Bunyi Sila Pancasila dalam Piagam Jakarta yang Diubah Adalah? Berikut Jawabannya
Bunyi Sila Pancasila dalam Piagam Jakarta yang Diubah Adalah? Berikut Jawabannya – Pada prosesnya, Pancasila memang melalui tahapan perumusan yang panjang dan mengalami berbagai perubahan.
Sebelum akhirnya memutuskan lima sila Pancasila yang kita kenal sekarang, ada berbagai diskusi hingga perubahan dalam perumusannya.
Lalu, sila Pancasila mana yang sempat diubah? Dan apa alasannya? Simak jawaban dalam penjelasannya di bawah ini.
Perubahan Sila Pancasila dalam Piagam Jakarta
Piagam Jakarta merupakan rancangan dari Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Rancangan ini dibuat oleh Panitia Sembilan BPUPKI di Jakarta pada 22 Juni 1945.
Piagam tersebut mengandung 5 sila yang menjadi bagian dalam ideologi Pancasila. Namun, terdapat salah satu kalimat atau bunyi sila Pancasila yang ada dalam Piagam Jakarta yang diubah, yaitu kalimat “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Frasa tersebut merupakan sila pertama pada Pancasila sekaligus kalimat yang terdapat pada alinea keempat Piagam Jakarta.
Mulanya, kalimat “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” menjadi frasa yang digunakan. Namun, kalimat tersebut mendapatkan kritikan dari tokoh-tokoh perwakilan Indonesia Timur.
Hal tersebut berkaitan dengan tidak tergambarkan toleransi, padahal Indonesia merupakan negara dengan keberagaman suku dan juga agama.
Kemudian, setelah berbagai diskusi panjang yang melibatkan Moh. Hatta dan berbagai wakil golongan Islam, frasa yang juga dikenal dengan sebutan “tujuh kata” itu pun dihapus dan diubah.
Tidak hanya itu saja, Moh. Hatta juga mengusulkan berbagai perubahan, mulai dari istilah “Ketuhanan” yang diganti dengan “Ketuhanan Yang Maha Esa”, lalu istilah “mukadimah” yang berasal dari bahasa Arab diganti dengan frasa “Pembukaan”, hingga bagian yang menjelaskan jika Presiden Indonesia harus Muslim juga dihapus.
Usulan yang diajukan pun akhirnya diterima. Kemudian, setelah perubahan, Piagam Jakarta juga mengubah namanya menjadi Pembukaan UUD 1945 pada tanggal 18 Agustus 1945 yang diresmikan oleh PPKI.
Di sisi lain, penghapusan “tujuh kata” membuat kecewa golongan Islam. Namun, seiring dengan adanya pasukan Sekutu yang datang, golongan Islam pun memutuskan untuk lebih memprioritaskan persatuan nasional dan berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Penutup
Itu dia, penjelasan dari perubahan sila Pancasila dan Piagam Jakarta. Hal tersebut menjadi salah satu peristiwa sejarah Indonesia yang perlu kita ketahui.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: