10 Contoh Gejala Sosial Mikro, Meso, dan Makro dalam Kehidupan beserta Perbedaannya
10 Contoh Gejala Sosial Mikro, Meso, dan Makro dalam Kehidupan beserta Perbedaannya – Gejala sosial merupakan segala peristiwa yang terjadi antarmanusia dan oleh manusia, baik itu individu maupun kelompok.
Nah, gejala sosial yang terjadi dalam masyarakat ini ada banyak sekali contohnya. Namun, perlu kamu pahami bahwa suatu peristiwa dapat dikatakan sebagai gejala sosial jika perilaku individu yang terlibat di dalamnya saling terkait.
Dalam artikel ini akan dijelaskan terkait gejala sosial mikro, meso dan makro, serta contohnya dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut Perbedaan hingga Contoh Gejala Sosial Mikro, Meso dan Makro dalam Kehidupan Sehari-hari
Daftar Isi
Daftar Isi
Penjelasan terkait gejala sosial mikro, meso dan makro dalam objek kajian sosiologi sebenarnya sangatlah mudah ditemukan.
Ketiga gejala sosial ini merupakan elemen penting daripada tingkatan jaringan sosial yang ada di masyarakat.
Di mana ketiganya memiliki definisi, perbedaan, dan contohnya masing-masing dalam kehidupan sehari-hari.
Agar kamu dapat lebih paham lagi terkait gejala sosial mikro, meso dan makro ini, yuk simak artikel ini hingga bagian akhir, ya.
Pengertian Gejala Sosial
Sebelum membahas klasifikasi gejala sosial dan contohnya, ada baiknya kamu memahami terlebih dahulu pengertian dari gejala sosial itu sendiri.
Nah, gejala sosial dapat diartikan sebagai peristiwa-peristiwa yang terjadi oleh manusia, baik secara individu maupun secara kelompok.
Pada dasarnya, gejala sosial menyangkut nilai-nilai sosial dan moral, antara lain mencakup gejala ekonomi, gejala moral, gejala politik, dan gejala budaya.
Gejala sosial ini muncul dari berbagai fenomena maupun masalah sosial, baik itu masalah yang berasal dari individu hingga masalah yang berasal dari kelompok sosial.
Masalahnya sendiri dapat berupa apa saja kira-kira? Nah, coba perhatikan pembahasannya di bawah, ya!
Faktor Penyebab Gejala Sosial
Faktor penyebab gejala sosial dalam masyarakat sebenarnya bisa dipengaruhi oleh berbagai hal. Namun, ada dua faktor yang yang menjadi penyebab munculnya gejala sosial, yaitu faktor kultural dan faktor struktural. Adapun berikut detail dari dua faktor tersebut.
1. Faktor kultural
Faktor kultural bisa didefinisikan sebagai aspek budaya yang mempengaruhi tingkah laku dan pandangan seseorang dalam masyarakat.
Dalam hal ini, faktor kultural bisa memainkan peran penting dalam menyebabkan gejala sosial. Hal ini dikarenakan budaya dan norma yang diterima dalam masyarakat bisa mempengaruhi bagaimana individu bereaksi terhadap situasi dan perilaku mereka.
Salah satu contoh faktor kultural sebagai penyebab fenomena sosial adalah diskriminasi. Nah, diskriminasi ini bisa terjadi karena adanya perbedaan jenis kelamin, agama, ras orientasi seksual, dan lain sebagainya. Munculnya diskriminasi ini dapat membuat masyarakat tertekan.
2. Faktor struktural
Faktor struktural merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan bagaimana masyarakat dapat terorganisir dan diorganisir.
Diketahui, faktor yang satu ini dapat melibatkan aspek-aspek seperti norma, institusi, peraturan dan struktur sosial yang ada di dalam masyarakat.
Misalnya saja seperti struktur sosial yang tidak adil, sistem pemerintahan yang tidak demokratis, dan aturan yang diskriminatif dapat memunculkan gejala sosial seperti perselisihan antar kelompok, diskriminasi, dan ketidakadilan sosial.
Di sisi lain, faktor struktural tertentu sebenarnya bisa membantu mengatasi gejala sosial dan memperkuat kerukunan masyarakat, lho.
Misalnya saja seperti adanya sistem pemerintahan yang demokratis, lembaga-lembaga sosial yang kuat, dan peraturan yang menjamin hak asasi manusia.
Karakteristik Gejala Sosial
Gejala sosial memiliki beberapa karakteristik atau ciri-ciri yang perlu kamu pahami. Apa saja karakteristiknya? Berikut adalah penjelasannya.
1. Bersifat kompleks (rumit)
Gejala sosial bisa dikatakan rumit atau kompleks karena di dalamnya terdapat hubungan antarmanusia yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Misalnya saja, faktor sosial, budaya, ekonomi, agama, politik, dan psikologis.
2. Beraneka ragam
Gejala sosial juga memiliki sifat dan karakteristiknya masing-masing. Contohnya, gejala sosial akibat problem ekonomi tidak dapat disamakan dengan gejala sosial akibat masalah politik, meskipun terdapat hubungan antara berbagai gejala tersebut.
3. Tidak bersifat universal
Gejala sosial juga tidak bersifat universal (umum) dikarenakan hanya dipengaruhi oleh suatu kondisi sosial atau budaya masyarakat tertentu saja.
Oleh sebab itu, gejala sosial yang muncul di daerah tertentu belum tentu sama dengan gejala sosial yang muncul di daerah lainnya.
4. Bersifat dinamis
Karakteristik gejala sosial yang satu ini muncul karena mengacu pada perilaku masyarakat yang cenderung berubah-ubah (dinamis).
Akibatnya, peristiwa dan gejala sosial yang timbul juga menjadi cepat berubah. Misalnya saja, pergantian trend pakaian yang terus berganti setiap tahunnya.
5. Bersifat kontekstual
Gejala sosial juga bersifat kontekstual, artinya gejala sosial memperhatikan situasi yang ada di sekelilingnya, baik kebiasaan, norma yang berlaku, tradisi, serta kondisi individu yang ada di sekitarnya.
6. Sulit diprediksi
Gejala sosial cenderung sulit untuk diprediksi dikarenakan sifatnya yang abstrak, kompleks, dinamis, dan kontekstual.
Namun, meskipun begitu, gejala sosial masih bisa diatasi dengan adanya kerja sama dari seluruh lapisan masyarakat, baik individu maupun kelompok.
Gejala sosial juga bisa dikendalikan, salah satunya dengan cara menggunakan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Klasifikasi Gejala Sosial
Menurut Norman Blaikie, terdapat tiga tingkatan gejala sosial, yakni individu, kelompok, dan kelompok yang lebih besar, bahkan luas secara internasional. Adapun tingkatan-tingkatan tersebut mencakup:
1. Gejala sosial mikro
Pertama, ada yang namanya gejala sosial mikro. Nah, pada tingkatan gejala sosial ini umumnya terjadi pada individu-individu yang sering bertemu bertatap muka, berinteraksi secara langsung.
Mereka saling terlibat dalam berbagai kegiatannya dan merasakan keterlibatan tersebut dengan lebih dekat dan lebih intim.
Biasanya, mereka juga memiliki kebiasaan, banyak kesamaan, dan sejarah. Keanggotaan masyarakatnya juga terbilang relatif permanen. Hubungan antarindividunya sudah terpola sebagai akibat dari hubungan yang terjadi sehari-hari.
Terdapat dua hal penting dalam gejala sosial mikro ini, yaitu individu dan tindakan sosial. Kajian sosiologi mikro berangkat dari asumsi dasar bahwa manusia adalah pribadi yang aktif.
Dengan kemampuan yang dimilikinya, manusia senantiasa memosisikan dirinya sebagai aktor yang selalu bertindak.
2. Gejala sosial meso
Kemudian, ada yang namanya gejala sosial meso. Nah, gejala sosial yang satu ini terjadi pada berbagai organisasi, masyarakat, massa, dan gerakan sosial.
Kelompok-kelompok dalam tingkatan ini biasanya kelompok besar yang memiliki tujuan bersama dan telah ditetapkan. Misalnya seperti organisasi pemerintah, swasta, bisnis, atau hobi.
Untuk sifatnya juga bisa wajib dan bisa sukarela, bisa paruh waktu atau penuh waktu, dan bisa pula dibayar atau tidak dibayar.
Waktunya juga bisa untuk jangka pendek, jangka menengah, ataupun jangka panjang. Hal-hal ini telah menjadi kebijakan organisasi tersebut dan kesepakatan para anggotanya.
3. Gejala sosial makro
Ketiga, ada yang namanya gejala sosial makro. Di mana gejala sosial ini terjadi dalam entitas yang lebih besar.
Misalnya seperti lembaga-lembaga multinasional, transnasional, melewati batas-batas negara, serta melakukan hubungan dengan negara-negara di dunia sesuai dengan kebutuhannya.
Contoh lebih mudahnya adalah organisasi kesehatan sedunia WHO yang merupakan organisasi besar dan kuat yang selalu berhubungan dengan organisasi-organisasi dunia dan negara-negara di seluruh dunia.
Deretan Contoh Gejala Sosial Mikro, Meso, dan Makro
Nah, berikut ini adalah contoh dari gejala sosial mikro, meso dan makro yang perlu kamu ketahui.
Contoh Gejala Sosial Mikro
- Interaksi antara orangtua yang baru saja menikah dan sudah punya anak
- Hubungan sosial di antara guru dan muridnya
- Interaksi antaranggota kelompok basket sekolah
- Hubungan sosial di antara orangtua dan anaknya.
Contoh Gejala Sosial Meso
- Hubungan bentuk kerjasama antara organisasi profesi seperti IDI (Ikatan Dokter Indonesia) dengan kementerian kesehatan
- Adanya ikatan pertemanan berdasarkan hobi. Seperti halnya komunitas pecinta kucing
- Adanya hubungan ikatan pekerjaan sebagai trader dengan membentuk wadah dalam media sosial tertentu untuk memberikan informasi terkait pergerakan mata uang digital
Contoh Gejala Sosial Makro
- Adanya proses pembentukan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) sebagai wadah menyatukan organisasi Indonesia
- Adanya pembentuk Forum Komunikasi Informasi Antar Rektor. Contohnya saja seperti Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa (FRPKB)
- Adanya perkumpulan negara negara ASEAN
Nah, di atas tadi merupakan penjelasan terkait gejala sosial mikro, meso dan makro beserta contohnya yang bisa Mamikos bagikan kepada kamu.
Gejala sosial merupakan peristiwa-peristiwa yang terjadi oleh manusia, baik secara individu maupun secara kelompok.
Pada dasarnya, gejala sosial menyangkut nilai-nilai sosial dan moral, antara lain mencakup gejala ekonomi, gejala politik, gejala budaya, dan gejala moral.
Jika kamu ingin mengulik lebih banyak lagi tentang materi Sosiologi lainnya, seperti Konsep Dasar Sosiologi hingga Metode-metode dalam Sosiologi, kamu bisa kunjungi situs blog Mamikos dan temukan informasinya di sana.
FAQ
Konflik mikro merupakan konflik yang terjadi dalam lingkup kecil. Sedangkan, konflik makro, terjadi dalam skala besar.
Gejala sosial mikro adalah gejala sosial yang terjadi pada individu-individu dalam kehidupan sosial sehari-hari. Gejala sosial merupakan suatu peristiwa yang terjadi di masyarakat yang menyangkut nilai-nilai sosial dan moral.
Beberapa contoh dari gejala sosial adalah kemiskinan, kenakalan remaja, westernisasi, konsumerisme, dan masih banyak lagi lainnya.
Gejala sosial diartikan sebagai sebuah peristiwa yang sering terjadi di lapisan masyarakat, baik tradisional maupun modern. Suatu peristiwa atau proses disebut gejala sosial karena perilaku oleh individu yang terlibat di dalamnya saling terkait. Munculnya fenomena sosial tersebut berawal dari adanya perubahan sosial.
Umumnya pemerintah dan masyarakat kita memandang kemiskinan sebagai gejala ekonomi, padahal kemiskinan juga termasuk dalam gejala sosial, dimana tinjauannya menitikberatkan pada cara hidup masyarakat, tingkah laku dan cara berpikir masyarakat.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: