Apa Itu Manajemen Konflik, Fungsi, Gaya dan Contohnya Lengkap

Apa Itu Manajemen Konflik, Fungsi, Gaya dan Contohnya Lengkap – Satu perusahaan baik itu skala besar maupun kecil terbentuk dari individu-individu yang memegang peran penting. Idealnya perusahaan tersebut akan mampu mencapai goalnya bila semua bisa melakukan tugas dan perannya dengan baik. Namun, pada kenyataannya akan selalu ada konflik kepentingan. Manajemen konflik hadir untuk memberikan solusi tepat untuk setiap konflik yang ada dan inilah artikel yang membahasnya!

Apa Itu Manajemen Konflik?

Canva

Ada baiknya kita memahami dulu apa itu manajemen konflik sebelum terjun jauh dalam ke dalam fungsi dan modelnya. Manajemen konflik adalah sebuah proses untuk mengelola konflik menggunakan strategi yang diatur oleh pihak-pihak berkonflik dengan tujuan menghasilkan sebuah resolusi. 

Adanya manajemen konflik amat diperlukan guna menghindari penelantaran tugas oleh pihak yang berkonflik. Satu konflik yang terjadi bila ditelaah dengan baik bisa saja menghasilkan satu kebijakan baru yang lebih sesuai untuk para pihak yang berkonflik. Dalam jangka panjang malah bisa menghindari konflik serupa terjadi kembali.

Fungsi Manajemen Konflik

Manajemen konflik hadir tentu bukan tanpa fungsi apa-apa. Manajemen konflik yang dilakukan dengan baik akan senantiasa membuka mata semua yang berkonflik bahwa masalah yang mereka hadapi ternyata memiliki manfaat. Berikut ini beberapa fungsinya secara terperinci dijelaskan satu per satu:

  1. Sarana melatih kemampuan mengatasi dan menyelesaikan konflik. Konflik akan selalu terjadi di satu perusahaan dan keberadaannya sudah dianggap biasa. Konflik akan memicu semua individu untuk berpikir dan mencari solusi untuk menyelesaikan masalah yang ada. Secara tidak sadar dengan terbiasanya menghadapi konflik hal ini menjadi salah satu cara meningkatkan problem solving masing-masing individu.
  2. Trigger untuk meningkatkan performa dan kinerja karyawan. Saat satu konflik tercetus, sebelum saling menyalahkan ada baiknya setiap pihak berkonflik introspeksi diri. Setelah itu dengan adanya saling koreksi dari pihak lain maka kinerja dan performa karyawan pun akan meningkat.
  3. Untuk meningkatkan rasa tenggang rasa dan rasa saling menghormati. Saat konflik terjadi, semua pihak akan diberi kesempatan untuk mengungkapkan pendapat atau fakta yang terlihat atau dirasakan oleh pihaknya. Dengan cara ini, pihak lain akan lebih mengerti dan memiliki rasa hormat serta tenggang rasa.
  4. Mengembangkan kemampuan tiap individu berkonflik. Saat konflik ada, setiap individu akan sama-sama belajar mengasah soft skill. Perusahaan yang berkonflik akan lebih maju dari perusahaan yang adem-adem saja.
  5. Menarik tiap individu untuk terlibat. Dengan semua individu diberikan kesempatan untuk memberikan solusi, semua merasa menjadi bagian dari perusahaan. Dengannya, rasa solidaritas pun muncul dan semakin kuat. Badai seperti apa pun yang ada di masa depan perusahaan pasti bisa diterjang dengan baik.
  6. Mengarahkan karyawan agar selalu kreatif dan inovatif mencari solusi. Saling menyalahkan hanya ada bila semua pihak berkonflik tidak dewasa. Namun, dengan kepala dingin, semua malah bisa saling membantu mencari satu solusi yang kreatif dan inovatif. .

Itulah 6 fungsi manajemen konflik bagi perusahaan. Konflik layaknya sebuah jarum suntik yang sungguh sakit saat menusuk lengan tapi manfaatnya sungguh baik bagi kesehatan.

Gaya Manajemen Konflik

Manajemen konflik memiliki beberapa gaya atau model dengan karakteristiknya masing-masing. Blake dan Mouton (1964) telah mengembangkan setidaknya 5 model konflik manajemen, yaitu:

  1. Smoothing, gaya ini dengan cara menitikberatkan pada persamaan kepentingan dan tidak berfokus pada perbedaan yang dimiliki oleh pihak berkonflik.
  2. Compromising, gaya manajemen konflik ini memaksa semua pihak berkonflik untuk memadukan kepentingannya. Setiap pihak harus memberi dan menerima apa yang menjadi keinginan dari pihak lain.
  3. Forcing, gaya yang satu ini bersifat memaksa. Satu pihak dipaksa untuk mengalah dengan melibatkan satu legalitas formal.
  4. Withdrawing, gaya manajemen konflik ini bersifat menghindari konflik yang sedang terjadi. Dipercaya dengan cara ini satu konflik yang sedang terjadi bisa mereda.
  5. Problem solving, ini adalah gaya yang paling disukai semua pihak karena semua yang berkonflik harus bisa bekerja sama mengidentifikasi masalah lalu mencari solusinya.

Itulah 5 gaya manajemen konflik yang diperkenalkan oleh Blake dan Mouton. Semua tipe atau gaya bisa diterapkan tergantung situasi dan sifat dari konflik yang ada.

Strategi Manajemen Konflik

Selain gaya manajemen konflik, strategi atau langkah-langkah menyelesaikan konflik juga penting. Setidaknya ada 5 strategi manajemen konflik yang baik dilakukan secara runut agar konflik yang ada bisa diselesaikan. Berikut ini strategi manajemen konflik yang perlu kamu tahu:

  1. Identifikasi. Sebelum kamu terjun ke dalam satu konflik, amat direkomendasikan untuk mencari tahu awal dari terjadinya masalah. Dengan mengetahui penyebabnya, kamu akan bisa melihat gambaran apa yang terjadi. Saat identifikasi, libatkanlah individu yang bisa memberikan informasi lengkap agar tidak ada hal yang terlewat.
  2. Diagnosa. Bila semua cerita awal dari terjadinya konflik sudah didapatkan, langkah selanjutnya adalah mendiagnosa konflik yang sedang terjadi. Buat daftar semua masalah dan anak masalahnya lalu solusi yang bisa dilakukan. Pastikan semua orang mengeluarkan apa yang dipendamnya sehingga tidak menjadi bom waktu di masa depan.
  3. Menentukan solusi. Selanjutnya semua pihak harus menentukan satu solusi untuk menyelesaikan masalah yang ada. Setelah setuju baru solusi akan dieksekusi. Bila memungkinkan, semua individu diarahkan untuk mencari solusi yang bersifat inovatif dan kreatif. 
  4. Eksekusi. Eksekusi masalah harus dilakukan secara bersama-sama. Semua pihak harus ada dalam kepala yang dingin agar eksekusi berjalan dengan lancar. Lengkapi tahapan eksekusi ini dengan memonitoring apakah memang solusi yang telah disepakati dijalankan atau tidak.
  5. Evaluasi. Setelah dieksekusi atau dilaksanakan solusinya, langkah terakhir adalah dengan evaluasi. Evaluasi bermanfaat agar semua pihak berkonflik mengetahui berjalan tidaknya solusi yang telah sama-sama disepakati. Evaluasi juga bisa menjadi catatan bila konflik yang sama terjadi di masa depan, maka bisa disampaikan di depan apakah satu solusi yang sama akan digunakan atau tidak.

Demikianlah strategi manajemen konflik yang memang bila dilakukan dengan baik akan membuat konflik selesai dengan solusi yang tepat. 

Kesimpulan

Manajemen konflik penting untuk ada dan dilakukan dengan baik oleh semua perusahaan. Dengan manajemen konflik, masalah yang ada akan terlihat dengan baik sehingga pencarian solusinya pun dapat dilakukan secara mudah. Dengan strategi yang dilakukan secara runut dan tipe tepat yang diberlakukan, manfaat dari manajemen konflik akan terasa oleh semua pihak yang berkonflik.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta