21 Jenis Majas dalam Hikayat yang Sering Digunakan beserta Penjelasannya Lengkap
Sudah tahu jenis-jenis majas apa yang sering digunakan dalam penulisan hikayat? Simak informasinya berikut ini.
3. Majas Personifikasi
Majas personifikasi yaitu majas yang menggambarkan benda mati atau benda tidak bernyawa yang seakan-akan mempunyai sifat seperti manusia.
Ciri majas personifikasi adalah adanya penggambaran benda mati yang disifati seperti manusia.
Contoh: Matahari pagi bersinar cerah menyambut kelahiran sang putri.
4. Majas Alegori
Majas alegori merupakan majas yang mengungkapkan suatu hal dengan cara menggambarkannya.
Pada hikayat, majas alegori biasanya menggunakan kalimat yang cukup panjang, terdiri dari beberapa kiasan yang membentuk satu kesatuan tersurat dengan jelas.
Contoh: Agama sebagai kompas sangat penting untuk bekal dalam mengarungi kehidupan yang keras, penuh badai, serta gelombang.
5. Majas Simbolik

Advertisement
Majas simbolik merupakan majas yang menjelaskan suatu maksud dengan menggunakan benda, hewan, ataupun tumbuhan. Maksud penyampaian penulis dilakukan secara tersirat.
Contoh: Sungguh sang putri seperti bunglon.
6. Majas Sinekdok Totem Pro Parte dan Majas Sinekdok Pars Pro Toto
Majas sinekdok totem pro parte adalah majas yang menyebutkan sebagian hal untuk menggambarkan seluruh bagian.
Namun, ada pula yang menggunakan majas ini untuk menyebutkan seluruh bagian untuk menunjukkan sebagian kecil saja dengan majas pars pro toto.
Contoh: Seluruh anggota kerajaan menolak pengangkatan putra mahkota (sinekdok totem proparte)
Pangeran tidak menunjukkan batang hidungnya karena malu (sinekdok pars pro toto)
7. Majas Simile
Majas simile yaitu majas yang bertujuan membandingkan dua hal secara tersurat dengan menggunakan kata depan ataupun kata hubung.
Ciri majas simile adalah adanya kata “bagai”, “umpama”, “layaknya”, “ibarat”, dan “bak”.
Contoh: Paras sang ratu tetap cantik dengan wajah yang cerah bak bulan purnama yang bersinar.
8. Majas Alusio
Majas alusio merupakan majas yang membandingkan dua hal dengan memakai peribahasa atau kata kiasan yang sudah sering dipakai, sehingga ungkapan tersebut seringkali tidak diselesaikan.
Contoh: Tidak disangka, raja yang congkak itu memang tua-tua keladi.
9. Majas Antropomorfisme
Penulisan hikayat juga bisa menggunakan majas antropomorfisme, yaitu majas yang menggunakan kata berkaitan dengan manusia, tetapi digunakan pada benda yang lain.
Contoh: Hulubalang raja bersembunyi di dalam terowongan melalui mulut gua yang sempit.