Contoh-contoh Kalimat Langsung dalam Teks Negosiasi yang Baik dan Benar

Contoh-contoh Kalimat Langsung Dalam Teks Negosiasi yang Baik dan Benar- Kalian pasti sudah tidak asing dong mengenai kalimat langsung.

Yups, jenis kalimat ini sudah tidak asing lagi bagi kita, karena hampir setiap hari kita menggunakan kalimat ini dalam melakukan komunikasi dan negosiasi dengan orang lain tanpa kita sadari.

Misalnya saja, dalam kehidupan sehari-hari ketika kita berbicara atau bernegosiasi kepada orang lain, kita dipastikan menggunakan kalimat langsung.

Pada artikel ini kita akan membahas dan mengulas kalimat langsung secara khusus dan detail.

Mulai dari pengertian kalimat langsung dan contoh kalimat langsung dalam teks negosiasi yang baik dan benar.

Apa Itu Kalimat Langsung?

pexels.com/@thirdman/

Adapun yang dimaksud dari kalimat langsung adalah kalimat yang langsung diucapkan oleh seorang pembicara atau narasumber.

Menurut buku Think Smart Indonesia karya Ismail Kusmayad, kalimat langsung adalah kalimat berita yang memuat berbagai peristiwa atau kejadian dari sumber lain dengan cara meniru, mengutip atau mengulang kata-kata langsung dari sumber tersebut.

Kemudian Asul Wiyanto (2019) juga mengemukakan definisi kalimat langsung, yaitu kalimat yang menyampaikan pesan orang ketiga apa adanya.

Saat menulis kata-kata ini, kata-kata aslinya ditulis dan diapit oleh tanda kutip.

Ciri-ciri Kalimat Langsung

  1. Dalam kalimat langsung ditandai dengan adanya dua tanda kutip pada sebuah kalimat.
  2. Huruf pertama dari kalimat yang dikutip harus menggunakan huruf kapital.
  3. Kalimat pengiring dan kalimat petikan dalam kalimat langsung dipisahkan menggunakan tanda baca dengan koma.
  4. Kalimat langsung berupa percakapan berurutan harus menggunakan tanda baca titik dua di awal kalimat.
  5. Pembacaan intonasi kalimat sedikit beraksen.
  6. Di bagian kutipan, terdapat kalimat tanya, kalimat berita, hingga kalimat perintah.

Struktur Kalimat Langsung

Dalam sebuah struktur pada penulisan sebuah kalimat langsung biasanya sangatlah sederhana, dapat berupa:

Struktur 1

“[pernyataan yang diucapkan oleh subjek]” (,) [kata kerja diawali dengan huruf kecil] [subjek].

Contoh: “Kemarin Arhan memulai bisnis coffee shopnya di Jakarta”, kata Raihan.

Struktur 2

[Subjek] [kata kerja] (,) “[pernyataan yang diucapkan subjek haruslah diawali dengan huruf besar atau kapital] [tanda baca].”

Contoh: Rian berkata pada temannya, “Kemarin Ari dan teman lainnya mengerjakan tugas kelompok Bahasa Indonesia.”

Akan tetapi, terdapat juga beberapa sumber yang mengatakan bahwa struktur dari penulisan sebuah kalimat langsung dapat berupa:

1. Pengiring/kutipan

Contoh: Meta menyuruh, “Bapak dan Ibu belilah pendingin ruangan itu supaya tidak panas!”

2. Kutipan/pengiring

Contoh: “Ayo kita lebih semangat lagi latihannya agar bisa menang dalam kompetisi bisnis!” Ucap Agung kepada temannya.

3. Kutipan/pengiring/kutipan

Contoh: “Pak, Anda diminta datang untuk menghadiri rapat” kata Lukas, “ke ruangan praktikum Biologi nanti pukul 11 siang.”

Contoh Kalimat Langsung dalam Negosiasi

1. Teks Negosiasi Pembeli dan Penjual

Penjual : “Pak, mohon maaf  bisa saya bantu?  buku apa yang sedang bapak cari?”

Pembeli : “Saya mau mencari buku matematika, apakah ada edisi 2021?”

Penjual : “Untuk tahun 2021 ada namun harganya masih mahal diatas 100 ribu rupiah.”

Pembeli : “Apakah tidak bisa dibawah harga tersebut?”

Penjual : “Maaf tidak bisa, kalau mau saya kasih 100 ribu pas tidak bisa kurang lagi.”

Pembeli : “Kalau saya beli buku dengan harga tersebut sudah termasuk sampul buku bagaimana?

Penjual : “Oke, saya lapisi dengan sampul buku matematikanya seharga 100 ribu. Ada lagi yang mau di beli?”

Pembeli : “Saya beli itu saja, terima kasih.”

2. Teks Negosiasi Pilihan Sekolah

Ayah: “Nak, kemarilah. Ayah ingin bicara.” kata ayah

Anak: “Apa yang terjadi?”

Ayah: “Apa rencana masa depanmu setelah lulus SMP, Nak?”

Anak: “Oh, aku ingin masuk SMK, ayah.”

Ayah:”Profesi? Bukankah itu salah nak? Mengapa kamu tidak pergi ke SMA saja? Lalu kamu bisa kuliah dengan pilihan terbaik.”

Anak: “Saya ingin cepat mengembangkan keterampilan mekanik saya, ayah. Lagipula, setelah tamat bisa kuliah juga yah.”

Ayah: “Ya, tapi nanti kamu susah masuk universitas karena mata kuliahnya terbatas dan kemampuan akademiknya tidak dipersiapkan dengan baik. Jadi saya sarankan pergi ke sekolah menengah, oke?”

Anak: “ Waduh gemini sih Ayah, lagian aku kan yang akan kuliah, lagian jika saya tidak kuliah nanti, saya bisa langsung bekerja di industri otomotif.

Ayah: Jika Kamu benar-benar tidak kuliah? Apa yang orang katakan?”

Anak: “Jangan khawatir ayah, aku memikirkan segalanya. Ayah, doakan saja agar saya dapat dengan mudah mencapai tujuan saya.”

Ayah: “Ya, baiklah jika itu yang kamu inginkan”

Anak: “Baik Ayah.”

3. Teks Negosiasi Sepakat

Pembeli: “Selamat siang, bu.”

Penjual: “Selamat siang. Mau mencari apa, mbak?”

Pembeli: “Bu, apa ibu ada daging rendang dan daging untuk sop?” ucap si pembeli.

Penjual: “Ada, mbak. Kebetulan dagingnya barusan dating, jadi masih segar semua. Butuh berapa kilogram, mbak?”

Pembeli: “Masing-masing harganya berapa, ya, bu?”

Penjual: “Daging rendangnya Rp 160.000 per kilo, kalau daging sopnya Rp 120.000 per kilo, mbak.”

Pembeli: “Wah, tidak bisa kurang harganya, bu?”

Penjual: “Kalau beli banyak bisa saya beri diskon, mbak.”

Pembeli: “Saya mau beli daging rendang dua kilogram, daging sop setengah kilogram, bu. Bisa dapat diskon, ‘kan?”

Penjual: “Daging rendang dua kilogram totalnya jadi Rp 300.000 mbak. Daging sopnya juga saya diskon, jadi Rp 50.000 saja setengah kilogram.”

Pembeli: “Baik kalau begitu, bu. Saya beli daging rendang dua kilogram dan daging sop setengah kilogram, ya.”

Penjual: “Total semuanya jadi Rp 350.000, ya, mbak.”

Pembeli: “Ini uangnya, bu. Terima kasih.”

Penjual: “Terima kasih, mbak.”

4. Negosiasi Tidak Sepakat

Dea: “Bu, aku ingin meminta izin untuk menginap di rumah Saras akhir pekan ini.”

Ibu: “Ada acara apa, kok mau menginap di rumah Saras?”

Dea: “Tidak ada acara apa-apa, sih, bu. Kebetulan kami memang ingin menginap saja di rumah Saras.” ungkap Dea kepada Ibunya.

Ibu: “Siapa saja yang akan ikut menginap?”

Dea: “Aku, Dina, Brenda, dan Saras.”

Ibu: “Hmm… Sebaiknya kamu dan teman-teman menginapnya lain kali saja, Dea.”

Dea: “Wah, kenapa begitu, bu?”

Ibu: “Ibu dengar beberapa waktu lalu ayah Saras barusan selesai operasi. Jadi ibu rasa ayahnya Saras masih butuh banyak istirahat. Kalau banyak yang menginap di rumah Saras, nantinya ayah Saras bisa terganggu.”

Dea: “Tapi Saras bilang tidak apa-apa menginap di rumahnya, bu.”

Ibu: “Ibu rasa lain kali saja, ya. Jadi akhir pekan ini kamu tetap di rumah saja.”

Dea: “Benar tidak boleh menginap di rumah Saras, bu?”

Ibu: “Iya, untuk kali ini tidak boleh. Mungkin minggu depan atau dua minggu lagi boleh.”

Dea: “Baiklah kalau begitu, bu.” Tutup Dea

Nah, itulah ulasan mengenai contoh-contoh kalimat langsung dalam teks negosiasi yang baik dan benar.

Dari contoh di atas kamu sudah mengerti susunan dalam menulis kalimat langsung, bukan? Semoga bermanfaat.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta