5 Contoh Teks Negosiasi dengan Teman Sebangku Beserta Strukturnya

5 Contoh Teks Negosiasi dengan Teman Sebangku Beserta Strukturnya – Kesepakatan bersama dapat diperoleh melalui negosiasi.

Contoh teks negosiasi dengan teman sebangku adalah implementasi dari proses negosiasi ini.

Dari contoh ini, bisa dilihat bahwa negosiasi bisa terjadi kapan saja, dan dilakukan dengan siapa saja.

Negosiasi dengan teman sebangku juga dapat dilatarbelakangi oleh beberapa alasan. Tanpa bernegosiasi, permasalahan tidak akan selesai dengan efektif.

Dengan negosiasi, konflik antarindividu sebangku dapat diselesaikan tanpa harus menciptakan konflik baru ke depannya.

Definisi Teks Negosiasi

https://unsplash.com/@sambalye

Sebelum mempelajari negosiasi dan contoh teks negosiasi dengan teman sebangku, ada baiknya untuk memahami apa itu teks negosiasi sebenarnya.

Pada dasarnya, teks negosiasi adalah bentuk negosiasi yang tertuang dalam tulisan.

Teks ini dapat berupa contoh negosiasi yang terjadi dan diubah ke dalam bentuk tulisan, bahkan negosiasi itu sendiri.

Negosiasi tertulis umumnya adalah negosiasi formal atau berkaitan dengan urusan bisnis. Sementara contoh teks adalah bahan untuk mempelajari materi negosiasi.

Jadi, bisa disimpulkan bahwa teks negosiasi adalah teks yang menjelaskan proses tawar-menawar dengan metode perundingan.

Tujuan perundingan itu adalah mendapatkan kesepakatan bersama. Kesepakatan ini pun seharusnya menguntungkan kedua belah pihak.

Negosiasi juga sebaiknya menghasilkan kesepakatan yang menyelesaikan masalah atau perbedaan kepentingan di kedua belah pihak.

Di dalam teks negosiasi, memang harus ada dua pihak yang menjadi negosiator dan pihak lawan.

Ciri-ciri Teks Negosiasi

Saat membaca contoh teks negosiasi dengan teman sebangku, pastilah ada ciri yang menandai bahwa teks itu adalah teks negosiasi.

Teks ini memang mempunyai ciri tersendiri yang membedakannya dengan jenis teks lain. Simak ciri-cirinya berikut ini.

1. Bentuk Teks

Bentuk teks negosiasi adalah dialog. Dialog dilakukan oleh pihak pertama atau negosiator, dan pihak ke dua atau pihak lawan. Kedua pihak inilah yang akan melakukan negosiasi.

2. Pihak yang Terlibat

Negosiasi biasanya melibatkan dua pihak atau lebih. Hal ini menyebabkan teks negosiasi akan berisi dialog di antara pihak-pihak yang melakukan negosiasi.

3. Tujuan Teks

Teks negosiasi bertujuan menunjukkan proses bagaimana tawar-menawar berakhir dengan kesepakatan bersama.

Kedua pihak yang melakukan negosiasi berinteraksi secara lisan melalui teks dialog yang dibuat.

4. Isi Teks

Teks negosiasi akan berisi tentang tawar-menawar, atau tukar-menukar kepentingan.

Tujuannya tidak lain adalah untuk mendapatkan kesepakatan bersama. Karena itu, akan selalu ditemukan dialog yang saling melemparkan argumen.

5. Hasil Akhir

Negosiasi, dalam bentuk contoh teks negosiasi dengan teman sebangku misalnya, akan berakhir dengan pengambilan keputusan yang disepakati bersama.

Keputusan ini bisa berupa sama-sama setuju atau tidak setuju; kedua belah pihak akan memberikan pandangan yang sama.

Unsur Kebahasaan Teks Negosiasi

Dalam menulis teks negosiasi, ada unsur kebahasaan yang terkandung di dalamnya. Hal ini juga yang mendukung ciri-ciri dari teks negosiasi itu sendiri.

Maka, dalam membuatnya, perlu diperhatikan agar unsur-unsur berikut ini ada di dalam teks.

1. Kalimat Persuasif

Di dalam teks negosiasi, biasanya ada dialog tawar-menawar. Ini memang perlu dilakukan sebelum mendapatkan kesepakatan akhir.

Karena itulah, kalimat persuasif termasuk ke dalam unsur kebahasaan dalam teks ini. Kalimat persuasif juga akan mendorong atau membujuk pihak lawan.

Dengan kalimat persuasif, pihak negosiator akan menarik perhatian lawannya.

2. Kalimat Deklaratif

Unsur ke dua adalah penggunaan kalimat deklaratif. Kalimat ini bersifat pernyataan, dimana gunanya adalah menjelaskan berita atau informasi umum terkait hal yang hendak dinegosiasikan.

3. Bahasa Sopan

Penggunaan bahasa sopan memang menjadi prioritas saat berinteraksi dengan siapapun.

Terlebih dalam bernegosiasi, agar interaksi tetap berjalan dengan lancar. Komunikasi juga akan terjalin dengan baik tanpa memicu konflik lanjutan.

Kalimat sopan juga akan menciptakan penyampaian yang baik, sehingga kesepakatan bisa tercapai dengan mudah dan cepat.

4. Kalimat Efektif

Unsur ini juga seharusnya ada di dalam setiap teks negosiasi, termasuk contoh teks negosiasi dengan teman sebangku.

Suatu kalimat dikatakan efektif apabila kalimat tersebut singkat, jelas, padat, serta mudah dipahami.

Bila semua sifat tersebut ada di dalam kalimat, maka penyampaian yang efektif pun tidak akan membingungkan lawan bicara. Dengan demikian, negosiasi pun bisa berjalan dengan lancar.

5. Konjungsi

Unsur ini berbentuk kata penghubung antarkata, antarfrasa, dan/atau antarkalimat.

Setiap konjungsi memiliki fungsi yang berbeda. Konjungsi dapat menghubungkan kalimat setara atau kalimat bertingkat.

Jadi, dalam penulisannya nanti, baik pihak negosiator atau pihak lawan harus memahami bagaimana penggunaan konjungsi yang tepat dalam bernegosiasi.

6. Kalimat Langsung

Unsur berikutnya adalah kalimat langsung.

Khususnya dalam teks negosiasi, kalimat langsung memang selalu berbentuk dialog di antara semua pihak yang terlibat dalam negosiasi.

7. Kesepakatan

Tujuan akhir dari sebuah negosiasi adalah kesepakatan akhir. Dengan demikian, kalimat ini harus ada dalam teks negosiasi.

Kesepakatan juga menandakan bahwa negosiasi telah berakhir dengan tujuan yang sudah tercapai.

Kalimat kesepakatan juga tidak selalu berupa persetujuan. Ketidaksepakatan atau tidak setuju juga bisa menjadi keputusan akhir, asal kedua belah pihak telah sama-sama memutuskan dengan pertimbangan tertentu.

8. Menyatakan Keinginan

Dengan tujuan akhir mencapai kesepakatan, negosiasi memang berisi kompromi dengan menyampaikan keinginan-keinginan tertentu.

Karena itulah, sebuah teks negosiasi harus mengandung kalimat yang menyatakan sebuah keinginan.

Kalimat ini berfungsi mengungkapkan harapan, keinginan, atau kepentingan dari satu pihak kepada pihak lain. Hal ini menjadi unsur utama dalam proses negosiasi itu sendiri.

9. Kalimat Bersyarat

Penggunaan kalimat ini berkaitan dengan pemakaian kalimat yang menyampaikan keinginan.

Supaya kesepakatan tercapai, keinginan biasanya disertai dengan syarat-syarat tertentu.

Syarat ini disampaikan agar semua pihak yang bernegosiasi sama-sama mendapatkan keuntungan.

Struktur Teks Negosiasi

Unsur utama yang menyusun teks negosiasi adalah orientasi, pengajuan, penawaran, dan kesepakatan. Seperti apa maksud dari setiap struktur tersebut?

  • Orientasi. Percakapan dalam teks negosiasi dibuka dengan orientasi. Masalah utama akan dibicarakan dengan salam pembuka terlebih dahulu.
  • Pengajuan. Struktur ini berisi permintaan atau pengajuan tertentu, berupa pernyataan dari pihak negosiator untuk mengajak atau membujuk agar permintaannya disetujui.
  • Penawaran. Sesudah permintaan atau pengajuan disampaikan, maka pihak lawan akan kembali memberikan penawaran atau penolakan. Penawaran tidak jarang disertai dengan alasan-alasan tertentu.
  • Kesepakatan. Struktur terakhir ini adalah yang mengakhiri proses negosiasi. Kedua belah pihak sudah menemukan jalan tengah dan solusi terakhir. Proses tawar-menawar akan berakhir dengan pernyataan setuju atau tidak.
  • Penutup. Struktur terakhir ini berupa tambahan atau aksi yang menunjukkan kesepakatan akhir dari proses negosiasi. Misalnya dalam jual-beli di pasar, bagian penutup mewakili aksi membeli dari pembeli. Bersama penjual, pembeli akan melakukan transaksi akhir karena negosiasi turun harga sudah disepakati. Dagangan penjual laku, dan ia memperoleh keuntungan. Pembeli juga merasa untung karena mendapatkan barang dengan harga yang lebih murah.

Contoh Teks Negosiasi dengan Teman Sebangku

Berikut ini adalah contoh teks negosiasi di sekolah tentang membeli tempat pensil dengan teman sebangku.

Orientasi

Cindy: “Kamu beli tempat pensil itu di mana, By? Aku juga mau beli.”

Beby: “Oh, ini cuma dijual di Jakarta saja, Kakakku yang mengirimnya.”

Pengajuan

Cindy: “Bisa, tidak, kalau kubeli punyamu saja?”

Beby: “Bisa, sih. Tapi harganya Rp150.000. Kamu mau dengan harga segitu?”

Penawaran

Cindy: “Kita, ‘kan, sudah berteman lama. Kutawar Rp100.000 saja, ya? Lagian, tempat pensilnya juga sudah pernah kamu gunakan.”

Beby: “Tapi ini edisinya terbatas, harganya pun memang segitu. Gimana kalau Rp130.000?”

Cindy: “Kalau Rp110.000, langsung kubayar tunai sekarang.”

Kesepakatan dan Penutup

Beby: “Rp120.000, ini langsung untuk kamu.”

Cindy: “Oke, Rp120.000, ya.”

Berikut ini adalah contoh teks negosiasi dengan teman sebangku tentang bermain sepulang sekolah.

Orientasi

Arman: “Nanti sore kita main layangan di lapangan, yuk.”

Pengajuan

Tarno: “Oke, kita main layangan. Tapi jangan di lapangan, deh, soalnya banyak yang bermain bola.

Nanti mereka terganggu karena kita juga main di situ.”

Arman: “Jadi, di mana, dong? Main layangan paling bagus di lapangan.”

Penawaran

Tarno: “Kalau di pantai, gimana? Angin di pantai, ‘kan, selalu bagus.”

Arman: “Terlalu jauh kalau pantai, aku takut tidak diizinkan oleh orang tuaku.”

Tarno: “Jadi menurut kamu di mana baiknya?”

Arman: “Di persawahan aja, gimana? Dua hari lalu petani baru panen, jadi kupikir lahannya masih belum ditanami lagi.”

Kesepakatan dan Penutup

Tarno: “Baiklah kalau begitu, nanti sore aku datang ke rumahmu, ya.”

Arman: “Oke, aku tunggu.”

Berikut ini adalah contoh teks negosiasi dengan teman sebangku tentang membeli kamera.

Orientasi

Bambang: “Don, kalau tidak salah, kamu punya kamera DSLR, ‘kan?”

Doni: “Iya, Bang. Kenapa memangnya?”

Pengajuan

Bambang: “Gini, tim saya ada rencana pemotretan untuk produk baru yang rilisannya bulan depan.”

Doni: “Oh, untuk produk snack itu, ya.”

Bambang: “Benar. Jadi, saya rencana mau menyewa kamera kamu itu tiga hari. Boleh, gak? Berapa harganya kira-kira?”

Penawaran

Doni: “Satu hari seratus ribu, gimana? Murah, ‘kan?”

Bambang: “Ketinggian, Don. Kan kamu nyewa ke temen ini.”

Doni: “Hahaha, bercanda, Bang. Sama kamu 80 ribu aja deh per hari. Tiga hari berarti totalnya 240 ribu. Gimana?”

Kesepakatan

Bambang: “Nah, gitu dong. Kita harus saling membantu sama teman. Terus, kapan bisa kuambil kameranya?”

Penutup

Doni: “Kamu mau pakai kapan?”

Bambang: “Di hari Senin sampai Rabu minggu depan, sih.”

Doni: “Oh, ya sudah. Kamu ambil saja besok atau Sabtu.”

Bambang: “Oke, makasih, Don.”

Berikut ini adalah contoh teks negosiasi dengan teman sebangku tentang rencana berlibur.

Orientasi

Rendi: “Kita udah lama gak jalan-jalan waktu liburan, nih. Pergi ke mana gitu, yuk?”

Pengajuan

Sadiman: “Ke pantai lagi kita? Tapi pantai yang bagus di mana, ya, yang belum pernah kita datangi.”

Rendi: “Ke pantai lagi, nih? Gimana kalau alam terbuka aja biar sekalian refreshing.”

Penawaran

Sadiman: “Mau naik gunung? Udah lama juga aku nggak naik gunung.”

Rendi: “Menurutku capek, sih, kalau naik gunung. Ongkosnya pun lumayan mahal.

Sadiman: “Coba aja, Ren. Gak terlalu capek, kok. Ini pertama kalinya kamu coba, ‘kan? Biayanya pun nggak mahal-mahal amat, kok. Santai saja.”

Kesepakatan

Reno: “Kalau gitu, kita naik gunung yang tidak terlalu tinggi saja, dan yang jalurnya mudah. Mungkin Gunung Prau. Biayanya berapa, ya, kira-kira?”

Sadiman: “Kalau gunung itu gak sampe 500 ribu, sih. Nanti kita nge-camp saja malam hari, supaya tidak capek langsung naik-turun sekali perjalanan.”

Reno: “Nah, boleh tuh kalau begitu. Nanti kita habiskan malam bareng-bareng, hahaha.”

Sadiman: “Jadi kamu setuju, nih?”

Reno: “Setuju.”

Penutup

Sadiman: “Nah gitu, dong. Besok kita langsung persiapan alata-alat dan perkiraan biaya, ya.

Reno: “Siaaap!”

Berikut ini adalah contoh teks negosiasi dengan teman sebangku tentang makan di luar.

Orientasi

Rina: “Hari ini kita enaknya makan di mana, ya? Kebetulan kita harus kerja kelompok sampai malam, ‘kan?”

Pengajuan

Kyla: “Ke tempat biasa? Warung Stasiun?”

Rina: “Bosen kalau ke situ terus.”

Penawaran

Kyla: “Hmm, kalau kafe baru yang di belakang sekolah itu, mau gak?”

Rina: “Ada makanan ringan, sih. Bangunannya juga gak terlalu besar. Malah kalau dibandingin, lebih baik KFC menurutku.”

Kyla: “KFC terus juga rasanya bosan.”

Rina: “Gimana kalau makan bakso di pinggir jalan? Udah lama banget, ‘kan, kita gak makan murah-murah begini.”

Kesepakatan

Kyla: “Nah, ide bagus! Sekaligus menghemat pengeluaran. Bakso langganan lama kita juga sebenarnya enak, sih.”

Penutup

Rina: “Oke kalau gitu. Gasss!”

Contoh teks negosiasi dengan teman sebangku di atas adalah bukti bahwa negosiasi nonformal bisa terjadi dengan teman.

Berbagai kepentingan sederhana pun dapat dinegosiasikan. Kedua belah pihak tetap harus menyepakati persetujuan bersama-sama dengan kondisi seimbang.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta