10 Contoh Konflik Fungsional dan Disfungsional dalam Sosiologi
Jika dilihat berdarkan tujuan organisasi, macam-macam konflik sosial dapat dipilah menjadi konflik fungsional dan disfungsional. Simak contohnya dalam artikel ini.
5. Konflik sosial berdasarkan tujuan organisasi
Apabila dilihat berdasarkan tujuan organisasi, macam konflik sosial dapat dipilah menjadi konflik fungsional dan disfungsional.
Nah, konflik fungsional ini merupakan konflik yang mendukung tercapainya tujuan organisasi dan bersifat konstruktif.
Misalnya, persaingan antara organisasi OSIS dan organisasi pramuka di sebuah sekolah yang mendorong masing-masing kelompok berlomba dalam meraih prestasi.
Sementara, konflik disfungsional merupakan konflik yang menghambat tercapainya tujuan suatu organisasi dan bersifat destruktif (merusak).

Advertisement
Misalnya saja, konflik perebutan posisi ketua OSIS yang berujung pada perpecahan anggota kepengurusan.
Contoh Konflik Fungsional dan Disfungsional
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, konflik fungsional dan disfungsional masuk dalam kategori konflik sosial yang dilihat berdasarkan tujuan organisasi.
Nah, berikut adalah beberapa contoh konflik fungsional dan disfungsional yang dapat kamu perhatikan agar dapat memahami lebih jauh seputar dua jenis konflik ini.
Contoh Konflik Fungsional
- Perusahaan menghadapi masalah tentang pengalokasian dana untuk meningkatkan penjualan produk di perusahaannya.
- Persaingan antara e-commerce A dan e-commerce B di Indonesia yang mendorong masing-masing kelompok berlomba dalam meraih prestasi dan perhatian masyarakat.
- Perbedaan nilai dan tujuan dalam organisasi
- Perbedaan strategi pemasaran antar tim penjualan A dan tim penjualan B di suatu perusahaan.
- Perbedaan pendapat dalam tim proyek di suatu perusahaan.
Contoh Konflik Disfungsional
- Perusahaan yang membuat janji palsu pada karyawannya agar dapat meningkatkan produktivitas. Misalnya, pemimpin suatu perusahaan berjanji akan membuat kebijakan dan kenaikan gaji jika karyawan mampu mencapai target. Sayangnya itu hanyalah taktik perusahaan.
- Seorang manajer perusahaan yang membuat ancaman verbal terhadap karyawan untuk memenuhi agenda sang manajer secara pribadi.
- Permasalahan perebutan posisi ketua satu organisasi yang berujung perpecahan pengurus. Mirisnya, konflik ini bisa memicu bentrok hingga kekerasan.
- Dua orang karyawan atau lebih sedang berselisih paham akibat kepentingan pekerjaan maupun pribadi yang berujung menghambatnya pekerjaan.
- Karyawan satu dengan karyawan lainnya memiliki perbedaan pendapat dan mengedepankan kepentingan pribadi dalam kelompok. Hal tersebut memicu kepentingan kelompok berantakan karena tidak ada yang ingin mengalah.