Mengenal Tokoh-tokoh Sosiologi Klasik dan Modern Dunia Beserta Teorinya

Mengenal Tokoh-tokoh Sosiologi Klasik dan Modern Dunia Beserta Teorinya – Lagi belajar sosiologi tapi suka bingung karena tokohnya terlalu banyak? Jika iya, maka kamu bisa menyimak artikel ini loh!

Pada artikel akan dibahas mengenai tokoh-tokoh sosiologi yang terbagi menjadi zaman klasik dan modern. Dengan begitu, kamu bisa mempelajarinya lebih mudah.

Agar lebih memahami materinya, maka pastikan untuk membaca artikel ini sampai selesai ya!

Mengenali Tokoh-tokoh Sosiologi

freepik.com/@master1305

Tokoh-tokoh Sosiologi Klasik

Berikut ini adalah beberapa tokoh-tokoh sosiologi klasik yang kamu perlu tahu!

1. Auguste Comte (1798-1857)

Auguste Comte adalah seorang filsuf Prancis yang dianggap sebagai salah satu pendiri sosiologi.

Dia mengembangkan teori yang dikenal sebagai “Positivisme Sosial” dan “Hukum Tiga Tahap” sebagai bagian penting dari pemikirannya tentang sosiologi. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang teori sosiologi dari Auguste Comte:

a. Positivisme Sosial

Comte mengusulkan bahwa sosiologi harus menjadi ilmu positif atau ilmu yang didasarkan pada metode ilmiah yang sama seperti ilmu alam.

Ia percaya bahwa sosiologi harus berfokus pada fakta-fakta empiris yang dapat diamati dan diukur, bukan pada spekulasi filosofis atau teoritis semata.

b. Hukum Tiga Tahap (Law of Three Stages)

Comte mengembangkan konsep ini untuk menjelaskan perkembangan pengetahuan manusia.

Menurut Comte, perkembangan pengetahuan manusia melalui tiga tahap berikut:

Tahap Teologis

Ini adalah tahap awal dalam perkembangan manusia di mana penjelasan tentang fenomena alam dan sosial dikaitkan dengan dewa-dewi dan kekuatan supernatural.

Manusia mencari pemahaman melalui cerita mitos dan keyakinan religius.

Tahap Metafisis

Pada tahap ini, penjelasan manusia beralih dari yang ilahi menjadi konsep-konsep abstrak dan metafisika.

Manusia mulai mencari penjelasan rasional dan filosofis tentang dunia dan masyarakat.

Tahap Positif

Ini adalah tahap tertinggi dalam perkembangan pengetahuan manusia, menurut Comte.

Pada tahap ini, penjelasan tentang fenomena alam dan sosial didasarkan pada metode ilmiah dan pengetahuan empiris.

Manusia berusaha untuk memahami hukum-hukum alam dan sosial melalui observasi, eksperimen, dan analisis.

2. Émile Durkheim (1858-1917)

Émile Durkheim adalah seorang sosiolog Perancis yang dikenal dengan kontribusinya terhadap perkembangan sosiologi fungsionalis.

Salah satu teori terpenting yang dikembangkan oleh Durkheim adalah “Teori Solidaritas Sosial” dan “Fungsionalisme.”

Tak heran kalau dia menjadi salah satu tokoh-tokoh sosiologi terkenal. Berikut penjelasan lebih lanjut tentang teori sosiologi dari Émile Durkheim:

a. Solidaritas Sosial

Durkheim membedakan dua bentuk utama solidaritas sosial dalam masyarakat:

Solidaritas Mekanik

Ini terjadi dalam masyarakat primitif di mana individu-individu memiliki kesamaan dalam nilai-nilai, keyakinan, dan tindakan mereka.

Solidaritas mekanik terbentuk melalui kesamaan dan keseragaman dalam masyarakat.

Solidaritas Organik

Dalam masyarakat yang lebih kompleks, solidaritas sosial bersifat organik. Ini berarti bahwa masyarakat bergantung pada spesialisasi dan perbedaan dalam fungsi dan peran individu.

Solidaritas organik terbentuk melalui ketergantungan antarindividu dan kerja sama dalam memenuhi berbagai kebutuhan sosial.

b. Fungsionalisme

Durkheim adalah salah satu pelopor teori fungsionalisme dalam sosiologi.

Fungsionalisme adalah pendekatan yang menganggap masyarakat sebagai sistem yang terdiri dari berbagai bagian atau institusi, dan setiap bagian tersebut memiliki fungsi khusus yang membantu menjaga stabilitas dan keseimbangan dalam masyarakat. 

c. Konsep Kontrol Sosial

Durkheim juga mengembangkan teori tentang kontrol sosial. Ia mengatakan bahwa masyarakat memerlukan mekanisme kontrol untuk mengendalikan perilaku individu.

3. Karl Marx (1818-1883)

Karl Marx adalah seorang filsuf, ekonom, dan sosiolog Jerman yang dikenal dengan teorinya tentang konflik sosial dan analisis kritis terhadap masyarakat kapitalis.

Teori sosiologi utama yang dikembangkan oleh Karl Marx adalah “Teori Konflik” atau “Materialisme Sejarah.”

Berikut penjelasan lebih lanjut tentang teori sosiologi dari Karl Marx:

Materialisme Sejarah

Marx berpendapat bahwa struktur sosial dan perkembangan masyarakat dapat dipahami melalui analisis materialisme sejarah.

Materialisme sejarah adalah konsep yang menekankan peran faktor ekonomi dalam membentuk dan memengaruhi struktur sosial dan perubahan sosial. 

Konflik Kelas Sosial

Salah satu aspek sentral dalam teori Marx adalah konsep konflik antar-kelas sosial.

Ia berpendapat bahwa masyarakat kapitalis dibagi menjadi dua kelas utama: proletariat (kelas pekerja atau buruh) dan borjuis (kelas pemilik modal atau kapitalis).

Marx menganggap konflik antara kedua kelas ini sebagai dasar utama perubahan sosial.

Alienasi

Marx juga mengembangkan konsep alienasi (estrangement) yang merujuk pada perasaan orang-orang yang merasa terasingkan atau terpisah dari hasil kerja mereka sendiri dalam masyarakat kapitalis.

Mengkritik Kapitalisme

Marx mengkritik kapitalisme karena melihatnya sebagai sistem ekonomi yang menghasilkan ketidaksetaraan, eksploitasi, dan alienasi. 

Komunisme

Marx memperjuangkan penggulingan kapitalisme dan pendirian masyarakat komunis yang dia sebut sebagai “masyarakat tanpa kelas.” 

4. Max Weber (1864-1920)

Max Weber adalah seorang sosiolog dan filsuf Jerman yang memberikan kontribusi penting terhadap pemikiran sosiologi dengan mengembangkan berbagai teori dan konsep. 

a. Rasionalisasi Sosial

Weber mengemukakan konsep rasionalisasi sosial, yang mengacu pada peningkatan penggunaan rasionalitas dan kalkulasi dalam berbagai aspek kehidupan sosial.

Menurutnya, rasionalisasi terjadi ketika tindakan sosial lebih dipengaruhi oleh pertimbangan rasional dan tujuan-tujuan yang dihitung dengan cermat daripada oleh tradisi, emosi, atau norma-norma sosial yang tidak rasional. 

b. Tindakan Sosial

Weber memahami perilaku manusia dalam konteks “tindakan sosial” atau “tindakan yang memiliki makna sosial.”

Ia mengklasifikasikan tindakan sosial menjadi empat jenis utama:

Tindakan Rasional dengan Tujuan (Zweckrational)

Tindakan ini didasarkan pada pertimbangan rasional untuk mencapai tujuan tertentu. Contoh: berinvestasi dalam bisnis untuk mendapatkan keuntungan.

Tindakan Nilai-Rasional (Wertrational)

Tindakan ini didasarkan pada nilai atau prinsip yang dianut individu. Contoh: melakukan aksi amal karena keyakinan agama.

Tindakan Tradisional (Traditional)

Tindakan ini dilakukan karena mengikuti tradisi atau norma-norma sosial yang ada. Contoh: melaksanakan ritual pernikahan sesuai dengan adat.

Tindakan Afektif (Affective)

Tindakan ini dipengaruhi oleh emosi atau perasaan individu. Contoh: berteriak marah dalam situasi yang membuat frustasi.

Stratifikasi Sosial

Weber juga mengembangkan pemikiran tentang stratifikasi sosial, yang mencakup konsep tiga dimensi utama:

Kelas sosial (berdasarkan kepemilikan aset ekonomi), status sosial (berdasarkan prestise atau penghormatan), dan kekuasaan (kemampuan untuk mempengaruhi orang lain).

Kombinasi dari tiga dimensi ini membentuk posisi sosial individu dalam masyarakat.

c. Otoritas dan Kekuasaan

Weber membedakan tiga jenis otoritas atau kekuasaan dalam masyarakat:

  • Otoritas Tradisional: Berdasarkan pada tradisi dan norma-norma yang diterima.
  • Otoritas Rasional-Legal: Berdasarkan aturan hukum dan peraturan formal.
  • Otoritas Karismatik: Berdasarkan pada karakter atau kepribadian yang karismatik.

Tokoh-tokoh Sosiologi Modern

Berikut ini adalah beberapa tokoh-tokoh sosiologi modern yang kamu perlu kamu tahu!

1. Erving Goffman (1922-1982)

Erving Goffman adalah seorang sosiolog Amerika Serikat yang dikenal dengan kontribusinya dalam studi interaksi sosial dan pemahaman tentang bagaimana individu berperilaku dalam situasi sosial tertentu.

Salah satu teori sosiologi terpenting yang dikembangkan oleh Goffman adalah “Teori Dramaturgi.”

Teori Dramaturgi Goffman menganggap interaksi sosial sebagai pertunjukan teater di mana individu berperan seperti aktor di atas panggung.

Goffman berpendapat bahwa dalam situasi sosial, individu memiliki dua peran penting:

a. Peran Sebenarnya (Front Stage)

Ini adalah peran yang individu mainkan di hadapan orang lain. Seperti seorang aktor di atas panggung, individu mencoba untuk mengontrol kesan yang mereka berikan kepada orang lain.

Mereka melakukan berbagai tindakan dan perilaku untuk menciptakan kesan yang diinginkan.

b. Peran Tersembunyi (Back Stage)

Ini adalah peran yang individu mainkan di luar pandangan orang lain. Di sini, individu lebih autentik dan mungkin mengekspresikan diri mereka dengan cara yang lebih bebas.

Ini adalah tempat di mana individu dapat bersantai dari peran yang dimainkan di depan orang lain.

2. Pierre Bourdieu (1930-2002)

Pierre Bourdieu adalah salah satu diantara tokoh-tokoh sosiologi yang mengembangkan teori dan konsep-konsep penting dalam studi sosiologi, terutama terkait dengan pemahaman mengenai stratifikasi sosial, budaya, dan kekuasaan.

a. Teori Kapital Budaya

Bourdieu mengenalkan konsep “kapital budaya” yang mengacu pada sumber daya pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan yang dimiliki individu atau keluarga mereka.

Kapital budaya dibagi menjadi tiga jenis:

  • Kapital Budaya Inkorporasi: Ini adalah kapital budaya yang dimiliki individu melalui pendidikan formal dan pengalaman belajar. Ini mencakup pengetahuan, keterampilan, dan pendidikan formal.
  • Kapital Budaya Objektivasi: Ini mencakup benda-benda fisik atau simbolis yang mewakili kapital budaya, seperti buku, karya seni, atau alat musik.
  • Kapital Budaya Institusionalisasi: Ini adalah kapital budaya yang diterima dan diakui oleh masyarakat secara luas, seperti penghargaan atau sertifikat dari lembaga-lembaga resmi.

b. Teori Reproduksi Sosial

Teori Reproduksi Sosial Bourdieu menggambarkan bagaimana ketidaksetaraan sosial dan stratifikasi dipertahankan dan direproduksi dalam masyarakat. 

Dia berpendapat bahwa kapital budaya dan kapital sosial keluarga berpengaruh besar terhadap kesuksesan dan posisi sosial anak-anak dalam masyarakat.

c. Konsep Habitus

Bourdieu memperkenalkan konsep “habitus,” yang mengacu pada pola-pola pemikiran, perilaku, dan preferensi yang internalized oleh individu melalui pengalaman sosial mereka. 

Habitus menciptakan pandangan dunia dan gaya hidup yang mempengaruhi bagaimana individu berinteraksi dengan masyarakat dan memilih pilihan dalam hidup mereka.

d. Kritik terhadap Kekuasaan Simbolis

Bourdieu menekankan pentingnya kekuasaan simbolis dalam masyarakat, di mana orang-orang yang menguasai simbol-simbol budaya memiliki keunggulan dalam mendefinisikan norma, nilai, dan citra masyarakat. 

Ia juga menyoroti bagaimana pengetahuan dan bahasa dapat digunakan sebagai alat kekuasaan untuk membatasi akses individu atau kelompok tertentu ke sumber daya dan kesempatan.

3. Anthony Giddens (lahir 1938)

Anthony Giddens adalah seorang sosiolog Inggris yang dikenal dengan pemikirannya tentang teori strukturasi dan konsep modernisasi dalam sosiologi. Salah satu teori sosiologi terpenting yang dikembangkan oleh Giddens adalah “Teori Strukturasi.” 

Teori Strukturasi adalah pendekatan teoritis yang dikembangkan oleh Giddens untuk memahami hubungan antara struktur sosial dan tindakan individu dalam masyarakat. 

Giddens berpendapat bahwa struktur sosial dan tindakan individu tidak dapat dipisahkan, tetapi saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain.

Dalam teori ini, dia mencoba mengatasi konflik antara dua pendekatan ekstrem dalam sosiologi, yaitu strukturalisme dan agensi.

Giddens memiliki pemahaman modernisasi yang positif, yaitu pandangan bahwa modernisasi adalah proses positif yang membawa perubahan sosial, teknologi, dan perkembangan masyarakat.

Dia menganggap modernisasi sebagai pembebasan dari tradisi-tradisi yang membatasi dan memajukan kemajuan manusia.

4. Jürgen Habermas (lahir 1929)

Jürgen Habermas adalah seorang filsuf dan sosiolog Jerman yang dikenal dengan kontribusinya terhadap pemikiran dalam berbagai bidang, termasuk sosiologi, filosofi politik, dan teori komunikasi. 

Salah satu teori sosiologi yang penting yang dikembangkan oleh Habermas adalah “Teori Tindakan Komunikatif” (Theory of Communicative Action).

Teori Tindakan Komunikatif merupakan pendekatan teoritis yang menggabungkan unsur-unsur dari filsafat, sosiologi, dan teori komunikasi. 

5. Michel Foucault (1926-1984)

Michel Foucault adalah seorang filsuf dan sosiolog Perancis yang dikenal dengan kontribusinya terhadap pemahaman tentang kekuasaan, pengetahuan, dan kontrol sosial dalam masyarakat. 

Dia adalah salah satu tokoh-tokh sosiologi yang berpengaruh.

a. Arkeologi Pengetahuan (Archaeology of Knowledge)

Foucault memperkenalkan konsep “arkeologi pengetahuan” yang mencoba untuk menganalisis bagaimana pengetahuan dibentuk dalam suatu masyarakat pada suatu periode waktu tertentu.

Dia tertarik pada cara struktur kekuasaan, norma-norma, dan bahasa mempengaruhi produksi pengetahuan.

b. Genealogi Kekuasaan (Genealogy of Power)

Konsep genealogi kekuasaan Foucault mengacu pada analisis sejarah kekuasaan dan bagaimana bentuk-bentuk kekuasaan berkembang dan berubah dari satu periode sejarah ke periode lain.

c. Biopower (Biopouvoir)

Salah satu konsep penting dalam pemikiran Foucault adalah “biopower” atau kekuasaan biologis.

Dia mempelajari bagaimana pemerintah dan institusi sosial menggunakan pengetahuan tentang tubuh manusia, reproduksi, kesehatan, dan populasi untuk mempengaruhi dan mengontrol individu dan masyarakat.

d. Diskursus (Discourse)

Foucault menekankan pentingnya “diskursus” dalam pembentukan pengetahuan dan kekuasaan.

Diskursus adalah sistem ideologi, bahasa, dan narasi yang digunakan untuk mengkonstruksi pengetahuan tentang suatu topik atau subjek.

Penutup

Itulah penjelasan mengenai tokoh-tokoh sosiologi klasik dan tokoh-tokoh sosiologi modern yang harus kamu pahami.

Jika kamu tertarik mempelajari lebih lanjut materi ini, maka kamu bisa membaca artikel-artikel lain dari Mamikos ya!


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta