Rangkuman Sejarah Kerajaan Kutai Singkat, Letak, Raja, dan Masa Kejayaan

Rangkuman Sejarah Kerajaan
Kutai Singkat, Letak, Raja, dan Masa Kejayaan – Sejarah Kerajaan Kutai diawali
dari kepemimpinan Raja Kudungga yang dipengaruhi oleh agama Hindu dari India.

Kerajaan Kutai saat itu
disebut sebagai kerajaan Hindu tertua di Indonesia yang dipimpin oleh raja-raja
tersohor pada masanya.

Namun, sejarah Kerajaan Kutai sebagai kerajaan Hindu tidak bertahan setelah masuknya Islam di Indonesia dan memengaruhi kepercayaan salah satu raja penerusnya.

Berikut sudah Mamikos rangkum
secara singkat mengenai sejarah Kerajaan Kutai hingga akhir masanya.

Sejarah Kerajaan Kutai

sampoernaacademy.sch.id

Menurut prasasti Yupa yang ditemukan mengenai sejarah
Kerajaan Kutai, Kerajaan Kutai terletak di Kalimantan Timur dan berpusat di
Muara Kaman.

Kutai adalah kerajaan Hindu tertua di Indonesia yang
didirikan pada tahun 400 M oleh Raja Kudungga.

Keturunannya—seperti Raja Mulawarman dan Aswawarman, memiliki pengaruh kuat dari budaya Hindu India sebagai dampak hubungan baik melalui jalur perdagangan yang membawa budaya Hindu ke Kerajaan.

Raja Kerajaan Kutai

Menurut beberapa sumber sejarah Kerajaan Kutai, ada
setidaknya 20 raja yang pernah memerintah kerajaan.

Raja-raja tersebut memerintah di Kerajaan Kutai dari masa
kejayaannya hingga runtuhnya kerajaan tersebut di tangan Kesultanan Kutai pada
tahun 1635.

Di antaranya adalah :

1. Maharaja Kudungga, bergelar Anumerta Dewawarman (pendiri)
2. Maharaja Aswawarman (anak dari Raja Kudungga)
3. Maharaja Mulawarman (sebagai raja yang terkenal)
4. Maharaja Marawijaya Warman
5. Maharaja Gajayana Warman
6. Maharaja Tungga Warman
7. Maharaja Jayanaga Warman
8. Maharaja Nalasinga Warman
9. Maharaja Gadingga Warman Dewa
10. Maharaja Indra Warman Dewa
11. Maharaja Sangga Warman Dewa
12. Maharaja Candrawarman
13. Maharaja Sri Langka Dewa
14. Maharaja Guna Parana Dewa
15. Maharaja Wijaya Warman
16. Maharaja Sri Aji Dewa
17. Maharaja Mulia Putera
18. Maharaja Nala Pandita
19. Maharaja Indra Paruta Dewa
20. Maharaja Dharma Setia

Dari semua raja yang telah disebutkan di atas sebagai bagian
sejarah Kerajaan Kutai, terdapat tiga nama besar raja yang paling terkemuka
dengan berbagai pengaruhnya.

1. Raja Kudungga

Maharaja Kudungga dikenal sebagai pendiri Kerajaan Kutai
pada sekitar tahun 400 M. Raja Kudungga menciptakan fondasi bagi pengembangan
budaya Hindu di wilayah Kerajaan Kutai.

Meskipun Kerajaan Kutai adalah akar dari kerajaan Hindu di Indonesia, Raja Kudungga dan keturunannya dianggap menciptakan identitas khas dengan nama-nama asli Indonesia yang tidak terpengaruh bahasa India.

2. Raja Aswawarman

Raja Aswawarman melanjutkan upaya penyebaran agama Hindu di
wilayah Kerajaan Kutai yang menyebabkan kuatnya pengaruh budaya Hindu dari
India.

Dalam sejarah Kerajaan Kutai pada masa kepemimpinan Raja
Aswawarman, Kerajaan Kutai dicatat sebagai kerajaan dengan letak yang
strategis.

Letaknya yang berada di Muara Kaman memfasilitasi
perdagangan dan hubungan dengan berbagai wilayah.

3. Raja Mulawarman

Di masa kepemimpinanya, Raja Mulawarman menjalin hubungan
perdagangan erat dengan India yang membawa pengaruh budaya Hindu ke Kerajaan
Kutai.

Masa keemasan Kerajaan Kutai terjadi pada pemerintahan Raja
Mulawarman. Pada saat itu, kerajaan mencapai puncak kejayaannya dan diakui
sebagai salah satu kerajaan tertua di Kalimantan Timur.

Raja Mulawarman memajukan ekonomi kerajaan dengan
mengembangkan sektor pertanian, peternakan, dan perdagangan sebagai mata
pencaharian rakyat.

Penerapan pajak pada pedagang dari daerah lain juga menjadi kebijakan ekonomi yang dijalankan.

Masa Kejayaan Kerajaan Kutai

Masa kejayaan Kerajaan Kutai terjadi pada masa pemerintahan Raja Mulawarman yang diabadikan dalam Prasasti Yupa.

Raja Mulawarman melaksanakan upacara pengorbanan emas yang sangat besar.

Emas hasil dari upacara tersebut tidak hanya dibagikan kepada rakyatnya, tetapi juga dihadiahkan sebagai persembahan kepada para dewa.

Bukti kejayaan pemerintahan Mulawarman tidak hanya terbatas
pada catatan dalam Prasasti Yupa. Ada banyak aspek yang turut mendorong
kerajaan ini mencapai puncak keemasannya.

Aspek Sosial

Pada masa kejayaan Kerajaan Kutai di bawah pemerintahan Raja
Mulawarman, aspek sosial mengalami perkembangan yang signifikan.

Dalam sejarah Kerajaan Kutai, Raja Mulawarman dikenal
sebagai sosok baik hati, kuat, dan dermawan, yang menciptakan suasana harmonis
di dalam masyarakat.

Pelaksanaan upacara pengorbanan emas dan persembahan besar
kepada para Brahmana di Waprakecvara menunjukkan perhatian Raja Mulawarman terhadap
lapisan sosial agama dan keberagaman budaya.

Aspek Ekonomi

Masa kejayaan Kerajaan Kutai juga ditandai oleh kemajuan
ekonomi yang signifikan. Raja Mulawarman menerapkan kebijakan ekonomi yang
berhasil dengan fokus pada pertanian, peternakan, dan perdagangan.

Upacara pengorbanan emas dan persembahan besar mencerminkan
kekayaan kerajaan, sementara penerapan pajak pada pedagang dari daerah lain
menjadi sumber pendapatan yang penting.

Puncak kejayaan ini juga menandai pertumbuhan ekonomi yang
kokoh dan memberikan kontribusi pada kesejahteraan masyarakat Kutai.

Aspek Politik

Dari segi politik, Kerajaan Kutai di bawah kepemimpinan Raja
Mulawarman mencapai stabilitas dan wibawa yang tinggi.

Hubungan yang erat dengan India melalui jalur perdagangan
mengukuhkan posisi politik kerajaan. Sementara kebijakan ekonomi yang bijaksana
memberikan fondasi yang kuat untuk stabilitas politik.

Raja Mulawarman mampu mempertahankan kekuasaan dan menjaga kerukunan berbagai lapisan masyarakat, menciptakan fondasi politik yang kokoh.

Aspek Agama

Sejarah Kerajaan Kutai di bawah pemerintahan Raja Mulawarman
mengalami pengaruh yang kuat dari budaya Hindu India.

Upacara Vratyastoma sebagai bagian dari upaya penyucian diri
untuk masuk ke dalam kasta Ksatria menunjukkan peran penting agama dalam
struktur sosial dan politik.

Pelaksanaan upacara pengorbanan emas dan persembahan kepada
Brahmana juga mencerminkan integrasi agama Hindu dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat Kutai.

Meskipun demikian, toleransi terhadap agama asli Indonesia
juga terlihat dalam pelibatan pendeta asli Indonesia dalam upacara keagamaan
seperti upacara Vratyastoma.

Peninggalan Kerajaan Kutai

Selain sebagai peninggalan sejarah Kerajaan Kutai, semua
artefak dan bangunan-bangunan bukan hanya sebagai benda-benda sejarah fisik.

Namun, juga sebagai jejak budaya dan peradaban yang
membentuk identitas Kerajaan Kutai dalam sejarah Indonesia.

Berikut adalah bukti peninggalan sejarah Kerajaan Kutai yang
perlu kamu ketahui.

1. Prasasti Yupa

Prasasti Yupa adalah tiang batu yang mengandung teks
berbahasa Sansekerta dengan huruf Pallawa.

Prasasti ini memberikan informasi penting mengenai
keberlanjutan dan sejarah Kerajaan Kutai yang menjadi bukti tertulis.

Prasasti Yupa juga memberikan wawasan mendalam tentang
struktur sosial, politik, dan agama Kerajaan Kutai pada masa lalu.

2. Kalung Ciwa

Kalung Ciwa adalah peninggalan sejarah Kerajaan Kutai yang ditemukan
di sekitar Danau Lipan, Muara Kaman. Digunakan sebagai perhiasan kerajaan dan
dalam acara penobatan sultan baru.

Kalung Ciwa merupakan peninggalan sejarah Kerajaan Kutai
yang melambangkan keindahan seni dan kultur Kerajaan Kutai, serta fungsi
seremonial dalam konteks kegiatan kerajaan.

3. Kura-kura Emas

Kura-kura emas terbuat dari emas dan merupakan hadiah dari
Kerajaan China untuk Aji Bidara Putih, Putri Raja Kutai yang saat ini disimpan
di Museum Mulawarman.

Hadiah ini mewakili hubungan diplomatis antara Kerajaan
Kutai dan Kerajaan China serta menunjukkan kekayaan dan keistimewaan kerajaan.

4. Singgasana

Singgasana adalah bangunan peninggalan sejarah Kerajaan
Kutai berupa prasasti yang mencerminkan aspek politik dan kebijakan
pemerintahan Kerajaan Kutai.

Fungsinya adalah untuk memberikan informasi tentang struktur
politik dan keputusan-keputusan penting yang diambil oleh pemerintah Kerajaan
Kutai.

5. Ketopong Sultan

Artefak berupa prasasti lain yang menyimpan warisan sejarah
dan nilai-nilai politik dari Kerajaan Kutai.

Ketopong sultan memberikan wawasan tentang simbol-simbol
kekuasaan dan perlengkapan militer yang digunakan oleh para pemimpin Kerajaan
Kutai di masa lampau.

6. Kalung Uncal

Sebuah kalung yang merupakan salah satu benda peninggalan
dari Kerajaan Kutai.

Melambangkan kekayaan dan keindahan budaya Kerajaan Kutai,
serta dapat mencerminkan status sosial pemiliknya.

7. Kering Bukit Kang

Kering Bukit Kang adalah bangunan berupa prasasti yang
menjadi bukti sejarah masa keemasan dan keberlanjutan Kerajaan Kutai.

Adanya Kering Bukit Kang adalah untuk menyimpan informasi
penting tentang perkembangan dan gambaran kewibawaan Kerajaan Kutai selama masa
kejayaannya.

Runtuhnya Kerajaan Kutai

Runtuhnya Kerajaan Kutai adalah suatu periode penting dalam
sejarah Kerajaan Kutai yang mencerminkan perubahan politik dan agama di wilayah
tersebut.

Berakhirnya pemerintahan Raja Mulawarman menandai akhir dari
kepemimpinan seorang raja yang diakui sebagai raja yang hebat.

Sayangnya, masa keemasan Kerajaan Kutai tidak berlangsung
lama, karena setelah wafatnya Raja Mulawarman, kerajaan ini mengalami
serangkaian pergantian pemerintahan yang cukup signifikan.

Berikut adalah beberapa faktor yang berkontribusi terhadap
runtuhnya Kerajaan Kutai:

1. Kestabilan Pemerintahan

Setelah masa keemasan di bawah pemerintahan Raja Mulawarman,
kerajaan mengalami ketidakstabilan politik.

Kondisi ini mencakup konflik internal, persaingan kekuasaan,
atau permasalahan administratif yang melemahkan struktur pemerintahan.

2. Persaingan dengan Kesultanan Kutai Kartanegara

Kesultanan Kutai Kartanegara yang mengadopsi agama Islam
tumbuh sebagai kekuatan eksternal yang kuat.

Persaingan antara kedua kerajaan ini, baik politik maupun
agama menjadi faktor penting dalam meruntuhkan Kerajaan Kutai.

3. Penyebaran Agama Islam

Kesultanan Kutai Kartanegara yang menganut agama Islam
memiliki pengaruh besar dalam perubahan agama di wilayah tersebut.

Penyebaran Islam mengubah dinamika sosial dan politik, menggeser kepercayaan dan praktik keagamaan Hindu yang sebelumnya dominan di Kerajaan Kutai.

4. Perubahan Jalur Perdagangan

Perubahan dalam jalur perdagangan dan struktur ekonomi
regional menjadi faktor ekonomi yang mempengaruhi kestabilan Kerajaan Kutai.

Jika kerajaan tidak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan
ekonomi, ini dapat menyebabkan ketidakstabilan dan keruntuhan.

5. Migrasi dan Perubahan Demografis

Perubahan dalam pola migrasi dan demografi masyarakat
mempengaruhi struktur sosial Kerajaan Kutai.

Pergeseran demografis dan masuknya kelompok-kelompok baru
menciptakan dinamika sosial yang berpotensi merusak stabilitas.

6. Pengaruh Islam dan Perubahan Identitas

Penyebaran Islam dari Kesultanan Kutai Kartanegara memengaruhi budaya dan identitas masyarakat Kerajaan Kutai.

Perubahan identitas ini membawa perubahan signifikan dalam
nilai-nilai dan praktik sosial.

Akhir Masa Kerajaan Kutai

Pada tahun 1635 sejarah Kerajaan Kutai berakhir ketika Kesultanan
Kutai Kartanegara berhasil mengambil alih.

Runtuhnya Kerajaan Kutai menandai perubahan besar dalam
sejarah wilayah tersebut, dari kekuasaan Hindu menuju dominasi Kesultanan
Islam.

Raja-raja yang memerintah Kesultanan Kutai Kartanegara memiliki
peran penting dalam sejarah wilayah Kalimantan Timur. Beberapa di antaranya
adalah:

1. Aji Muhammad Idris (Aji Pangeran Sinum Panji Mendapa)

Ia adalah penguasa pertama Kesultanan Kutai Kartanegara
setelah berhasil mengambil alih Kerajaan Kutai pada tahun 1635.

Aji Muhammad Idris merupakan tokoh kunci dalam peralihan
kekuasaan dari Kerajaan Kutai menuju Kesultanan Kutai Kartanegara.

2. Aji Muhammad Muslihuddin (Sultan Tahmidullah I)

Penguasa yang memerintah pada abad ke-17, ia merupakan salah
satu tokoh kesultanan yang turut membentuk struktur politik dan sosial
Kesultanan Kutai Kartanegara.

3. Aji Muhammad Sulaiman (Sultan Tahmidullah II)

Menjadi sultan pada pertengahan abad ke-18, Aji Muhammad
Sulaiman memerintah selama masa yang penting dalam sejarah Kesultanan Kutai
Kartanegara.

Ia juga dikenal karena terlibat dalam hubungan dengan VOC
(Vereenigde Oost-Indische Compagnie), perusahaan dagang Belanda.

4. Aji Muhammad Parikesit (Sultan Tahmidullah III)

Penguasa selanjutnya yang memerintah pada abad ke-19, ia
terlibat dalam hubungan dengan pemerintah kolonial Belanda.

Masa pemerintahannya juga mencakup periode di mana
Kesultanan Kutai Kartanegara semakin tunduk pada pengaruh Belanda.

Penutup

Demikian rangkuman sejarah Kerajaan Kutai Hindu yang
kemudian tumbang dan digantikan oleh Kesultanan Kutai Kartanegara penganut
Islam.

Semoga pemaparan tentang sejarah Kerajaan Kutai ini menambah
wawasan kamu tentang sejarah Indonesia.

Masih banyak artikel tentang sejarah Indonesia lainnya yang bisa kamu temukan di blog Mamikos.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta