Contoh Cerita Reflektif Merancang Pembelajaran Berdiferensiasi PPA PPG 2024
Salah satu output penting pada saat guru menerapkan metode berdiferensiasi adalah cerita reflektif. Simak penjelasan cerita reflektif di artikel ini.
Contoh Cerita Reflektif Merancang Pembelajaran Berdiferensiasi PPA PPG 2024 — Bisa dibilang salah satu output penting pada saat guru menerapkan sebuah metode berdiferensiasi kepada para peserta didinya adalah dengan cerita reflektif.
Kamu dapat menyimak seperti apa contoh cerita reflektif merancang pembelajaran berdiferensiasi PPA PPG 2024 dalam artikel Mamikos kali ini.
Menyimak Contoh Cerita Reflektif Merancang Pembelajaran Berdiferensiasi
Daftar Isi [hide]

Sebagaimana yang telah Mamikos infokan di pembuka artikel, bahwa di sini akan ada pembahasan lengkap mengenai contoh cerita reflektif merancang pembelajaran berdiferensiasi.
Hal tersebut bersifat penting karena menjadi salah satu output yang esensial saat guru hendak menerapkan metode berdiferensiasi kepada peserta didik.
Dari cerita tersebut, guru dapat lebih mengetahui apakah rancangannya bisa dimplementasikan serta apakah dapat mencapai tujuan pembelajaran atau tidak.
Dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, guru juga diharapkan mampu mengakomodasi kebutuhan, minat, dan kemampuan belajar siswa.
Mengenal Pembelajaran Berdiferensiasi

Advertisement
Sebelum masuk pada contoh cerita reflektif merancang pembelajaran berdiferensiasi, mari kenali dulu apa yang dimaksud dengan pembelajaran berdiferensiasi tersebut.
Dari info yang Mamikos kutip dari salah satu sumber terpercaya, pembelajaran berdiferensiasi adalah sebuah metode pengajaran untuk memenuhi kebutuhan individual setiap peserta didik sesuai dengan kebutuhan mereka.
Para peserta didik nantinya akan diberikan pilihan yang bervariasi dalam hal materi pembelajaran, metode pengajaran, serta penilaian.
Pembelajaran berdiferensiasi menjadi metode yang khusus dirancang untuk mengatasi perbedaan gaya belajar, tingkat kemampuan, serta minat dari peserta didik, sehingga setiap individu dapat tumbuh serta berkembang sesuai dengan potensi masing-masing.
Dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi, terdapat tiga aspek utama yang perlu dipertimbangkan oleh guru, yang adalah konten, proses, dan asesmen.
Ketiga aspek tersebutlah yang akan membuat peserta didik mampu untuk memahami materi pelajaran dengan lebih baik.
Tahapan Rancangan Pembelajaran Berdiferensiasi
Berdasarkan keterangan dalam buku Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi yang dirancang oleh Jenri Ambarita, M.Pd., terdapat beberapa tahapan serta strategi untuk menerapkan rancangan pembelajaran berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka.
Tahapan dan strategi tersebut antara lain adalah:
- Mengenali Siswa: Seorang guru dapat menggunakan instrumen seperti observasi, dan angket minat untuk mengumpulkan data tentang tingkat pemahaman, gaya belajar, dan minat dari peserta didik.
- Menentukan Tujuan Pembelajaran yang Jelas: Dalam tujuan ini harus mencakup keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang ingin dikembangkan dari peserta didik.
- Diferensiasi Konten: Menyesuaikan tingkat kesulitan materi yang sesuai dengan kemampuan dari peserta didik jadi kunci utama diferensiasi konten.
- Diferensiasi Proses: Bersifat penting untuk memberikan variasi dalam metode pembelajaran, misalnya saja diskusi kelompok, proyek individu, hingga pembelajaran mandiri.
- Evaluasi yang Beragam: Guru bisa menggunakan berbagai instrumen evaluasi misalnya saja tes, proyek, dan portofolio untuk menilai kemajuan dari peserta didik.