Perbedaan Bunga Tunggal dan Bunga Majemuk beserta Contoh dan Pengertiannya

Perbedaan bunga tunggal dan bunga majemuk sangatlah penting. Pelajari pengertian, rumus dan contoh penerapannya di sini.

03 November 2023 Adara

Bunga tunggal itu seperti teman yang konsisten. Ini berarti setiap periode (misalnya, setiap tahun), kamu mendapatkan bunga berdasarkan jumlah uang yang sama, yaitu modal awal yang kamu simpan atau pinjam.

Jadi, uangmu tetap dalam jumlah yang sama, dan bunga dihitung dari jumlah itu setiap periode.

Di sisi lain, bunga majemuk itu seperti teman yang terus bertumbuh. Ketika kamu menyimpan uang atau meminjam dengan bunga majemuk, modal awalmu bertambah setiap periode.

Bagaimana? Jadi, setelah kamu mendapatkan bunga dalam satu periode, jumlah bunga itu ditambahkan ke dalam modal awalmu.

Dan ketika periode berikutnya datang, bunga dihitung dari modal yang sudah bertambah itu.

Ini membuat jumlah bunga yang kamu dapatkan menjadi lebih besar setiap periode, karena modalmu terus bertambah.

Jadi, inti perbedaan bunga tunggal dan bunga majemuk di sini adalah bahwa bunga tunggal menghitung bunga berdasarkan modal yang tetap setiap periode, sementara bunga majemuk menghitung bunga berdasarkan modal awal yang terus bertambah dengan bunga yang sudah kamu terima sebelumnya.

Simpulannya, bunga majemuk bisa memberikan lebih banyak uang tambahan karena modalnya terus tumbuh seiring berjalannya waktu.

Rumus Bunga Tunggal dan Bunga Majemuk

Rumus Bunga Tunggal

Ketika kamu ingin menghitung berapa banyak bunga yang kamu akan terima dari modal yang kamu simpan atau pinjam, kamu harus mempertimbangkan berapa lama uang tersebut akan berada di bank atau dalam pinjaman.

a. Jika modal awal (M) kamu dibungakan dengan bunga sebesar p persen setiap tahun (t), kamu bisa menghitung besarnya bunga (I) setelah t tahun dengan rumus ini:

I = M . \frac{p}{100} . t

Artinya, kamu mengalikan modal awal (M) dengan persentase bunga (p/100) dan lama waktu dalam tahun (t). Ini akan memberikan kamu jumlah bunga yang akan kamu terima setelah t tahun.

b. Bagaimana jika kamu ingin menghitung bunga setelah t bulan? Rumusnya hampir sama, tapi kamu harus memperhatikan bahwa satu tahun memiliki 12 bulan. Jadi, rumusnya menjadi:

I = M . \frac{p}{100} . \frac{t}{12}

c. Sekarang, jika kamu ingin menghitung bunga setelah t hari, kamu harus memperhatikan berapa hari dalam setahun. Ada tiga kasus berbeda:

  • Jika satu tahun memiliki 365 hari (tahun biasa), rumusnya adalah: I = M . \frac{p}{100} . \frac{t}{365}
  • Jika satu tahun memiliki 360 hari (misalnya, dalam kasus tahun keuangan), rumusnya adalah: I = M . \frac{p}{100} . \frac{t}{360}
  • Jika satu tahun memiliki 366 hari (tahun kabisat), rumusnya adalah: I = M . \frac{p}{100} . \frac{t}{366}

Jadi, kamu bisa menggunakan rumus yang sesuai dengan situasi dan menghitung berapa banyak bunga yang akan kamu terima setelah t tahun, bulan, atau hari.

Semakin lama uang kamu disimpan, semakin besar bunga yang akan kamu terima!

Close