5 Contoh Teks Negosiasi di Sekolah antar Teman dan Guru beserta Strukturnya Lengkap

Proses negosiasi terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Bahkan, di lingkungan sekolah pun proses negosiasi ditemukan antara teman dan guru.

Dalam artikel ini, Mamikos akan memberikan beberapa contoh teks negosiasi antar teman dan guru beserta strukturnya yang bisa kamu jadikan sebagai referensi. Yuk, simak! πŸ“–πŸ˜Šβœ¨

Contoh Teks Negosiasi di Sekolah dan Strukturnya

Unsplash.com/@shubhamsharan

1. Tugas Akhir Semester dari Guru

Libur akhir semester akan segera tiba. Untuk mengisi waktu, seorang guru akan memberi penugasan bagi siswa-siswinya.

Guru juga melakukan negosiasi dengan guru lainnya agar penugasan yang diberikan tidak tumpang tindih dan bisa membuat siswa tetap produktif.

Guru 1: Selamat siang, Pak. Libur akhir semester tinggal satu minggu lagi. Apakah Bapak ingin memberikan tugas bagi siswa?

Guru 2: Selamat siang. Iya, untuk penugasan sudah saya rencanakan. Kebetulan mata pelajaran biologi semester ini menyangkut metamorfosis. Bagaimana dengan mata pelajaran yang Ibu ampu?

Guru 1: Pada mata pelajaran fisika materinya tekanan. Saya ingin memberikan penugasan siswa berupa praktik mandiri dengan menggunakan benda-benda di sekitarnya.

Guru 2: Saya juga berencana begitu. Kemudian siswa akan membuat laporan hasil pengamatannya.

Guru 1: Kalau tugas biologi dan fisika sama, apakah siswa tidak keberatan? Bagaimana jika tugas mata pelajaran kita dibedakan, Pak?

Guru 2: Berarti saya harus membuat ulang konsep penugasannya?

Guru 1: Iya, Pak. Agar siswa tidak bosan mengerjakan tugas di lapangan perlu divariasi. Jika konsep pemberian tugasnya sama, saya khawatir siswa akan malas dan cenderung mengerjakan saat tugas akan dikumpulkan.

Guru 2: Baiklah kalau begitu. Saya akan mengubah skema penugasannya. Untuk tugas biologi, saya akan meminta siswa tetap mengamati binatang di sekitarnya. Namun, bentuk pelaporannya tidak tertulis tetapi dengan video.

Guru 1: Kalau begitu penugasan saya tetap dengan pengamatan yang laporannya ditulis tangan

Guru 2: Berarti kita sudah sepakat dengan penugasannya ya, Bu.

Guru 1: Iya, Pak. Terima kasih.

2. Pembelajaran di Luar Kelas

Pembelajaran di sekolah yang berlangsung di ruang kelas terkadang membuat siswa bosan dan ingin mencari suasana baru.

Suatu hari, ketua kelas mewakili siswa yang lain melakukan negosiasi dengan guru agar diizinkan menjalani pelajaran di luar kelas.

Ketua kelas: Selamat siang, Pak. Saya mewakili teman-teman bermaksud menyampaikan aspirasi.

Guru: Iya, Rudi. Apakah ada masalah yang terjadi di kelas?
Ketua kelas: sebenarnya tidak, Pak. Tetapi hampir sebagian besar mata pelajaran yang diajarkan di kelas X dilakukan di dalam ruangan kecuali olahraga. Kami sebagai siswa sedikit bosan, apalagi jeda antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lain tidak terlalu lama.

Guru: Begini, Rudi. Kurikulum di sekolah kita sudah ditetapkan sejak awal. Jadi, Bapak tidak bisa mengubahnya sesuka hati
Ketua kelas: Apa tidak bisa dipertimbangkan, Pak? Mengingat semester satu baru dimulai dan kami harus tetap fokus di kelas. Kalau teman-teman bosan, pelajaran yang diajarkan bisa kurang maksimal. Apalagi kondisi kelas kami di gedung paling belakang di pojok yang terkadang lembap serta berisik.

Guru: Begitu, ya. Bapak tidak bisa berjanji akan segera menyetujui aspirasi kalian. Tetapi Bapak akan berusaha membicarakannya bersama wakil kurikulum dan kepala sekolah. Lagipula, jika ada salah satu kelas yang belajar di luar ruangan, kelas yang lain juga perlu menyesuaikan.

Ketua kelas: Iya, Pak. Atau mungkin hanya beberapa mata pelajaran saja yang di luar ruangan, seperti bahasa Inggris, bahasa Jawa, dan mata pelajaran yang tidak memerlukan papan tulis atau LCD.

Guru: Ide bagus. Kalau mata pelajaran biologi dan fisika sepertinya memang tidak memungkinkan. Apalagi kamu tahu kalau ada banyak gambar yang perlu disampaikan agar siswa semakin paham.

Ketua kelas: Iya, Pak. Kalau begitu saya mohon aspirasi teman-teman bisa diteruskan agar belajar kami bisa maksimal.

Guru: Ya, silakan kembali ke kelas. Sampaikan pada teman-temanmu kalau pendapat mereka akan Bapak sampaikan ke atas.

Ketua kelas: Terima kasih, Pak

Guru: Sama-sama

3. Membeli Makanan di Kantin

Proses negosiasi tentang jual beli bisa ditemukan ketika siswa membeli makanan di kantin. Pada proses tersebut, dialog antara penjual makanan di kantin dan siswa terjadi.

Pada teks di bawah ini, ada seorang siswa bernama Benten yang setiap istirahat selalu menyempatkan diri untuk membeli makanan ringan di kantin.

Sebagai siswa kelas 6 SD, ia hanya dibekali uang jajan Rp1000 per hari. Benten ingin membeli makanan yang murah tetapi membuat perutnya kenyang.

Benten: Selamat pagi, Bu. Jajanannya masih lengkap ya?

Ibu kantin: Iya, Nak. Alhamdulillah ini dapat setoran lagi dari supplier barusan.

Benten: Jajanan yang sering saya beli biasanya masih, Bu?

Ibu kantin: Wah, kebetulan sekali jajanan yang itu sudah habis. Beberapa menit yang lalu sudah diborong anak kelas 4.

Benten: Yah, kalau yang rasanya mirip seperti harum manis itu ada tidak, ya?

Ibu kantin: Ada. Ini rambut nenek. Warnanya macam-macam. Ada yang hijau, oranye, merah, ungu.

Benten: Biasanya tidak ada rambut nenek. Baru, Bu?

Ibu kantin: Iya ibu coba jual rambut nenek. Mau coba, tidak? Harganya Rp2000 per bungkus.

Benten: Saya hanya bawa uang jajan Rp1000 seperti biasa. Kalau beli harum manis kan ada kembalian permen. Tapi kalau untuk beli rambut nenek uang saya kurang, Bu

Ibu kantin: Kalau ibu jual Rp1500 bagaimana?

Benten: Uangnya tetap kurang, Bu. Kalau Rp1000 boleh tidak?

Nanti saya bantu promosikan ke teman-teman juga supaya mereka ikut beli.

Ibu kantin: Boleh kalau gitu. Khusus untuk Dik Benten saya beri Rp1000. Tapi besok harganya Rp2000 ya.

Benten: Siap, Bu. Terima kasih. Berarti saya beli rambut nenek Rp1000 ya. Ini uangnya

Ibu kantin: Sama-sama

4. Perpanjangan Waktu Pengumpulan Tugas

Menjelang akhir semester, siswa kelas IX mendapatkan banyak tugas dari berbagai mata pelajaran. Hal ini membuat beberapa siswa kesulitan mengatur waktu belajar dan penyelesaian tugas.

Ketua kelas: Selamat siang, Bu. Kami mau menyampaikan sedikit permohonan dari teman-teman kelas.
Guru: Selamat siang. Ada apa, ya?

Ketua kelas: Minggu ini kami mendapat banyak tugas dan juga harus mengikuti persiapan ujian praktik. Apakah waktu pengumpulan tugas Bahasa Indonesia bisa diperpanjang satu hari, Bu?

Guru: Bukankah tugas itu sudah diberikan sejak minggu lalu?

Ketua kelas: Iya, Bu. Sebagian besar sudah dikerjakan, tinggal dirapikan dan ditulis ulang. Teman-teman khawatir hasilnya kurang maksimal jika dikumpulkan hari ini.

Guru: Kalau begitu, bagaimana jika Ibu beri tambahan waktu satu hari saja, tetapi tidak boleh ada yang terlambat lagi?

Ketua kelas: Baik, Bu. Kami setuju dan akan mengumpulkan tepat waktu.

Guru: Iya, tolong sampaikan ke teman-teman.

Ketua kelas: Terima kasih, Bu.

5. Peminjaman Lapangan untuk Kegiatan Kelas

Kelas XI berencana mengadakan latihan pentas seni untuk acara perpisahan sekolah. Namun, jadwal penggunaan lapangan sekolah sudah cukup padat sehingga perlu dilakukan negosiasi dengan pihak guru.

Ketua kelas: Selamat sore, Pak. Saya mewakili teman-teman kelas XI ingin meminta izin.

Guru: Selamat sore. Izin apa, ya?

Ketua kelas: Kami berencana menggunakan lapangan sekolah untuk latihan pentas seni sepulang sekolah. Apakah kami boleh memakainya selama satu minggu ke depan, Pak?

Guru: Lapangan biasanya dipakai untuk kegiatan ekstrakurikuler. Kalian mau latihan jam berapa?

Ketua kelas: Kami rencananya latihan mulai pukul 15.30 sampai 17.00, Pak, setelah kegiatan ekstrakurikuler selesai.

Guru: Kalau sampai jam 17.00 masih memungkinkan. Tapi lapangan harus dibersihkan kembali setelah digunakan.

Ketua kelas: Baik, Pak. Kami siap membersihkan dan bertanggung jawab penuh.

Guru: Kalau begitu, silakan digunakan sesuai jadwal yang sudah kalian sampaikan.
Ketua kelas: Terima kasih banyak, Pak.

Tentang Teks Negosiasi

Pernah mendengar kata β€˜negosiasi’? Proses tawar-menawar yang terjadi antara pihak-pihak tertentu tersebut bertujuan untuk mendapatkan suatu kesepakatan.

Misalnya saja dalam proses jual beli akan ada negosiasi demi mencapai kesepakatan harga.

Negosiasi tidak hanya terjadi dalam proses jual beli. Di lingkungan rumah, kantor, serta sekolah juga kerap ditemukan peristiwa negosiasi.

Negosiasi bisa dilakukan secara lisan atau dalam bentuk tulisan. Di sinilah teks negosiasi dibuat untuk menggambarkan proses mencapai kesepakatan.

Struktur teks negosiasi berbeda dengan teks yang lain karena mengandung kalimat yang sifatnya deklaratif.

Tidak hanya itu, ada pula bentuk ungkapan persuasif serta pendapat atau argumen yang didasarkan pada fakta.

Pada teks negosiasi, pihak yang memberikan perintah dan memenuhi perintah digambarkan dalam pasangan tuturan. Nantinya akan ada kesepakatan atau ketidaksepakatan antara pihak-pihak tersebut.

Ingin tahu contoh-contoh teks negosiasi di sekolah? Berikut ini adalah contoh teks negosiasi antara teman dan guru sebagai referensimu.

Struktur Penyusun Teks Negosiasi

Sebelum mengetahui contoh-contoh teks negosiasi di sekolah, pahami terlebih dahulu struktur penyusun teks tersebut.

  1. Orientasi: struktur teks orientasi memuat pembuka berupa pengenalan tokoh dan karakternya
  2. Permintaan: struktur teks negosiasi bagian permintaan merujuk pada permintaan negosiasi terhadap harga barang, jasa, atau hal yang diinginkan oleh masing-masing pihak
  3. Pemenuhan: bagian pemenuhan menggambarkan kesanggupan pihak dalam menerima permintaan
  4. Penawaran: bagian ini menunjukkan adanya aktivitas diskusi atau perundingan sebelum mencapai kesepakatan. Proses penawaran dapat memakan waktu yang cukup lama
  5. Persetujuan: bagian persetujuan merupakan gambaran kesepakatan yang didapatkan setelah proses penawaran selesai.
  6. Pembelian: menunjukkan bahwa pihak pembeli sudah mengakhiri proses tersebut. Jika tidak ada proses pembelian, maka bisa dikatakan bahwa kesepakatan belum terjadi.
  7. Penutup: bagian ini merupakan akhir dari proses negosiasi, misalnya berupa ucapan terima kasih, penutup berupa salam, atau kalimat lainnya yang menunjukkan perpisahan. Meskipun demikian, bagian penutup suatu negosiasi tidak bersifat wajib.

Penutup

Demikian informasi terkait contoh teks negosiasi di sekolah antar teman dan guru beserta strukturnya lengkap yang perlu kamu ketahui.

Masih ada contoh teks negosiasi berbagai tema yang bisa kamu buat. Semoga bermanfaat! 😊✨


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta