Ringkasan Cerita Rakyat Timun Mas Singkat, Kisah Seorang Gadis Pemberani

Ringkasan Cerita Rakyat Timun Mas Singkat, Kisah Seorang Gadis Pemberani – Salah satu cerita rakyat dari Jawa Tengah yang paling melegenda adalah Timun Mas.

Saking melegendanya cerita rakyat ini telah melalui berbagai jaman. Tak ada yang tahu secara pasti sejak kapan cerita ini muncul dan siapa pula yang telah menciptakannya.

Pelajaran dalam Cerita Rakyat Timun Mas

https://kotomono.co/

Namun, yang jelas cerita rakyat Timun Mas telah memberikan banyak pelajaran dalam kehidupan. Ia telah mewariskan semangat keberanian kepada anak-anak di Jawa sejak pertama kali diciptakan sampai dengan sekarang.

Pada artikel ini Mamikos akan menurunkan ringkasan cerita rakyat Timun Mas. Jadi simak dengan baik-baik, ya!

Ringkasan Cerita Rakyat Timun Mas

Suatu hari sepulang dari mencari kayu bakar di hutan. Mbok Rondo bertemu dengan raksasa penjaga hutan yang wujudnya sangat mengerikan.

Raksasa itu mengatakan bahwa dirinya ingin memangsa Mbok Rondo. Perkataan raksasa ini tentu saja membuat Mbok Rondo luar biasa ketakutan.

“Ampun tuan raksasa. Jangan kau makan diriku. Aku sudah tua. Tubuhku tinggal tulang dan kulit. Mana mungkin bisa membuatmu kenyang,” ucap Mbok Rondo memelas.

Raksasa sang penjaga hutan ini lalu mengamati Mbok Rondo dengan seksama. Sesudah itu sang raksasa berpikir bahwa yang dikatakan Mbok Rondo itu ada benarnya juga.

Ia merasa bahwa tubuh Mbok Rondo yang kurus kering karena hanya tinggal tulang dan kulit tentu tidak akan mampu membuatnya kenyang.

“Baiklah orang tua. Aku taka akan memangsamu. Namun, sebagai gantinya kamu harus menanam bibit timun mas ini untukku. Nanti kalau sudah berbuah kau harus menyerahkan semuanya padaku. Jika sampai ada yang kau berikan kepada orang lain. Kau yang akan kumakan. Bagaimana?”

“Baiklah, tuan raksasa. Aku setuju.”

Selepas itu sang raksasa menyerahkan biji timun mas yang diwadahi dalam kantung kain berwarna hitam kepada Mbok Rondo.

“Nah, terimalah pemberianku ini. Ingat rawat dengan baik dan jangan sampai kau berikan kepada orang lain,” ucap sang raksasa seraya memberikan kantung tersebut kepada Mbok Rondo.

“Baiklah, tuan raksasa. Aku berjanji,” jawab Mbok Rondo seraya menerima pemberian dari raksasa penjaga hutan.

“Nah, sekarang kamu dapat pulang.”

“Baik, tuan.”

Munculnya Anak dari Tanaman Timun Mas

Selepas itu Mbok Rondo langsung pulang ke rumah dengan perasaan lega. Sepanjang perjalanan tak lupa Mbok Rondo memanjatkan puji syukur kepada Tuhan karena telah diberikan keselamatan. Sehingga dirinya tidak menjadi santapan raksasa penjaga hutan.

Sesampainya di rumah Mbok Rondo segera menyimpan kayu yang baru dicarinya di hutan pada tempat yang semestinya.

Nantinya, kayu ini selain untuk digunakan sendiri. Sisanya akan dijualnya ke pasar. Uang hasil penjualan kayu bakar inilah yang akan digunakan Mbok Rondo untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

“Aku akan segera menanamnya supaya sewaktu-waktu raksasa itu datang ke sini. Ia dapat melihat tugas yang diberikannya kepadaku telah kulakukan dengan baik.”

Mbok Rondo segera menanam bibit timun mas pemberian dari raksasa penjaga hutan. Selang dua minggu kemudian terjadilah suatu keanehan.

Mbok Rondo melihat tanaman timun mas yang ditanam di pekarangan rumahnya telah berbuah semuanya.

Mbok Rondo sempat ingin menjual sebagian timun mas yang ditanamnya. Tetapi niatan itu diurungkannya karena dirinya takut dengan ancaman dari sang raksasa.

Saat Mbok Rondo sedang menyiangi rumput yang tumbuh di sela-sela timun mas yang ditanamnya. Ada salah satu buah timun mas yang jatuh ke tanah dan kemudian pecah.

Betapa terkejutnya Mbok Rondo saat mengetahui dari dalam timun mas yang pecah itu keluarlah seorang bayi perempuan yang sangat lucu dan cantik.

Bayi perempuan itu menangis dengan hebatnya. Merasa kasihan dengan keadaan bayi perempuan tadi. Mbok Rondo segera mengambilnya dan membawanya ke dalam rumahnya.

Beruntung pada saat itu Mbok Rondo masih memiliki persediaan madu. Sehingga dengan madu tersebut Mbok Rondo dapat menenangkan bayi perempuan tadi.

Awalnya Mbok Rondo dapat merasa tenang setelah bayi perempuan tadi menghentikan tangisannya. Karena bayi itu lahir dari dalam timun mas. Maka Mbok Rondo menamainya Timun Mas.

Raksasa Menagih Timun Mas

Sayangnya perasaan tenang ini tak berlangsung lama. Sebab, tangisan bayi tadi mengundang raksasa yang dulu memberi bibit timun mas ke rumahnya.

“Hai orang tua cepat berikan bayi itu kepadaku. Aku akan memakannya. Perutku sudah sangat lapar,” kata raksasa dengan suara menggelegar.

Mbok Rondo memberanikan keluar rumah seorang diri.

“Ampun tuan raksasa. Jangan sekarang. Dia masih sangat kecil. Dia tidak akan mengenyangkanmu. Tunggulah delapan tahun lagi. Biarkan dia besar dulu. Untuk sekarang kamu bisa memangsa timun-timun ini dan kambing di belakang rumahku.”

“Baiklah kuturuti permintaanmu. Tapi ingat-ingatlah. Delapan tahun dari sekarang aku akan datang untuk meminta anak itu darimu.”

Setelah berkata demikian, sang raksasa segera memanggil beberapa timun dan seekor kambing milik Mbok Rondo.

Sebelum kembali ke dalam hutan. Sang raksasa berkata, “Mulai sekarang kamu dapat menjual timun-timun ini ke pasar. Pakailah uang penjualan timun-timun ini untuk membesarkan anak itu,” kata sang raksasa.

Usai berkata demikian, sang raksasa kembali masuk ke dalam hutan.

Semenjak saat itu sang raksasa tak pernah datang lagi. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, dan bulan pun berganti tahun.

Kini bayi itu sudah tumbuh menjadi gadis kecil yang cantik dan pintar. Seiring bertumbuhnya Timun Mas hati Mbok Rondo semakin tidak menentu.

Di satu sisi Mbok Rondo merasa senang karena bayi yang dirawatnya telah menjadi seorang gadis kecil yang cantik.

Sementara di sisi lain Mbok Rondo takut kalau sewaktu-waktu raksasa penjaga hutan datang untuk menagih janjinya.

Raksasa Menagih Kembali

Akhirnya delapan tahun pun berlalu. Tepat hari ini sang raksasa akan datang untuk menagih janji kepada Mbok Rondo.

Sebelum raksasa datang, Mbok Rondo mengatakan semua rahasianya selama ini kepada Timun Mas.

“Nak, hari ini raksasa penjaga hutan itu akan datang untuk menagih janji. Sebaiknya kamu pergilah dari sini untuk menyelamatkan diri.”

“Tapi simbok bagaimana?”

“Kamu tidak perlu mengkhawatirkan simbok. Biar simbok yang mengulur waktu. Terimalah ini,” kata Mbok Rondo kepada Timun Mas.

“Apa ini, Mbok?”

“Ini biji timun mas, potongan bambu, dan terasi. Nanti jika raksasa itu mendekatimu. Lemparkanlah satu persatu.”

“Baik, Mbok.”

Tak lama kemudian raksasa penjaga hutan itu datang menagih janji.

“Hei perempuan tua. Cepat serahkan anak itu kepadaku. Jika hari ini kau tidak menyerahkannya padaku. Akan ku makan kalian berdua.”

Ancaman raksasa ini membuat tubuh Mbok Rondo bergetar hebat. Setelah menguatkan hati dan mental.

Mbok Rondo kemudian keluar untuk menemui sang raksasa. Bersamaan dengan itu Timun Mas keluar dari pintu belakang.

“Tuan, maafkan hamba anak itu sudah pergi dari rumah. Hamba sendiri tidak tahu kemana dia pergi.”

“Apa? Jangan berdusta perempuan tua. Ayo katakan di mana kau sembunyikan anak itu.”

“Hamba tidak berdusta, tuan. Anak itu benar-benar sudah tidak bersama hamba. Jika tuan tidak percaya. Silakan tuan cari sendiri.”

Saking marahnya karena tidak mendapatkan yang dicarinya. Rumah Mbok Rondo ditendang oleh sang raksasa penjaga hutan. Akibatnya rumah Mbok Rondo dengan seketika rata dengan tanah.

Sesaat setelah rumah Mbok Rondo roboh. Sang raksasa melihat sekelebat sosok anak perempuan kecil. Raksasa membatin bahwa bisa jadi sosok itulah yang tengah dicarinya.

Sang raksasa segera memburunya. Berkat kesaktian yang dimilikinya. Raksasa itu mampu menyusul Timun Mas.

Ketika raksasa itu telah mendekat Timun Mas teringat dengan perkataan Mbok Rondo. Ia dengan segera melemparkan biji timun mas.

Sekejap kemudian tempat itu berubah menjadi sebuah kebun timun mas yang sangat luas dengan buah timun berwarna keemasan yang besar-besar dan terlihat sangat menyegarkan.

Keberadaan timun itu berhasil mengalihkan perhatian sang raksasa. Sementara raksasa memakan timun-timun itu dengan lahapnya. Timun Mas mempercepat langkahnya untuk meninggalkan tempat tersebut.

Saat sedang menikmati makanannya. Tiba-tiba raksasa itu teringat bahwa tujuannya bukan untuk menyantap buah mentimun melainkan untuk memangsa anak kecil bernama Timun Mas.

Ia kemudian mengejar Timun Mas. Meski sudah mempercepat langkahnya, tetapi rupanya kecepatan lari Timun Mas tidak sebanding dengan kesaktian yang dimiliki raksasa penjaga hutan.

Saat sang raksasa hanya berjarak beberapa jengkal dari tempatnya berdiri. Secepat kilat Timun Mas segera melemparkan potongan bambu.

Ajaibnya tempat tersebut berubah menjadi hutan bambu yang sangat rapat dan lebat. Raksasa yang tergencet di dalamnya berteriak kesakitan.

Sementara raksasa berusaha keluar dari dalam hutan bambu tersebut. Timun Mas berlari ke arah bukit kecil yang ada di depannya.

Dengan segala kemampuan yang dimilikinya sang raksasa berusaha keluar dari hutan bambu yang membelenggunya.

Sebab merasa tidak kuasa menembus hutan bambu tersebut. sang raksasa memutuskan untuk melompat ke udara.

Usaha ini rupanya berhasil. Sang raksasa sangat senang. Sementara di sisi lain Timun Mas semakin was-was.

Saat ini Timun Mas sudah memasrahkan hidupnya sepenuhnya kepada Tuhan. Sesaat kemudian sang raksasa penjaga hutan itu sudah berdiri di belakangnya.

“Mau kemana lagi gadis kecil. Sekarang kau tidak akan bisa lari lagi,” kata raksasa tersebut.

Saat raksasa mendekat Timun Mas segera melemparkan terasi ke arah raksasa. Tiba-tiba tempat jatuhnya terasi itu berubah menjadi lautan pasir hisap yang mampu menelan apapun yang ada di atasnya.

Seketika tubuh raksasa itu terhisap ke dalam tanah. Meski berkali-kali meloloskan diri. Bukannya berhasil tetapi justru membuat tubuh raksasa lebih cepat tenggelam.

“Tolong….tolongg…,” kata raksasa memelas.

Beberapa saat kemudian tubuh raksasa itu sudah terhisap sepenuhnya ke dalam tanah. Hal ini tentu membuat Timun Mas lega.

Setelah memastikan bahwa raksasa itu telah tiada. Timun Mas pulang menemui Mbok Rondo. Keduanya lalu berpelukan sembari mengucapkan syukur tiada terkira kepada Tuhan.

Semenjak hari itu tidak ada yang mengusik kebahagiaan Timun Mas dan Mbok Rondo. Akhirnya mereka berdua hidup bahagia untuk selamanya.

Demikianlah ringkasan cerita rakyat Timun Mas. Semoga dari cerita rakyat Timun Mas ini kita dapat mendapat pelajaran bahwa masalah seberat apapun pasti ada jalan keluarnya.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta