Aksara Jawa Lengkap, Pasangan, Sandangan, Tanda Baca dan Artinya Lengkap

Aksara merupakan suatu sistem tanda grafis yang manusia gunakan dengan tujuan berkomunikasi dan menjadi simbol dari ujaran.

21 Juli 2023 Syifa

Sejarah Aksara Jawa

Aksara Jawa adalah warisan dari para leluhur yang membuktikan bahwa sejak dulu mereka sudah melek literasi dan memiliki tingkat intelektual yang tinggi.

Huruf Jawa sendiri dikatakan memiliki keunggulan dibandingkan dengan banyak aksara lainnya di dunia.

Susuna ‘Ha Na Ca Ra Ka, Da Ta Sa Wa La, Pa Dha Ja Ya Nya, Ma Ga Ba Tha Nga’ memiliki susunan yang menunjukkan bahwa orang yang merangkainya memiliki jiwa seni yang tinggi.

Sebab, huruf Jawa diketahui memang tidak disusun secara acak maupun asal-asalan, tetapi turut memperhatikan nilai estetika dan nilai filosofis.

Namun perihal penemu aksara Jawa sampai kini belum terjawab. Bahkan, waktu penemuannya pun tidak diketahui.

Sampai saat ini setidaknya terdapat satu pendapat atau teori tentang penemuan aksara Jawa yang paling terkenal. Berikut ini informasinya:

Aji Saka sebagai Pencipta aksara Jawa

Aji Saka merupakan seorang pemuda yang berasal dari India. Ia baru saja menyelesaikan pendidikannya di suatu padepokan ketika menemukan sebuah negeri yang subur dan makmur nan indah bernama Nusantara.

Bersama dengan dua rewangnya, yaitu Dora dan Sembada, ia memiliki niat untuk menjadi raja di negeri Nusantara tersebut.

Namun, karena beban yang berat, maka Saka meminta Dora untuk tetap di sana dan menjaga barang-barangnya.

Dora ditinggalkan dengan sebuah janji bahwa suatu saat Saka akan kembali lagi untuk menjemputnya. Barang-barang Saka yang dititipkan pada Saka itu tidak boleh diambil oleh siapa pun.

Saka pada akhirnya berhasil mencapai tujuannya, yaitu menjadi raja di negeri yang telah dicarinya sejak lama. Saat itulah Saka teringat dengan Dora yang masih menunggu di Pulau Majeti.

Lalu, Saka pun mengutus Sembada untuk mengambil barang-barang miliknya, juga untuk menjemput Dora agar mereka bertiga itu bisa berkumpul kembali di negeri yang makmur nan menentramkan tersebut.

Sembada pun akhirnya bertolak ke Pulau Majeti. Ketika sampai di rumah Dora, Sembada menjelaskan maksud dan tujuannya kembali ke rumah itu sesuai dengan pesan Saka.

Namun, karena pesan yang disampaikan oleh Saka, Dora pun menolak ajakan itu. Keduanya beradu argumentasi dan mempertahankan keyakinan mereka karena perintah Saka sebagai sang tuan.

Pertarungan pun terjadi di antara mereka dan karena keduanya sama kuatnya, baik Dora maupun Sembada tewas di Pulau Majeti.

Atas hal tersebut, Prabu Aji Saka merasa sangat terpukul, terlebih setelah mengetahui bahwa keduanya tewas karena kesetiaan kepada sang tuan. Setelah menguburkan Dora dan Sembada, ia pergi untuk  bertapa.

Pertapaannya menghasilkan ilham tentang serangkaian huruf yang kemudian dituliskannya pada sebuah prasasti yang berbunyi:

Ha Na Ca Ra Ka : Ada utusan

Da Ta sa Wa La: Saling berdebat, bertengkar

Pa Dha Ja Ya Nya: Keduanya sama-sama sakti

Ma Ga Ba Tha Nga: Terserah kepada Kamu, semuanya menjadi bangkai

Aksara Jawa

Aksara Jawa atau ‘Hanacaraka’ memiliki beberapa tata tulis dan unsur-unsur yang mengaturnya. Berikut ini adalah tata tulis dan unsur-unsur dalam aksara Jawa:

Aksara Carakan merupakan aksara Jawa yang menempati posisi paling dasar. Ciri dari aksara ini sudah sangat dikenal di masyarakat luas, yaitu terdapat huruf ‘Hanacaraka’.

Pada aksara juga terdapat fungsi, salah satunya adalah aksara Carakan ini yang dapat digunakan untuk penulisan kata-kata.

Sebagai huruf, aksara Carakan masing-masingnya memiliki aksara pasangan. Nantinya, aksara pasangan itu akan berguna untuk menghilangkan vokal aksara sebelumnya.

Close