Ringkasan Cerita Rakyat Malin Kundang Singkat, Tentang Seorang Anak yang Durhaka pada Ibunya
Cerita rakyat Malin Kundang termasuk cerita yang populer di Indonesia. Berikut bacaan ringkasannya.
Ringkasan Cerita Rakyat Malin Kundang Singkat, Tentang Seorang Anak yang Durhaka pada Ibunya – Banyak cerita rakyat yang dapat dijadikan pelajaran kehidupan. Salah satunya adalah cerita rakyat yang berjudul Malin Kundang.
Meski sudah banyak diceritakan dengan berbagai versi, namun kisah tentang Malin Kundang tetaplah menarik untuk disimak.
Jika saja Malin Kundang tidak durhaka kepada ibunya. Malin Kundang merupakan sosok yang dapat dijadikan contoh bagi anak muda.
Meski bukan siapa-siapa dan bukan lahir dari keluarga yang kaya raya. Tetapi berkat tekad yang kuat yang disertai dengan ketekunan dalam bekerja dapat membuat Malin Kundang menjadi sosok yang bergelimang harta.
Apa yang Disajikan dalam Ringkasan Cerita Rakyat Malin Kundang
Daftar Isi [hide]

Harta yang berlimpah telah membuat Malin Kundang gelap mata sehingga dirinya melupakan ibu yang telah melahirkannya.
Keputusan Malin Kundang yang tidak mengakui ibu kandungnya berbuah fatal. Seluruh hasil kerasnya selama bertahun-tahun musnah seketika.
Bukan hanya itu saja, Malin Kundang pun dikisahkan berubah menjadi batu sebagai balasan atas sikap durhaka yang dia lakukan kepada ibu kandungnya.
Pada artikel ini Mamikos akan memberikan ringkasan singkat tentang kisah Malin Kundang. Dari kisah ini semoga ada pelajaran yang dapat kita petik bersama.
Ringkasan Cerita Rakyat Malin Kundang
Di masa lalu, tak jauh dari pantai Air Manis hiduplah seorang janda tua yang bernama Mande Ruhaya. Ia hidup bersama anak laki-laki semata wayangnya yang bernama Malin Kundang.

Advertisement
Setiap hari Mande Ruhaya berjualan makanan di dekat dermaga yang tak jauh dari rumahnya. Ia berjualan dari pagi hingga petang.
Semua itu dilakukannya supaya dapurnya tetap mengepul dan anak semata wayangnya tidak kelaparan.
Melihat ibunya bekerja sedemikian keras. Malin Kundang tidak diam saja. Ia juga turut membantu ibunya berdagang.
Kadang Malin Kundang mengantar makanan pesanan para saudagar yang kapalnya sedang bersandar di dermaga tersebut.
Saat mengantar makanan kepada para nahkoda itu Malin Kundang kundang melihat berbagai pemandangan yang selama ini belum pernah dilihatnya.
Tak hanya itu sesaat setelah mengantar makanan. Terbesitlah keinginan Malin Kundang untuk bisa menjadi orang yang kaya di kemudian hari.
Setelah mengantarkan makanan kepada nahkoda yang memesan makanan pada ibunya. Malin Kundang kemudian pamitan kepada ibunya.
Dia ingin menemui sahabatnya yang bernama Burhan. Selain ingin main bersama Burhan. Ada sesuatu yang ingin disampaikan Malin Kundang kepada Burhan.
Lama Malin Kundang mencari sahabatnya tersebut. Namun, Malin Kundang tak bisa menemukannya.
Hampir semua tempat di sekitaran pantai Air Manis telah didatanginya. Sayangnya Malin Kundang belum menemukan batang hidung Burhan.
Karena kecapekan, Malin Kundang pun duduk menyandarkan diri di bawah pohon kelapa yang rindang.
Bau laut yang khas dan angin yang sepoi-sepoi membuat Malin Kundang merasakan kantuk yang luar biasa.
Berkali-kali Malin Kundang melawan rasa kantuknya. Tetapi usahanya sia-sia. Sesaat kemudian Malin Kundang sudah masuk ke dalam alam mimpi.