5 Contoh Teks Negosiasi dengan Teman Sebangku beserta Strukturnya
Contoh teks negosiasi dengan teman sebangku penting untuk dipelajari, sebab dengan teman sebaya pun terkadang ada hal yang harus dinegosiasikan.
Berikut ini adalah contoh teks negosiasi dengan teman sebangku tentang membeli kamera.
Orientasi
Bambang: “Don, kalau tidak salah, kamu punya kamera DSLR, ‘kan?”
Doni: “Iya, Bang. Kenapa memangnya?”
Pengajuan
Bambang: “Gini, tim saya ada rencana pemotretan untuk produk baru yang rilisannya bulan depan.”
Doni: “Oh, untuk produk snack itu, ya.”
Bambang: “Benar. Jadi, saya rencana mau menyewa kamera kamu itu tiga hari. Boleh, gak? Berapa harganya kira-kira?”
Penawaran
Doni: “Satu hari seratus ribu, gimana? Murah, ‘kan?”
Bambang: “Ketinggian, Don. Kan kamu nyewa ke temen ini.”
Doni: “Hahaha, bercanda, Bang. Sama kamu 80 ribu aja deh per hari. Tiga hari berarti totalnya 240 ribu. Gimana?”
Kesepakatan
Bambang: “Nah, gitu dong. Kita harus saling membantu sama teman. Terus, kapan bisa kuambil kameranya?”
Penutup
Doni: “Kamu mau pakai kapan?”
Bambang: “Di hari Senin sampai Rabu minggu depan, sih.”
Doni: “Oh, ya sudah. Kamu ambil saja besok atau Sabtu.”

Advertisement
Bambang: “Oke, makasih, Don.”
Berikut ini adalah contoh teks negosiasi dengan teman sebangku tentang rencana berlibur.
Orientasi
Rendi: “Kita udah lama gak jalan-jalan waktu liburan, nih. Pergi ke mana gitu, yuk?”
Pengajuan
Sadiman: “Ke pantai lagi kita? Tapi pantai yang bagus di mana, ya, yang belum pernah kita datangi.”
Rendi: “Ke pantai lagi, nih? Gimana kalau alam terbuka aja biar sekalian refreshing.”
Penawaran
Sadiman: “Mau naik gunung? Udah lama juga aku nggak naik gunung.”
Rendi: “Menurutku capek, sih, kalau naik gunung. Ongkosnya pun lumayan mahal.
Sadiman: “Coba aja, Ren. Gak terlalu capek, kok. Ini pertama kalinya kamu coba, ‘kan? Biayanya pun nggak mahal-mahal amat, kok. Santai saja.”
Kesepakatan
Reno: “Kalau gitu, kita naik gunung yang tidak terlalu tinggi saja, dan yang jalurnya mudah. Mungkin Gunung Prau. Biayanya berapa, ya, kira-kira?”
Sadiman: “Kalau gunung itu gak sampe 500 ribu, sih. Nanti kita nge-camp saja malam hari, supaya tidak capek langsung naik-turun sekali perjalanan.”
Reno: “Nah, boleh tuh kalau begitu. Nanti kita habiskan malam bareng-bareng, hahaha.”
Sadiman: “Jadi kamu setuju, nih?”
Reno: “Setuju.”
Penutup
Sadiman: “Nah gitu, dong. Besok kita langsung persiapan alata-alat dan perkiraan biaya, ya.
Reno: “Siaaap!”
Berikut ini adalah contoh teks negosiasi dengan teman sebangku tentang makan di luar.
Orientasi
Rina: “Hari ini kita enaknya makan di mana, ya? Kebetulan kita harus kerja kelompok sampai malam, ‘kan?”
Pengajuan
Kyla: “Ke tempat biasa? Warung Stasiun?”
Rina: “Bosen kalau ke situ terus.”
Penawaran
Kyla: “Hmm, kalau kafe baru yang di belakang sekolah itu, mau gak?”
Rina: “Ada makanan ringan, sih. Bangunannya juga gak terlalu besar. Malah kalau dibandingin, lebih baik KFC menurutku.”
Kyla: “KFC terus juga rasanya bosan.”
Rina: “Gimana kalau makan bakso di pinggir jalan? Udah lama banget, ‘kan, kita gak makan murah-murah begini.”
Kesepakatan
Kyla: “Nah, ide bagus! Sekaligus menghemat pengeluaran. Bakso langganan lama kita juga sebenarnya enak, sih.”
Penutup
Rina: “Oke kalau gitu. Gasss!”
Contoh teks negosiasi dengan teman sebangku di atas adalah bukti bahwa negosiasi nonformal bisa terjadi dengan teman.
Berbagai kepentingan sederhana pun dapat dinegosiasikan. Kedua belah pihak tetap harus menyepakati persetujuan bersama-sama dengan kondisi seimbang.