Perbedaan Sitasi, Daftar Pustaka, Kutipan, dan Footnote

Baik sitasi, daftar pustaka, kutipan, maupun footnote, semuanya berisi sebuah ungkapan dari sumber referensi lain. Tujuannya untuk memberikan keabsahan karya tulis ilmiah yang bersumber kuat.

31 Maret 2024 Mamikos

3. Aturan Penulisan

Hal paling utama yang menjadi perbedaan sitasi, daftar pustaka, kutipan, dan footnote adalah pada bagian aturan penulisan. Berikut ini penjelasan perbedaannya beserta contohnya:

Daftar Pustaka

Penulisan daftar pustaka mengikuti aturan NATAJUKOPEN (Nama, Tahun, Judul, Kota, Penerbit) yang merupakan urutan penulisan. Formatnya nama penulis harus dibalik, nama belakang ada di depan diikuti tanda koma. 

Kemudian baru ditulis kata nama belakang dan diakhiri dengan tanda titik. Setelah tanda titik yang mengakhiri nama penulis, selanjutnya adalah tahun terbit buku. Tahun ditulis biasa dan diakhiri tanda baca titik.

Setelah tahun, judul ditulis dengan cetak miring dan diakhiri juga dengan tanda baca titik. Baru kemudian kota terbitnya buku yang ditulis biasa namun diakhiri tanda baca titik dua. Terakhir harus ditulis penerbit dan diakhiri tanda titik. 

Agar lebih paham, contoh penulisan daftar pustaka adalah:

Rahayu, Putri. 2004. Indahnya Surga. Jakarta: Media Kita. 

Footnote

Penulisan kode footnote menggunakan angka Arab (1,2,3, dan seterusnya). Kode ini diletakkan di akhir kalimat dengan posisi sedikit ke atas, seperti angka pangkat dalam matematika. Pastikan tidak ada tanda baca yang mengakhiri kode ini. 

Kemudian keterangan kode footnote ditulis dengan format nama penulisnya terlebih dulu, lalu diikuti dengan tanda baca koma dan ditulis judul buku referensi. Setelah penyebutan judul, dilanjutkan dengan tanda baca kurung.

Dalam tanda baca kurung ada kota penerbit, diikuti tanda titik dua. Kemudian tulis penerbit buku referensi dan diakhiri tanda baca koma. Setelahnya ada tahun terbit dan ditutup dengan tanda kurung lagi. 

Berikut di bawah ini contoh penggunaan footnote:

Pidato punya tujuan menarik perhatian pendengar 1

1 Purnomo, Berpidato Dengan Baik (Jakarta: Media Indo, 2007)

Sitasi

Aturan penulisan sitasi ini bergantung pada peletakannya. Jika peletakan di awal kalimat maka ditulis nama belakang diikuti nama depan, kemudian diikuti tanda baca kurung yang berisi tahun buku kutipan. 

Sedangkan jika penulisan di akhir kalimat, maka nama dan tahun ditulis dalam satu tanda kurung setelah kutipan ide referensi. Nama dan tahun dipisahkan dengan tanda baca koma. Sebagai contohnya bisa Anda simak berikut ini: 

Amanda (2008) mengatakan bahwa ……………..

………… (Herry, 2013)

Close