kelakar dan candaan mengkritik.
  2. Kedua, cerita ini berisi sindiran yang ditujukan kepada seseorang, kelompok, atau kondisi tertentu yang memang ada pada kehidupan nyata.
  3. Ketiga, menampilkan karakter dari sisi manusia dan juga hewan sebagai dua kubu yang biasanya bertolak belakang.
  4. Keempat, tujuannya jelas untuk satu pihak yang ingin disindir, baik itu perbuatannya hingga karakter utama yang dimiliki pihak tersebut.
  5. Kelima, alur cerita mengusung realita yang jelas dan bukan sekedar cerita fiksi belaka. Kebanyakan sudah sangat familiar di tengah masyarakat.
  6. Keenam, ada unsur lucu dalam teks tersebut sebagai penjabaran pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca.

Cara Membuat Anekdot

Untuk membuat sebuah teks anekdot, ada langkah-langkah perlu dilakukan agar teks yang dibuat benar-benar sesuai dengan kaidah penulisan yang benar.

Selain itu, nantinya anekdot yang dihasilkan enak dibaca dan menarik.

1. Penentuan Topik

Sama halnya dengan karya tulis lainnya, anekdot juga dibuat ketika sudah ada sebuah topik yang akan dibahas. Penentuan topik yang tepat, akan membuat penyajian cerita jadi lebih memiliki alur yang jelas.

Penentuan ini bisa dilakukan berdasarkan pengamatan pada fenomena yang terjadi saat ini di tengah masyarakat.

Dapat juga dari pengalaman pribadi dari penulis atau saran dari berbagai pihak, yang nantinya dituangkan dalam sebuah cerita.

2. Cari Referensi

Saat ini referensi tidak lagi sekedar buku, Anda bisa memperluas referensi dari berbagai sumber. Seperti situs-situs berita dan informasi kekinian, media sosial, hingga cerita-cerita dari mulut ke mulut yang Anda terima.

Selain itu, referensi dari sebuah imajinasi juga bisa dituangkan menjadi sebuah anekdot.

Begitu juga dengan observasi yang dilakukan untuk mendapatkan sebuah ide menarik, untuk nantinya dijadikan tema yang dibahas.

3. Apa Pesan yang Ingin Diungkapkan?

Setiap topik, akan memiliki sebuah pesan untuk disampaikan. Pesan bisa bersifat lugas dan langsung dijabarkan tersurat pada teks atau biasa disebut pesan eksplisit.

Bisa juga berupa pesan melalui kata kiasan yang tersirat pada cerita tersebut, biasa juga disebut pesan implisit.

Contoh eksplisit adalah “Uang itu bisa membuat orang lupa kodratnya, bahkan sampai melakukan hal yang dilarang”.

4. Poin Lucu yang Dimasukkan

Biasanya untuk point lucu yang disampaikan, akan sedikit menyindir sebuah kondisi atau kebijakan dan lainnya. Namun, ketika dibaca menjadi lucu sehingga orang tertawa ketika membaca bagian lucu tersebut.

Contohnya “Uang itu, seperti permen tangkai yang manis tapi kalau sudah tinggal tangkainya saja dapat berubah fungsi jadi tusuk gigi”.

5. Alur Cerita Sesuai Struktur

Alur cerita yang dijabarkan dalam sebuah teks anekdot, harus sesuai dengan struktur baku dari pembuatan cerita singkat tersebut. Mulai dari bagian abstraksi sampai reorientasi, semua harus ada dan jelas tergambar.

Jangan sampai dibolak balik karena bisa membingungkan siapapun yang nanti membaca, bahkan bisa membuat pesan yang ingin disampaikan tidak sesuai harapan.

6. Editing Teks

Jika semua unsur di atas sudah Anda penuhi, maka langkah selanjutnya adalah melakukan editing dari teks yang sudah dibuat.

Fungsinya adalah untuk memastikan semua alur cerita sesuai tema dan struktur.

Selain itu, juga sesuai dengan kaidah kebahasaan dan tidak bertele-tele, karena bisa berujung sulitnya cerita dimengerti apalagi dijadikan lelucon renyah.

Anda bisa membaca teks yang sudah dibuat, kemudian coba resapi semua kata demi kata apakah sudah sesuai.

Jika belum tentu perlu sedikit perubahan penggunaan kata, ungkapan, serta komponen lainnya dalam cerita.

7. Endapkan Sejenak

Mau hasil yang lebih maksimal? Coba Anda diamkan terlebih dahulu teks yang sudah dibuat dan diedit sebelumnya. Bacalah kembali setelah beberapa jam, apakah masih terdapat kekurangan atau tidak.

Mengendapkannya sejenak, akan membuat pikiran Anda kembali fresh dan bisa melihat sebuah teks dari sudut pandang yang netral.

Contoh Teks Anekdot beserta Strukturnya

Agar Anda lebih paham seperti apa sebenarnya teks anekdot tersebut, berikut ini contoh teks anekdot beserta strukturnya. Jika sudah mengerti, maka akan lebih mudah untuk membuatnya dengan versi Anda sendiri.

1. Insomnia

Pada suatu sore, di kompleks perumahan A terjadi percakapan yang seru antara bapak-bapak yang sedang duduk di pos ronda.

Kali ini, topik pembahasanya adalah seputar laundry yang baru buka di kawasan tersebut.

  • Bapak A: “Bapak-bapak sudah tahu belum kalau di Laundry baru depan gang itu orang sering dapat baju baru.”
  • Bapak B: “Iya, katanya ada yang dapat celana jeans dan jaket kulit. Saya juga mau coba nyuci pakaian disana, siapa tahu dapat pakaian kerja, lumayan untuk menambah stok pakaian kantor.”
  • Bapak A: “Lha gimana tidak dapat baju baru, wong yang punya laundry itu saja punya penyakit lupa ingatan. Makanya baju orang sering tertukar, bukan dikasih baju baru pak!”
  • Bapak B: “Walaaah, kirain beneran.” 

Bapak A dan semua yang ada di sana tertawa mendengar Bapak B yang kebingungan dan malu.

Strukturnya adalah:

Abstraksi: Pada suatu sore, di kompleks perumahan A

Orientasi: Topik pembahasanya adalah seputar laundry yang baru buka di kawasan tersebut

Krisis: Bapak A: “Bapak-bapak sudah tahu belum kalau di Laundry baru depan gang itu orang sering dapat baju baru.”

Reaksi: Bapak B: “Iya, katanya ada yang dapat celana jeans dan jaket kulit. Saya juga mau coba nyuci pakaian di sana, siapa tahu dapat pakaian kerja, lumayan untuk menambah stok pakaian kantor.”

Koda: Bapak A: “Lha gimana tidak dapat baju baru, wong yang punya laundry itu saja punya penyakit lupa ingatan. Makanya baju orang sering tertukar, bukan dikasih baju baru pak!”

Reorientasi: Bapak A dan semua yang ada disana tertawa mendengar Bapak B yang kebingungan dan malu.

Jenis Anekdot

Banyak jenis cerita kategori anekdot yang bisa ditemukan, baik di surat kabar maupun buku-buku khusus anekdot. Jenisnya juga sangat bervariasi, tergantung dari topik yang disampaikan di dalam cerita tersebut.

Ada jenis yang berhubungan dengan politik, sosial, lingkungan, agama, kehidupan ekonomi. Kemudian jenis yang berkaitan dengan karakter buruk seseorang, sehingga perlu disindir melalui sebuah cerita. 

Siapa tahu, ketika si orang tersebut membaca bisa tersadar bahwa apa yang dilakukannya itu salah. 

Penasaran untuk membuat sebuah contoh teks anekdot beserta strukturnya?

Berbekal informasi di atas, maka akan lebih mudah bagi Anda untuk menciptakan sebuah cerita lucu kaya makna berbentuk sebuah anekdot.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta