Kumpulan Contoh Guru Gatra, Guru Wilangan, dan Guru Lagu dalam Tembang Macapat

Guru gatra, guru wilangan, dan guru lagu berperan dalam membentuk harmoni dan keutuhan sebuah tembang. Simak contohnya di sini.

29 Februari 2024 Fajar Laksana

Kumpulan contoh guru gatra, guru wilangan, dan guru lagu – Tembang Macapat merupakan bagian integral dari warisan budaya Jawa yang kaya akan nilai-nilai tradisional dan keindahan sastra. 

Dalam Tembang Macapat, terdapat tiga peran penting yang menjadi landasan utama dalam memahami dan mengapresiasi keindahan sastra Jawa, yaitu guru gatra, guru wilangan, dan guru lagu. 

Ketiganya memiliki peran yang berbeda namun saling melengkapi dalam membentuk harmoni dan keutuhan sebuah tembang. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi kumpulan contoh guru gatra, guru wilangan, dan guru lagu dalam Tembang Macapat.

Pengertian Tembang Macapat

Kumpulan Contoh Guru Gatra, Guru Wilangan, dan Guru Lagu dalam Tembang Macapat
Canva/@rattanakun

Tembang macapat adalah salah satu bentuk puisi lama yang berasal dari Jawa, Indonesia.

Istilah “macapat” berasal dari kata “maca” yang berarti membaca atau menghafal, dan “pat” yang berarti “papat” yang artinya “empat”. 

Dengan demikian, tembang macapat secara harfiah dapat diartikan sebagai “tembang yang dibaca empat-empat”.

Tembang macapat memiliki ciri khas dalam penyusunan metrum dan pola irama. Pola ini sering kali diatur sesuai dengan kaidah-kaidah tertentu yang telah ditetapkan sejak lama. 

Metrum dan irama yang diatur secara khusus memberikan keindahan tersendiri pada tembang macapat.

Secara tradisional, tembang macapat digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-pesan kebijaksanaan, moral, atau nilai-nilai kehidupan.

Biasanya, tembang macapat berisi tentang berbagai aspek kehidupan manusia, seperti cinta, kebijaksanaan, kesetiaan, dan filosofi hidup.

Pesan-pesan tersebut disampaikan melalui bait-bait puisi yang indah dan harmonis.

Satu hal yang menarik dari tembang macapat adalah penggunaan bahasa Jawa yang khas dan kaya akan makna. 

Bahasa Jawa memiliki keindahan tersendiri dalam penyampaian makna dan ekspresi perasaan, sehingga membuat tembang macapat semakin memikat.

Selain sebagai bentuk puisi, tembang macapat juga memiliki fungsi sebagai sarana hiburan dan penyampaian informasi. 

Dalam berbagai kesempatan tradisional, tembang macapat sering dipentaskan atau dibawakan sebagai hiburan bagi para pendengar.

Jenis-Jenis Macapat

Terdapat sebelas jenis tembang macapat, yaitu (1) maskumambang, (2) mijil, (3) sinom, (4) kinanti, (5) asmarandana, (6) gambuh, (7) dandanggula, (8) durma, (9) pangkur, (10) megatruh, dan (11) pucung. 

Masing-masing tembang macapat yang telah disebutkan mengandung kisah kehidupan sejak manusia lahir sampai meninggal dunia. 

Oleh karenanya, setiap jenis tembang memiliki karakter atau sifat tersendiri, misalnya sedih, bijaksana, jenaka, maupun duka. 

Tembang macapat biasanya mengandung suatu petuah atau wejangan (nasihat) yang disampaikan secara bijak menggunakan media kata-kata atau bahasa Jawa. 

Sehingga, dalam tembang macapat terdapat banyak sekali pesan atau pelajaran penuh arti yang ada di dalamnya.

Close