5 Contoh Ancaman Kerusakan Keanekaragaman Hayati dan Cara Melestarikannya
Keanekaragaman hayati perlu dirawat agar ekosistem tetap terjaga, namun ada ancaman yang tetap membanyangi. Apa saja itu? Baca di sini.
Apabila antisipasi dapat dilakukan, berarti cara untuk melestarikan keanekaragaman hayati bisa dijalankan.
Berikut adalah beberapa cara melestarikan keanekaragaman hayati sebagai kontraprestasi dari contoh ancaman kerusakan keanekaragaman hayati.
1. Kebijakan Politik yang Pro Lingkungan
Kebijakan politik yang pro lingkungan adalah langkah nyata untuk menghadapi contoh ancaman kerusakan keanekaragaman hayati yang telah disebutkan sebelumnya.
Kebijakan politik yang pro lingkungan artinya setiap kebijakan politik lahir tanpa mengesampingkan faktor lingkungan yang mengiringi, sehingga dapat menjadi pemicu munculnya pembangunan berkelanjutan.

Advertisement
2. Pengawasan dan Keterlibatan Komunitas Masyarakat
Langkah selanjutnya yang bisa menjadi cara melestarikan lingkungan adalah dengan melakukan pengawasan secara ketat.
Pengawasan dilakukan bukan hanya oleh pemerintah, tapi juga adanya sinergi dengan komunitas masyarakat yang ada di lapangan, sehingga pengawasan bisa menjadi lebih efektif.
3. Penerapan Sanksi secara Tegas
Terakhir, yang bisa menjadi cara untuk melestarikan lingkungan adalah dengan melibatkan unsur penegak hukum.
Harapannya, agar setiap pelaku perusak alam dapat menerima sanksi secara tegas tanpa pandang bulu.
Nah, itulah penjelasan mengenai contoh ancaman kerusakan keanekaragaman hayati dan cara melestarikannya yang bisa kamu jadikan bahan belajar. Semoga bermanfaat.
FAQ
Sebagai contoh ancaman kerusakan keanekaragaman hayati yang pertama, perburuan dan penyelundupan satwa liar adalah perilaku yang merusak keseimbangan ekologis. Misalnya tindak kriminal penyelundupan orang utan. Di tahun 1900, terdapat sekitar 315.000 orang utan yang ditemui di pedalaman hutan Indonesia dan Malaysia. Namun, karena tindak kriminal penyelundupan satwa liar, saat ini hanya tersisa 56.000 orang utan (menurut WWF), dan 90%-nya berada di Indonesia.
contoh ancaman kerusakan keanekaragaman hayati adalah penggunaan pestisida yang secara berlebihan. Penggunaan pestisida umumnya digunakan di sektor-sektor pertanian atau perikanan.
Pestisida digunakan sebagai media pencegah munculnya hama, atau upaya untuk mematikan hama. Hanya saja, apabila digunakan secara berlebihan maka akan menimbulkan kerusakan pada ekosistem, tanah yang menjadi beracun, air yang menjadi beracun, hingga hewan-hewan menjadi mati akibat tidak dapat beradaptasi, padahal penggunaan pestisida tidak ditujukan pada hewan tersebut.
ancaman kerusakan keanekaragaman hayati terakhir yang diulas di dalam artikel ini adalah industrialisasi. Mengakui atau tidak, industrialisasi memang mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar, namun memiliki risiko berupa rusaknya lingkungan sekitar apabila luaran atau limbah industrinya tidak terkelola dengan baik. Industri yang ilegal, pengelolaan limbah yang buruk, hingga pemerintah yang abai bisa menjadi pokok masalah bahwa industrialisasi tidak selamanya mendatangkan manfaat positif untuk masyarakat.
Hal-hal yang bisa dilakukan dapat dilakukan dari sektor kebijakan politik, pengawasan yang lebih ketat, keterlibatan masyarakat dan komunitas, hingga penerapan sanksi secara tegas.
contoh ancaman kerusakan keanekaragaman hayati yang bisa jadi tidak disadari adalah faktor datangnya spesies asing. Munculnya spesies asing artinya adalah adanya suatu spesies yang sebenarnya tidak berasal dari ekosistem tersebut, dan entah bagaimana caranya spesies tersebut tiba di ekosistem yang dimaksud. Kasus paling nyata dari ancaman datangnya spesies asing adalah sempat viralnya kasus kemunculan ikan Arapaima pada beberapa tahun yang lalu.