Contoh Teks Eksposisi tentang Bullying Singkat beserta Strukturnya
Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, tentunya kamu akan menemukan jenis teks bernama teks eksposisi. Simak contoh teks eksposisi tentang bullying dalam artikel ini.
Bagaimana Struktur Teks Eksposisi?
Teks eksposisi memiliki struktur yang membangun. Dengan adanya struktur ini, maka teks ekposisi dapat lebih mudah dipahami dengan baik dan benar oleh pembaca.
Nah, berikut adalah struktur teks eksposisi yang perlu kamu ketahui.

Advertisement
- Tesis: gagasan utama tentang salah satu permasalahan berdasarkan faktanya.
- Argumentasi: pendapat yang dicurahkan dalam penjelasan secara mendalam, dan terdapat penggalian fakta berupa argumen dari penulis.
- Penegasan Ulang/Simpulan: penguat pendapat yang disertai argumen penulis ditunjang oleh fakta.
Contoh Teks Eksposisi tentang Bullying
Agar kamu lebih memahami tentang teks eksposisi, berikut ada beberapa contoh teks eksposisi bertemakan bullying yang bisa jadi bahan bacaan dan referensi.
Contoh 1 Teks Eksposisi
Tesis:
Bullying merupakan perilaku yang disengaja dengan menggunakan ketidakseimbangan kekuatan atau kekuatan. Perilaku bullying bisa dalam berbagai bentuk, misalnya mengejek, memukul, menendang, meludah, pelecehan secara verbal hingga mengancam.
Kebanyakan kasus yang terjadi, anak-anak menjadi korban bullying yang sering terjadi. Peristiwa bullying umumnya terjadi di sekolah atau lingkungan sekitar rumah.
Sebagian besar dari pelakunya sebenarnya tidak memahami betul bahwa tindakan yang dilakukan adalah bentuk bullying. Kebanyakan dari mereka menganggap bahwa tindakan tersebut adalah bentuk permainan anak-anak pada umumnya.
Argumentasi:
Tindakan bullying sebenarnya sudah terjadi sejak dahulu kala. Namun, banyak orang di sekitar kita tidak begitu peka dan memahaminya. Mungkin ketika kita kecil dulu juga pernah mengalami suatu tindakan bullying di sekolah atau lingkungan rumah. Mulai dari ejekan berhubungan dengan fisik, misalnya.
Ketika seseorang mengalami ejekan yang merujuk pada fisik, maka akan mengalami rasa minder. Seperti ketika diejek tentang warna kulit, bentuk tubuh hingga tinggi badan. Dalam diri kita atau orang yang dibully tentu akan merasa minder dan beranggapan bahwa Tuhan tidak adil.
Ejekan mungkin hanyalah contoh tindakan bullying dalam arti kecil. Namun, bagaimana jika tindakan bullying sudah dalam bentuk menendang, mengancam dan pelecehan verbal? Tentu psikologis korban bullying akan lebih terkena dampaknya.
Sebagian besar anak-anak korban bullying ini akan memilih untuk menyendiri. Interaksi terhadap orang lain pun mulai berkurang. Bahkan, dapat berujung pada bunuh diri jika sang korban tidak mampu menahan dampaknya.
Tentu korban bullying perlu menjadi perhatian semua pihak, mulai dari orang tua, guru, tetangga di sekitar rumah dan masyarakat harus aktif bersama. Dampak dari tindakan bullying yang besar tadi harus menyadarkan kita untuk meminimalisir bullying di sekitar kita.
Penegasan ulang:
Dampak tindakan bullying sangatlah besar terhadap para korban, baik dari anak-anak hingga dewasa. Sudah seharusnya kita menyadarkan orang-orang di sekitar kita untuk tidak melakukan tindakan bullying.