Mengenal Tata Nama Senyawa Kimia dalam Kehidupan Sehari-hari dan IUPAC SMA Kelas 10

Mengenal Tata Nama Senyawa Kimia dalam Kehidupan Sehari-hari dan IUPAC SMA Kelas 10 –Senyawa kimia tentunya mempunyai nama spesifik untuk kemudahan mengenalnya sekaligus membedakan dari senyawa lain.

Aturan tata nama senyawa kimia ini ditetapkan oleh IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry).

Untuk memahami lebih lanjut terkait tata nama senyawa kimia menurut IUPAC, kamu bisa simak artikel ini hingga bagian akhir.

Berikut Tata Nama Senyawa Kimia Lengkap

unsplash.com/HanReniers

Dalam mata pelajaran Kimia Kelas 10, kamu akan mempelajari materi tentang aturan penamaan senyawa berdasarkan IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry).

Aturan penamaan senyawa menurut IUPAC ini adalah tata nama senyawa berdasarkan bilangan oksidasinya.

Dimana bilangan oksidasi berguna untuk memberi nama pada senyawa, yang unsur pembentuknya memiliki lebih dari satu macam tingkat oksidasi.

Sejak dahulu, beberapa nama untuk senyawa kimia yang teridentifikasi sudah ditentukan oleh para ilmuwan.

Namun, penamaan itu belum baku, sehingga pada tahun 1892 silam perhimpunan kimiawan internasional di Geneva, Switzerland merumuskan aturan penamaan senyawa kimia, yakni tata nama IUPAC. 

Sistem IUPAC juga menjadi sistem tata nama senyawa kimia resmi yang digunakan oleh para ahli kimia di seluruh dunia.

Dalam aturan IUPAC, penamaan senyawa kimia dibedakan untuk senyawa organik dan senyawa anorganik. Guna mendapatkan informasi lebih jelasnya, yuk simak artikel ini hingga akhir.

Tata
Nama IUPAC untuk Senyawa Anorganik

Tata
nama senyawa anorganik dapat dikelompokkan menjadi senyawa ion, senyawa
molekul, dan asam. Kamu
bisa simak pengertian senyawa ion dan tata namanya berikut ini.

Senyawa
Ion dan Tata Namanya

Mengutip dari buku karya Yayan Sunarya dkk berjudul Mudah dan Aktif Belajar Kimia untuk Kelas X SMA (2009: 60), senyawa ion didefinisikan sebagai senyawa yang terbentuk dari ikatan ionik yang terjadi antara dua unsur atau lebih.

Senyawa ion juga merupakan gabungan antara unsur logam dan unsur non-logam yang mempunyai perbedaan keelektronegatifan yang tinggi.

Secara
umum, penulisan senyawa ion adalah rangkaian nama kation (di depan) dan nama
anion (di belakang). Namun, perlu kamu ingat juga bahwa indeks (angka kecil di
bawah kanan) tidak perlu disebutkan.

Dikutip dari buku karya Suyatno dkk berjudul Kimia untuk SMA Kelas X (2012: 25), berikut adalah ketentuan penulisan senyawa ion biner dan poliatomik.

1.
Penulisan Senyawa Ion Biner

Senyawa biner merupakan senyawa yang terbentuk dari dua atom, yakni atom logam (kation) berada di depan dan nonlogam (anion) berada di belakang.

Penulisan rumus senyawa ion biner dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut.

  • Ion positif (kation) atau
    ion logam ditulis terlebih dahulu.
  • Senyawa haruslah netral,
    sehingga jumlah muatan positif dan muatan negatif sama dengan cara mengatur
    indeks kation dan anion.
  • Kation dari unsur logam diberikan
    nama yang sama dengan unsur logam tersebut, sementara atom anion ditambah dengan
    akhiran “ida”.
  • Apabila unsur logam memiliki
    lebih dari satu jenis bilangan oksidasi (pada logam golongan B), maka untuk
    membedakan senyawa-senyawanya, yakni dengan cara menuliskan bilangan
    oksidasinya.
  • Bilangan oksidasi ditulis
    menggunakan tanda kurung menggunakan angka romawi di bagian belakang nama unsur
    logam tersebut.

Contohnya:
KCl (Kalium klorida), MgF2 (Magnesium fluoride), K2O (Kalium oksida), dan NaCl
(Natrium klorida).

2.
Penulisan Senyawa Ion Poliatomik

Dalam
bahasa Yunani, awalan poli– diartikan sebagai “banyak”. Ion yang terdiri
dari ion atom tunggal dikenal dengan monoatom, sedangkan ion yang tersusun dari
beberapa unsur dikenal dengan ion poliatomik.

Terbentuk
dari kation monoatomik dengan anion poliatomik, pemberian nama senyawa
poliatomik diawali dengan menyebutkan nama kation, kemudian dilanjutkan dengan nama
anionnya.

Contohnya:
NaCN (Natrium Sianida), MgCO3 (Magnesium Karbonat), AlPO4 (Aluminium Fosfat),
dan Na2CO3 (Natrium Karbonat).

Khusus
bagi unsur halogen seperti klor (Cl) dapat mengikat oksigen dengan jumlah
paling banyak hingga 4 dan paling sedikit 1 atom oksigen. Oleh karena itu, cara
pemberian namanya adalah sebagai berikut:

  • Untuk ion yang mengikat
    oksigen paling sedikit, pemberian nama menggunakan awalan hipo dan akhiran-it.
  • Untuk ion yang mengikat
    oksigen paling banyak, pemberian nama menggunakan awalan per dan akhiran- at.

Contohnya: NaClO (Natrium hipoklorat), NaClO2 (Natrium klorit), NaClO3 (Natrium klorat), dan NaClO4 (Natrium perklorat).

Tata
Nama IUPAC untuk Alkanon dalam Kimia

Struktur alkanon membentuk gugus yang diapit 2 gugus alkil, yaitu: R dan R’, yang bisa sama atau berbeda.

Pengelompokan alkanon ini berdasarkan pada substituen mereka, ada yang simetris maupun asimetris, tergantung dari kemungkinan 2 substituen organik yang bergabung ke pusat karbonil.

Untuk
menamai alkanon, kamu bisa menggunakan 2 tata nama, yaitu IUPAC dan umum.
Berikut ini adalah tata cara menamai alkanon dengan tata nama IUPAC: 

  • Tentukan rantai induk,
    yakni: rantai atom C terpanjang yang mengandung gugus karbonil
  • Berikan nomor dari salah
    satu ujung rantai, sehingga atom C di gugus karbonil memperoleh nomor yang
    paling kecil

Urutan
penamaan alkanon dengan tata nama IUPAC adalah sebagai berikut:

  1. Nomor
    cabang
  2. Nama
    cabang
  3. Nomor
    atom C gugus karbonil
  4. Nama
    rantai induk (alkanon)

Contoh
penamaan alkanon dengan tata nama IUPAC: 4,5-dimetil-3-heksanon.

Pemberian nama senyawa alkanon di dalam tata nama umum perlu dilakukan dengan terlebih dahulu menyebut gugus alkil yang terikat di atom C gugus karbonil yang kemudian diikuti dengan kata keton.

Penyebutan gugus alkil ini dilakukan berdasarkan urutan abjad, misalnya penamaan alkanon dengan tata nama umum: etil metil keton.

Tata
Nama Senyawa Alkana dalam Kimia

Secara umum, susunan senyawa hidrokarbon terdiri dari unsur atom hidrogen (H) dan karbon (C) sehingga didapat rumus kimia CxHy, di mana x dan y merupakan golongan hidrokarbon.

Diketahui, alkana merupakan senyawa hidrokarbon yang rantai karbonnya paling sederhana.  Sebagai golongan senyawa hidrokarbon jenuh, maka seluruh ikatan pada atom karbon alkana sifatnya tunggal.

Nah,
susunan tata nama senyawa alkana dalam kimia mengutip dari laman Sumber Belajar
Kemdikbud adalah sebagai berikut.

  • CH3-CH2-CH2-CH3 :
    n-butana
  • CH3-CH2-CH2-CH2-CH3 :
    n-pentana

Dari aturan tata nama tersebut, maka untuk alkana rantai panjang tata namanya harus mengikuti aturan berikut ini.

  1. Rantai utama diambil dari rantai karbon terpanjang.
  2. Pemberian nomor pada rantai terpanjang diawali dari ujung yang terdekat dengan cabang.
  3. Cabang merupakan gugus alkil. Perlu diketahui bahwa nama alkil sama dengan alkana yang jumlah atom c adalah sama. Hanya saja bagian akhiran “ana” diganti menjadi “il”.

Penutup

Nah, itulah informasi yang bisa Mamikos bagikan kepada kamu terkait tata nama senyawa kimia secara umum ataupun IUPAC.

Semoga informasi di atas bisa membantu kamu yang sedang ingin mempelajari tata nama senyawa kimia, ya!

Jika kamu ingin mencari informasi terkait materi mata pelajaran lainnya, kamu bisa kunjungi situs blog Mamikos dan temukan informasinya di sana.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta