Penggunaan Tanda Titik dan Koma Beserta Contohnya, Kapan Harus Digunakan

Posted in: Pelajar

Penggunaan Tanda Titik dan Koma Beserta Contohnya, Kapan Harus Digunakan – Tanda baca merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam kaidah bahasa Indonesia. Dalam tata cara penulisan tanda baca tersebut dapat memisahkan kata atau kalimat sesuai dengan fungsinya. Sementara itu, dalam pembacaan tanda baca tersebut bisa menjadi intonasi dari setiap tulisan yang akan dibaca. 

Hal ini perlu Anda pahami dengan sangat baik karena setiap penggunaannya selalu ada bahkan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak orang yang seringkali menjadi salah paham akibat kekeliruan dalam memahami tanda baca atau kesalahan dalam penempatannya. Terkadang sebuah tulisan menjadi berbeda dari segi makna hanya karena tanda baca yang keliru. 

Penggunaan Tanda Titik dan Koma

unsplash.com

Tanda baca yang paling sering digunakan ialah tanda titik dan koma. Keduanya sangat sering Anda jumpai di berbagai jenis tulisan dibandingkan jenis tanda baca lainnya. Penggunaan tanda titik dan koma seringkali keliru dalam beberapa jenis tulisan karena kurangnya pemahaman banyak orang terhadap tanda baca ini.

Umumnya tanda titik digunakan di akhir kalimat dan hal ini sudah diketahui oleh hampir setiap orang. Begitupun dengan tanda koma yang merupakan bagian jeda atau pemisah dalam dua kalimat yang berhubungan. Selebihnya penggunaan tanda baca tersebut tidak begitu dipahami sehingga banyak kekeliruan di tengah masyarakat. 

Tanda Titik 

Tanda yang pertama ini tentu sudah cukup dipahami dan familiar dari segi fungsi di tengah masyarakat. Namun sebenarnya fungsinya tidak hanya ditempatkan pada akhir kalimat saja. Masih banyak fungsi dari penggunaan tanda titik yang tidak begitu dipahami. 

1. Akhir Kalimat yang Bukan Pertanyaan dan Seruan 

Untuk kalimat pertanyaan dan seruan tentunya akan menggunakan tanda tanya dan tanda seru. Untuk titik tidak digunakan untuk jenis kalimat tersebut dan hanya untuk mengakhiri sebuah kalimat saja. Jika terdapat kelanjutannya atau terdapat kalimat baru maka perlu diberi jarak minimal satu ketukan atau jika dalam penulisan berupa spasi. 

2. Akhir Singkatan Jabatan, Gelar, Pangkat dan Sapaan 

Banyak sekali gelar ataupun sapaan yang bisa disingkat untuk beberapa jenis penulisan seperti dalam surat atau dalam jenis tulisan biasa. Sebut saja sapaan untuk Bapak yang sering disingkat menjadi Bpk. Untuk menulis singkatan terhadap sapaan ini maka anda wajib menyertakan tanda titik di bagian akhir menjadi “Bpk.”. 

Begitu pun dalam penulisan gelar seseorang baik yang ada di awal nama ataupun di akhir nama seperti “Dr.”, “S.E.”, “S.Pd.”, dan lainnya. Penggunaan tanda titik pada gelar sarjana berlaku lebih dari 1 bukan hanya pada akhir penulisan gelar saja. Setelah huruf S yang merupakan singkatan dari sarjana maka akan disertakan tanda tersebut. 

3. Singkatan Kata 

Tanda ini juga bisa digunakan pada singkatan kata atau ungkapan yang bersifat umum. Jumlah huruf dari singkatan ini biasanya mulai dari 3 huruf ataupun lebih dan tanda yang digunakan hanya 1 saja. Contohnya ada singkatan “dll.” (dan lain-lain), “tgl.” (tanggal), dan lainnya. Tanda titik ini hanya berlaku untuk jenis singkatan seperti ini saja. 

4. Akhir Singkatan Nama Orang 

Beberapa nama seringkali disingkat menjadi inisial atau huruf awal dari nama tersebut saja. Umumnya nama yang sering disingkat ialah kepanjangan dari sebuah nama baik yang terdiri dari 2 kata maupun 3 kata seperti Anita D. Farisa, Fikri N. Iman, Gatot S. R, dan lainnya. Tanaman tersebut terangkat maka titik tidak perlu digunakan.

5. Memisahkan Angka Jam, Menit, dan Detik 

Untuk penulisan waktu biasanya akan menggunakan tanda titik yang akan menunjukkan waktu tersebut ataupun sebuah jangka waktu. Contohnya ialah pukul 15.30 yang berarti jam 3 sore lebih 30 menit. Meskipun penggunaan tanda titik dua untuk penulisan waktu ini juga sering digunakan namun tanda titik menjadi tanda yang lebih efektif dan mudah dibaca.  

6. Memisahkan Bilangan Ribuan 

Untuk penulisan bilangan ribuan akan menggunakan tanda titik sesuai dengan jumlah ribuan atau kelipatannya. Hal ini berlaku seperti ini 35.500, 203.400, 4.000, dan lain-lain. Perlu diingat untuk penulisan angka yang tidak menunjukkan jumlah tidak perlu menggunakan tanda ini seperti antrian 1256, halaman 2200, nomor kartu 445673, dan sejenisnya. 

7. Tidak untuk Singkatan Lembaga Resmi 

Terdapat jenis singkatan untuk lembaga resmi seperti instansi, sekolah, atau lembaga lainnya. Untuk singkatan ini biasanya menggunakan huruf kapital sehingga tidak perlu menambahkan tanda titik. Misalnya saja DPR, RI, SMA, SLB, PT, UNICEF, SIM, dan masih banyak lagi. Untuk menyingkat nama lembaga seperti ini Anda tak perlu menggunakan tanda apapun. 

Tanda Koma 

Selain penggunaan tanda titik, tanda koma juga sering mengalami kekeliruan dalam penggunaannya di tengah masyarakat. Banyak sekali jenis tulisan yang bisa menggunakan tanda baca ini. 

1. Ditempatkan Antara Unsur-unsur Perincian 

Dalam sebuah pemerintahan terdapat unsur-unsur yang akan disebutkan yang kemudian akan dipisahkan satu sama lain dengan menggunakan tanda koma. Jika kata tersebut merupakan 2 kata terakhir maka tanda tersebut tidak perlu digunakan. Misalnya sapu, kemoceng, kain pel dan parang. Setelah kata kain pel Anda tidak perlu menggunakan tanda tersebut karena merupakan dua kata terakhir. 

2. Memisahkan Kalimat Setara 

Penggunaan tanda koma berikutnya ialah untuk memisahkan kalimat setara yang ada dalam satu kalimat yang didahului oleh kata seperti, tetapi dan juga melainkan. jika terdapat ketiga kata tersebut maka harus diberi tanda baca koma menjadi “Rita membeli produk tersebut, tapi sayangnya produk itu tidak berguna”. Tanda baca tersebut ditempatkan sebelum ketiga kata tadi. 

3. Memisahkan Anak Kalimat 

Penggunaan tanda titik selalu bersifat mengakhiri dan bukan menggabungkan dua kalimat seperti tanda koma ini. Tanda tersebut dapat memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat tersebut mendahului induk kalimat yang ada. Contohnya seperti, “karena banyaknya urusan, akhirnya saya tidak pergi ke sana”. 

4. Tidak untuk Anak Kalimat yang Mengiringi Induk Kalimat

Untuk anak kalimat yang mengiringi induk kalimat atau terdapat kalimat penghubung lain seperti kalau, jika, sebelum, dan sejenisnya. Contohnya “saya akan datang jika kamu mengundangnya”. Untuk jenis kalimat seperti ini tidak berlaku tanda baca koma karena hanya akan mengubah intonasi bahkan maknanya. 

5. Belakang Kata atau Ungkapan Penghubung 

Terdapat beberapa kata penghubung yang harus menggunakan tanda baca ini seperti akan tetapi, selain itu, meskipun begitu, lagipula, dan lainnya. Jika Anda menggunakan kata-kata tersebut maka sertakan tanda baca koma setelahnya. Penggunaan tanda koma seperti ini memang bersifat cukup detail dan bisa merubah intonasi maupun maknanya. 

Itulah beberapa penjelasan mengenai penggunaan tanda titik dan koma yang sering mengalami kekeliruan di tengah masyarakat. Sepatutnya hal ini dipelajari dengan sangat agar fungsinya bisa dipahami dengan sangat tepat sesuai fungsinya masing-masing. Kesalahpahaman dan kekeliruan akibat tanda baca tidak akan terjadi kembali jika semua orang memahaminya. 


Klik dan dapatkan info kost di dekatmu:

Kost Jogja Harga Murah

Kost Jakarta Harga Murah

Kost Bandung Harga Murah

Kost Denpasar Bali Harga Murah

Kost Surabaya Harga Murah

Kost Semarang Harga Murah

Kost Malang Harga Murah

Kost Solo Harga Murah

Kost Bekasi Harga Murah

Kost Medan Harga Murah