Jenis-jenis Hidrolisis Garam Beserta Sifat dan Contohnya Lengkap

Posted in: Kimia Pelajar Pendidikan
Tagged: Edukasi

Jenis-jenis hidrolisis garam beserta sifat dan contoh – Senyawa garam sendiri mempunyai sifat yang berbeda-beda, tergantung pada penyusunnya. Secara umum, reaksi hidrolisis terdiri atas 2 macam, yaitu sempurna dan sebagian. 

Pada hidrolisis sempurna maka semua senyawa garamnya terurai. Sedangkan untuk hidrolisis sebagian tidak semua senyawa terurai. Dalam ilmu kimia dikenal dengan istilah reaksi bolak-balik. 

Kamu harus mengenalnya karena masing-masing memiliki perbedaan. Oleh karena itu, kami akan membahas secara detail masing-masing jenisnya berdasarkan bagaimana proses pembentukan garamnya. 

Intip Beberapa Jenis-Jenis Hidrolisis Garam

freepik.com/jcomp

Berikut ini akan kami bahas mengenai beberapa jenis hidrolisis garam dan proses pembentukannya. Proses pembentukannya dari hasil reaksi antara basa dan asam dengan kombinasi yang berbeda-beda. 

1. Asam Lemah – Basa Kuat

Pada proses terjadinya reaksi antara asam lemah dengan basa kuat, maka garamnya akan terhidrolisis sebagian. 

Contohnya adalah NaF yang proses pembentukannya dari basa kuat NaOH dan asam lemah HF.

Hasil dari proses ini adalah larutan basa. NaF atau natrium klorida terdiri atas kation Na+ yang bersumber dari basa kuat sehingga tidak akan terhidrolisis. 

Berbeda dengan anion F- yang merupakan basa konjugasi HF. Nantinya anion tersebut akan menerima proton dari H2O atau terhidrolisis. Ketika anion tersebut terhidrolisis maka akan terbentuk ion OH-. 

Jenis-jenis hidrolisis garam yang satu ini akan menghasilkan larutan bersifat basa karena pH lebih dari 7.

Apabila kamu ingin menghitung derajat hidrolisisnya maka bisa menggunakan rumus seperti berikut. 

[OH] = √(Kw / Ka) . [G]

Keterangan: 

H adalah derajat hidrolisis

Kw merupakan konstanta ionisasi air (1×1014)

Ka adalah konstanta asam 

G : konsentrasi dari kation

Contoh lainnya adalah pada CH3COONa, Na2CO3, CaS dan KCN. Contoh reaksinya adalah sebagai berikut:

CH3COONa(aq) 🡪 CH3COO(aq) + Na+(aq). Hasil reaksi antara ion NH4+ dengan air akan membentuk kesetimbangan seperti berikut. 

CH3COO(aq) + H2O(l) 🡪 CH3COOH(aq) + OH(aq)

Reaksi kesetimbangan di atas menghasilkan ion OH-. Hal ini menyebabkan konsentrasi ion H+ semakin sedikit. Akibatnya akan menyebabkan hidrolisis parsial di air dan sifat larutannya basa. 

2. Asam Kuat – Basa Lemah

Jenis-jenis hidrolisis garam selanjutnya terjadi karena adanya reaksi antara asam kuat dengan basa yang bersifat lemah.

Biasanya akan terbentuk dari proses hidrolisis parsial atau sebagian. 

Salah satu contohnya adalah NH4Cl yang proses pembentukannya dari senyawa asam kuat HCl dan NH3 (basa lemah). Proses yang terjadi adalah NH3 akan terionisasi kemudian terurai menjadi NH4 dan Cl.

NH4Cl(aq) 🡪 NH4+(aq) + Cl(aq)

Kamu harus mengetahui bahwa ion Cl- itu berasal dari asam kuat HCl sehingga tidak terhidrolisis oleh air. Namun, ion NH4+ bereaksi dengan air sehingga membuat konsentrasi ion hidronium meningkat. 

NH4+(aq) + H2O(l) ⇋ NH3(aq) + H3O+(aq)

Jenis-jenis hidrolisis garam amonium klorida menghasilkan larutan yang bersifat asam.

Hal ini karena pH larutannya kurang dari 7. Berdasarkan persamaan tersebut kamu bisa menghitung nilai pH larutannya.

[H+] = √(Kw / Kb) . [G]

3. Asam Lemah – Basa Lemah

Saat terjadi reaksi antara asam lemah dan basa leme, maka garam yang terbentuk akan terhidrolisis sempurna. Artinya adalah semua senyawa garamnya akan terurai dengan air. 

Salah satu contohnya adalah senyawa NH4F yang terdiri atas asam lemah HF dengan basa lemah NH4OH. Pertanyaan yang sering muncul adalah bagaimana cara untuk menentukan sifat larutannya? 

Hal ini bisa kamu tentukan dengan menghitung berapa konsentrasi asam dan basanya. 

Oleh karena itu, saat mempelajari jenis-jenis hidrolisis garam kamu juga harus mengetahui tentang Ka dan Kb. 

Apabila nilai Ka lebih besar dibandingkan Kb maka larutan akan bersifat asam. Sebaliknya, jika nilai Kb lebih besar dibandingkan Ka, maka bersifat basa. 

Lalu, jika nilai Ka dan Kb sama maka sifat larutannya adalah netral. Salah satu contohnya adalah ammonium asetat (CH3COONH4) terbentuk dari basa lemah dan asam lemah. 

Adapun senyawa pembentuknya adalah asam asetat (CH3COOH) dan ammonium hidroksida (NH4OH).

Contoh lain dari proses hidrolisisnya adalah NH4CN dan (NH4)2CO3. Berikut ini akan kami berikan contoh reaksinya. 

NH4CN (aq) 🡪 NH4+(aq) + CN(aq).

Ion NH4+ bereaksi dengan air sehingga akan membentuk suatu kesetimbangan seperti di bawah ini:

NH4+ + H2O 🡪 NH4OH + H+

Sedangkan, kesetimbangan yang dibentuk oleh ion CN- yang bereaksi dengan air adalah sebagai berikut:

CN-(aq) + H2O(l) 🡪 HCN(aq) + OH(aq)

Reaksi dalam jenis-jenis hidrolisis garam tersebut akan menghasilkan ion H+ dan OH- sehingga semua terhidrolisis sempurna di air. Sifat larutannya ditentukan berdasarkan harga tetapan kesetimbangan asam (Ka) dan basa (Kb). 

Jika Harga Ka > Kb, jumlah H+ lebih banyak dibandingkan OH sehingga garamnya bersifat asam.

Berbeda jika Ka < Kb maka H+ lebih sedikit jumlahnya dibandingkan OH- sehingga bersifat basa. 

4. Asam Kuat – Basa Kuat 

Jenis-jenis hidrolisis garam yang terakhir adalah antara asam kuat dan basa kuat. Perpaduan antara kedua jenis senyawa tersebut tidak akan bisa terhidrolisis. 

Contohnya NaCl yang berasal dari asam kuat HCL dan senyawa basa kuat NaOH. Keduanya sama-sama tidak bisa terhidrolisis. Saat NaCl dilarutkan menggunakan air maka akan terbentuk ion OH dan H+

Kedua jenis ion tersebut saling menetralkan satu sama lain sehingga tidak akan bereaksi dengan air.

Hal ini dapat diartikan bahwa NaCl itu mengalami ionisasi dan tidak terhidrolisis. 

Akibatnya akan menghasilkan larutan yang bersifat netral dengan pH 7. Hal senada juga terjadi pada larutan K2SO4 dan Ba(NO3)2. Adapun contoh reaksinya untuk NaCl adalah sebagai berikut.

NaCl(aq) 🡪 Na+(aq) + Cl(aq)

Pada jenis-jenis hidrolisis garam ini tidak mengubah banyak sedikitnya H+ dan OH- di dalam air. Oleh karena itu, garamnya tidak akan terhidrolisis sama sekali. 

Setelah mengetahui jenis-jenis di atas maka kamu juga dianjurkan untuk mempelajari berbagai contoh soal mengenai hidrolisis garam. 

Tujuannya agar bisa memahami perbedaan dari setiap jenis di atas. 

Ada beberapa senyawa garam yang seperti NaCH3COO, NH4Br, CaSO4 dan NH4CN. Sifat hidrolisis maupun keasaman dari semua senyawa tersebut berbeda-beda. Kami juga akan menambahkan penjelasan detailnya.

NaCH3COO akan terhidrolisis sebagian dan menghasilkan larutan basa dengan pH lebih dari 7. Lalu, ada CaSO4 yang memiliki sifat netral karena tidak terhidrolisis. 

Penutup

Jenis-jenis hidrolisis garam memiliki banyak contoh dan masing-masing senyawa memiliki sifat berbeda-beda. 

Oleh karena itu, kamu harus bisa membedakannya karena tidak semua senyawa dapat terhidrolisis. 

Ada beberapa senyawa yang terhidrolisis sempurna, parsial atau bahkan sama sekali tidak terhidrolisis.

Perhatikan juga sifat larutan yang dihasilkan apakah asam, netral atau basa. 

Setelah semua itu kamu kuasai maka bisa berlanjut mempelajari cara menghitung pH larutan. Hal ini sangat penting karena banyak diterapkan dalam dunia industri. 

Semua jenis hidrolisis di atas memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Oleh karena itu, sangat penting bagi kamu mengetahui jenis-jenis hidrolisis garam dan perbedaan masing-masing. 


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta