10 Contoh Konflik Fungsional dan Disfungsional dalam Sosiologi

Jika dilihat berdarkan tujuan organisasi, macam-macam konflik sosial dapat dipilah menjadi konflik fungsional dan disfungsional. Simak contohnya dalam artikel ini.

18 Desember 2023 Bella Carla

3. Konflik sosial berdasarkan waktu

Berdasarkan kategori waktu, konflik sosial juga dapat dibedakan menjadi konflik spontan (sesaat) dan konflik berkelanjutan.

Konflik spontan dapat dapat terjadi dalam waktu singkat atau sesaat saja karena adanya kesalahpahaman antara pihak yang berkonflik. Misalnya, bentrok antar warga karena adanya kesalahpahaman.

Sedangkan, konflik berkelanjutan terjadi dalam waktu yang cukup lama dan sulit untuk diselesaikan. Hal ini dapat dilihat contohnya pada konflik antar suku yang berkepanjangan.

4. Konflik sosial berdasarkan pengendaliannya

Jika ditelisik berdasarkan pengendaliannya, konflik sosial dapat dikategorikan jenisnya menjadi empat, yakni konflik terkendali, konflik tidak terkendali, konflik sistematis, dan konflik nonsistematis.

Konflik terkendali merupakan konflik yang terjadi di saat pihak-pihak yang terlibat dapat mengendalikannya dengan baik, sehingga perselisihan tidak menyebar dan membesar dengan cepat.

Misalnya saja, konflik antara karyawan dengan perusahaan terkait gaji yang terlambat dibayar. Kemudian, konflik tersebut ditengahi oleh Dinas Tenaga Kerja melalui proses mediasi, dan akhirnya terjadi kesepakatan.

Kemudian, konflik tidak terkendali merupakan konflik sosial yang menimbulkan akibat yang tidak dapat dikendalikan oleh pihak-pihak yang terkait, sehingga berujung pada aksi kekerasan.

Contoh dari jenis konflik tidak terkendali ini misalnya bentrok yang berujung kekerasan antara polisi dan massa demonstrasi.

Ketiga, konflik nonsistematis yang dapat terjadi walaupun tanpa perencanaan dan keinginan menang yang kuat.

Pihak yang terlibat dalam konflik ini tidak menganalisis bagaimana konflik dapat dikendalikan atau memperoleh hasil yang memuaskan.

Contoh dari konflik nonsistematis adalah perkelahian antar kelompok pelajar yang tiba-tiba saja terjadi dikarenakan adanya kasus senggolan motor di jalan.

Terakhir, konflik sistematis yang dapat terjadi karena ada perencanaan yang disusun sebelumnya.

Tidak hanya karena agar tujuan dapat tercapai, namun juga dengan strategi tertentu supaya salah satu pihak pemenang dapat menguasai pihak lain.

Untuk memenangkan konflik, pihak yang berkonflik akan merencanakan cara untuk dapat menundukkan dan menguasai lawan.

Contoh konflik sistematis ini dapat kamu lihat pada pertikaian antarpartai politik, atau antarkelompok organisasi kemasyarakatan (ormas).

Close