Cara Menghitung Besaran Biaya KPR Rumah dan Cicilannya, Panduan Lengkap!
Cara Menghitung Besaran Biaya KPR Rumah dan Cicilannya, Panduan Lengkap – KPR (Kredit Pemilikan Rumah) adalah jenis pinjaman yang diberikan oleh bank atau lembaga keuangan kepada individu atau keluarga untuk membeli rumah atau properti.
Karena bersifat kredit atau pinjaman, maka peminjam harus membayar uang yang mereka pinjam secara berkala dengan cara perhitungannya sendiri.
Nah, pada kesempatan kali ini, Mamikos akan membahas tentang cara menghitung KPR rumah dan cicilannya untuk kamu. Yuk, kita simak!
Jenis-jenis Suku Bunga KPR
Daftar Isi
Daftar Isi
Sebelum membahas cara menghitung KPR, kali ini Mamikos akan mengajak kamu mengetahui lebih dalam tentang jenis-jenis suku bunga KPR, karena suku bunga inilah yang akan memengaruhi besar kecilnya biaya cicilanmu setiap bulan.
Semakin lama tenor cicilan yang kamu pilih, semakin tinggi tingkat bunga yang akan dikenakan.
Di sisi lain, jika tenor cicilanmu lebih singkat, tingkat bunga akan lebih rendah.
Berikut adalah beberapa jenis suku bunga KPR beserta penjelasannya:
1. Suku Bunga Tetap (Fixed Interest Rate)
Suku bunga tetap adalah jenis suku bunga di mana tingkat bunga tetap dan tidak berubah sepanjang masa pinjaman.
Keuntungan dari suku bunga ini adalah kamu memiliki kepastian mengenai jumlah angsuran bulanan yang stabil selama tenor KPR, yang memudahkan perencanaan keuangan.
Sedangkan kekurangannya adalah biasanya suku bunga tetap awalnya lebih tinggi daripada suku bunga mengambang.
Kamu mungkin membayar lebih banyak bunga dalam jangka panjang jika tingkat bunga pasar turun.
2. Suku Bunga Mengambang (Floating Interest Rate)
Suku bunga mengambang berfluktuasi seiring dengan perubahan suku bunga pasar.
Hal ini dapat berubah secara berkala selama masa pinjaman.
Keuntungan dari suku bunga mengambang adalah biasanya tingkat bunga awal lebih rendah daripada suku bunga tetap, sehingga pembayaran awal lebih rendah.
Sedangkan kekurangannya adalah ketidakpastian terkait dengan fluktuasi suku bunga.
Pembayaran bulanan dapat meningkat jika suku bunga pasar naik, yang dapat mempengaruhi perencanaan keuanganmu.
3. Suku Bunga Campuran (Hybrid Interest Rate)
Jenis suku bunga campuran adalah kombinasi dari suku bunga tetap dan mengambang.
Misalnya, tingkat bunga tetap mungkin berlaku untuk sebagian tenor awal, dan kemudian berubah menjadi suku bunga mengambang.
Keuntungan dari suku bunga jenis ini adalah dapat memberikan kestabilan awal dalam pembayaran bulanan dan kemudian menyesuaikan suku bunga dengan perubahan pasar.
Sementara kekurangannya adalah kamu mungkin membayar lebih jika suku bunga naik setelah masa suku bunga tetap berakhir.
4. Suku Bunga Capped
Suku bunga “capped” adalah jenis suku bunga yang memiliki dua komponen utama, yaitu suku bunga dasar dan suku bunga maksimum yang dikenal sebagai “cap rate“.
Dengan kata lain, meskipun suku bunga pasar naik di atas tingkat cap rate, suku bunga pada pinjamanmu tidak akan melebihi batas ini.
Hal ini memberikan perlindungan kepada peminjam dari kenaikan suku bunga yang berlebihan yang mungkin menyebabkan angsuran yang tidak terjangkau.
Keuntungan suku bunga capped adalah memberikan kepastian kepada peminjam bahwa mereka tidak akan menghadapi kenaikan suku bunga yang tiba-tiba atau ekstrem yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk membayar pinjaman.
Kekurangan suku bunga capped dapat mengurangi fleksibilitas dalam merespons perubahan suku bunga.
Peminjam mungkin merasa terikat dengan tingkat bunga tertentu dan kurang bisa menyesuaikan pembayaran mereka jika kondisi pasar berubah.
Langkah-langkah Menghitung KPR Rumah
Setelah mengetahui dan memahami jenis-jenis suku bunga KPR, sekarang mari kita bahas tentang langkah-langkah dalam menghitung KPR rumah dan cicilannya.
Menghitung besaran biaya Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan angsurannya melibatkan beberapa faktor yang perlu diperhatikan.
Berikut adalah langkah-langkah umum dalam menghitung besaran biaya KPR dan cicilannya:
1. Hitung Harga Properti
Tentukan harga properti atau rumah yang ingin kamu beli.
Ini berhubungan dengan jumlah uang yang akan kamu pinjam dari bank atau lembaga keuangan.
Pastikan kamu sudah memiliki gambaran yang jelas tentang harga properti yang kamu inginkan.
Jangan lupa untuk sesuaikan harga unit yang ingin kamu beli dengan gaji yang kamu dapatkan setiap bulan, supaya proses angsuran tidak berjalan sulit.
2. Hitung Uang Muka (DP)
Biasanya, kamu perlu membayar sejumlah uang muka (DP) sebagai persentase tertentu dari harga properti.
Misalnya, jika DP adalah 20% dan harga properti adalah Rp1.000.000.000 (satu miliar rupiah), maka DP yang harus kamu bayarkan adalah Rp200.000.000 (dua ratus juta rupiah).
3. Hitung Jumlah Pinjaman
Jumlah pinjaman adalah selisih antara harga properti dan DP.
Dalam contoh di atas, jumlah pinjaman adalah Rp1.000.000.000 – Rp200.000.000 = Rp800.000.000 (delapan ratus juta rupiah).
Maka, pinjaman yang harus kamu pinjam dari bank maupun lembaga keuangan lainnya adalah sebesar Rp800.000.000.
4. Pilih Tenor KPR
Tenor adalah jangka waktu pinjaman, biasanya dalam tahun.
Pilih berapa tahun kamu akan melunasi KPR.
Semakin lama tenor, maka angsuran bulanan akan lebih rendah, tetapi total pembayaran akan lebih tinggi karena kamu membayar bunga lebih lama.
Misal, kamu memilih tenor selama 10 tahun untuk melunasi pinjaman KPR-mu. Maka, kamu harus mengangsur atau mencicil selama 120 bulan.
5. Perkirakan Suku Bunga
Perkirakan suku bunga yang akan diterapkan pada KPR-mu.
Perkiraan ini bisa menggunakan suku bunga tetap atau mengambang, tergantung pada jenis KPR yang kamu pilih.
6. Hitung Biaya Asuransi KPR
Beberapa bank mungkin menawarkan asuransi KPR yang harus kamu bayar.
Periksa apakah kamu perlu membayar premi asuransi dan tambahkan biaya ini ke angsuran bulanan.
7. Perhitungan Total Biaya KPR
Untuk mengetahui total biaya KPR selama tenor pinjaman, kalikan angsuran bulanan dengan jumlah bulan (tenor).
Total biaya KPR adalah jumlah semua pembayaran kamu selama masa pinjaman.
Total biaya KPR ini bisa dihitung menggunakan rumus suku bunga tetap maupun mengambang. Untuk penjelasannya, Mamikos akan mengulasnya pada poin selanjutnya.
Cara Menghitung KPR Rumah dan Cicilannya
Nah, sekarang mari kita memasuki poin penting dalam artikel ini, yaitu cara menghitung KPR dan cicilannya.
Menghitung KPR dan cicilannya adalah langkah kunci dalam merencanakan pembelian rumah.
Jadi, pastikan kamu mempertimbangkan semua aspek, termasuk suku bunga, tenor, DP, dan biaya asuransi, sebelum mengambil keputusan.
Pada salah satu langkah cara menghitung KPR rumah di atas terdapat poin yang meminta kamu untuk memperkirakan suku bunga yang akan diterapkan pada KPR-mu.
Untuk mengetahui perkiraan tersebut, kamu harus menghitung bunga KPR berdasarkan dua jenis dari KPR yang sudah Mamikos jelaskan, yaitu suku bunga tetap dan mengambang.
Cara Menghitung KPR Rumah dengan Suku Bunga Tetap
Untuk menghitung suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan suku bunga tetap, kamu memerlukan beberapa informasi dasar, seperti jumlah pinjaman (pokok), tenor (jangka waktu pinjaman), dan suku bunga tetap yang telah ditawarkan oleh bank atau lembaga keuangan.
Rumus atau cara menghitung KPR rumah dan cicilannya dengan suku bunga tetap adalah
Keterangan:
p = pokok pinjaman
i = suku bunga
t = tenor dalam tahun
n = tenor dalam bulan
Contohnya adalah sebagai berikut; kamu ingin membeli rumah seharga Rp250.000.000 (dua ratus lima puluh juta rupiah).
Uang muka yang sudah kamu bayar adalah sebesar Rp30.000.000 (tiga puluh juta).
Lalu, kamu pun mengajukan KPR sebesar Rp220.000.000 (dua ratus dua puluh juta rupiah) yang berasal dari harga rumah dikurangi uang muka (DP).
Tenor yang kamu ambil adalah selama 10 tahun dengan suku bunga KPR tetap 11%.
Maka, cara menghitung KPR rumah dan cicilannya adalah:
= Rp2.016.666 (dua juta enam belas ribu enam ratus enam puluh enam rupiah).
Jadi, cicilan KPR yang harus kamu bayar per bulan sebesar Rp2.016.666.
Cara Menghitung KPR Rumah dengan Suku Bunga Mengambang
Untuk menghitung suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan suku bunga mengambang, kamu memerlukan beberapa informasi dasar, termasuk jumlah pinjaman (pokok), tenor (jangka waktu pinjaman), dan suku bunga mengambang yang telah ditawarkan oleh bank atau lembaga keuangan.
Rumus atau cara menghitung KPR rumah dan cicilannya dengan suku bunga mengambang sama dengan suku bunga tetap, yaitu
Keterangan:
p = pokok pinjaman
i = suku bunga
t = tenor dalam tahun
n = tenor dalam bulan
Hal yang membedakan antara suku bunga mengambang dengan tetap adalah kamu perlu menyesuaikan dengan suku bunga pasar.
Contohnya adalah sebagai berikut; kamu ingin membeli sebuah unit rumah di Grand Ville yang berharga Rp500.000.000 (lima ratus juta rupiah).
Kamu memilih tenor pinjaman selama 10 tahun dengan tingkat suku bunga yang berfluktuasi, yaitu 11% pada tahun-tahun pertama hingga ketiga, kemudian meningkat menjadi 13% pada tahun keempat dan seterusnya.
Maka, cara menghitung KPR rumah dan cicilan pada tiga tahun pertama adalah:
= Rp4.583.333 (empat juta lima ratus delapan puluh tiga ribu tiga ratus tiga puluh tiga rupiah).
Jadi, cicilan KPR yang harus kamu bayar per bulan pada tiga tahun pertama sebesar Rp4.583.333.
Lalu, cara menghitung KPR rumah dan cicilan pada tahun keempat dan seterusnya adalah:
= Rp5.416.666 (lima juta empat ratus enam belas ribu enam ratus enam puluh enam rupiah).
Jadi, cicilan KPR yang harus kamu bayar per bulan pada tahun keempat dan seterusnya sebesar Rp5.416.666.
Penutup
Itulah penjelasan tentang cara menghitung KPR rumah dan cicilannya, lengkap dengan jenis-jenis suku bunganya.
Semoga artikel ini bisa memberikan gambaran dan perspektif baru, terutama untuk kamu yang sedang mempersiapkan rumah impian.
Untuk mendapatkan informasi menarik lainnya, jangan lupa kunjungi situs Mamikos, ya!
Klik dan dapatkan info kost di dekatmu: