8 Contoh Konflik Individu dengan Kelompok Sosial beserta Penjelasannya
8 Contoh Konflik Individu dengan Kelompok Sosial beserta Penjelasannya – Terjadinya konflik termasuk proses sosial, yang mana salah satu pihaknya akan berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkannya.
Permasalahan tersebut bisa saja terjadi baik antara individu dengan individu, individu dengan suatu kelompok, bahkan kelompok dengan kelompok lainnya.
Namun secara umum, konflik bisa terjadi akibat adanya perbedaan suatu interaksi sehingga menimbulkan pertentangan.
Contoh Konflik Individu dengan Kelompok Sosial yang Sering Terjadi
Pada intinya, konflik tak hanya akan memberikan dampak negatif saja, namun terkadang juga bisa memberikan dampak yang positif.
Pengertian konflik secara etimologis, kata konflik yang asalnya dari Bahasa Latin yakni “con” dan “figere”. Dimana kata “con” yang berarti bersama, sementara “figere” yang berarti arti memukul.
Namun dalam KBBI, entri “konflik” bisa berarti sebagai percekcokan, perselisihan, serta pertentangan.
Sehingga, kamu bisa menyimpulkan bahwa konflik adalah suatu kondisi saat ada dua ataupun lebih pandangan, kepercayaan, keinginan, kepentingan yang berbeda, nilai, tidak selaras, berseberangan, bahkan juga tidak sejalan.
Salah satu jenis konflik yang sering terjadi yakni konflik individu dengan kelompok. Umumnya, konflik terjadi akibat adanya perbedaan yang ada pada kehidupan sehari-hari.
Misalnya seperti perbedaan budaya, fisik, kepentingan, nilai, kebutuhan, emosi, dan pola-pola perilaku yang ada di masyarakat.
Perbedaan-perbedaan yang ada bisa memicu sebuah konflik sosial saat sistem sosial masyarakatnya tidak bisa mengakomodasi perbedaan tersebut.
Saat individu atau kelompok memiliki keinginan yang sama dengan individu atau kelompok lainnya, bisa tercipta kompetisi. Adapun proses kompetisi yang berlebihan akan mengakibatkan sebuah konflik.
Sama halnya saat individu atau kelompok memiliki keinginan berbeda dengan individu kelompok lainnya, maka perselisihan akan terlahir.
Perselisihan nantinya bisa berujung pada konflik jika tidak bisa diselesaikan. Ada banyak cara pandang terhadap konflik sosial dalam masyarakat.
Oleh karena itu, konflik sosial juga tidak selalu dianggap sebagai hal yang negatif.
Dalam kehidupan masyarakat, konflik juga bisa menjadi proses instrumental yang mengarah terhadap pembentukan, penyatuan serta pemeliharaan struktur sosial.
Bahkan adanya konflik, kelompok bisa memperkuat kembali identitas dan solidaritas dalam anggotanya. Berikut ini adalah beberapa contoh konflik individu dengan kelompok yang seringkali terjadi.
1. Konflik Rumah Tangga
Contoh konflik yang sering terjadi yakni masalah dalam rumah tangga atau keluarga.
Dalam hubungan berumah tangga, memang sering muncul konflik antara anggota keluarga. Baik konflik antar anak dengan orang tua, bahkan antara suami dan istri.
Pada umumnya, permasalahan ini lebih mudah untuk diselesaikan dengan cara sistem kekeluargaan dan sikap saling pengertian dalam anggota keluarga. Misalnya seperti konflik anak dengan kedua orang tua.
Namun, kejadian tambah memburuk jika konflik pribadi ini tak kunjung diselesaikan, bahkan saat hanya membiarkannya berlarut-larut.
Tak jarang, konflik rumah tangga yang tak kunjung dibicarakan justru mengakibatkan selisih paham hingga ke ranah pengadilan.
2. Konflik Hutang Piutang
Masalah hutang piutang juga termasuk salah satu contoh konflik individu yang memang seringkali terjadi di masyarakat. Misalnya seperti konflik antara seseorang yang berhutang dengan pihak bank.
Munculnya konflik akibat tidak adanya rasa tanggung jawab dari satu pihak yang terlibat transaksi hutang piutang.
Umumnya, hal ini terjadi pada saat pihak peminjam uang mengalami kesulitan untuk mengembalikan uang yang sudah dipinjamnya dengan berbagai alasan.
Alasan tersebut sangat beragam, mulai dari belum memiliki uang, malas membayar, maupun lupa untuk mengembalikan uang yang sudah dipinjamnya.
Dari permasalahan tersebut, tak sedikit dua pihak menjadi kurang harmonis dan saling bermusuhan, bahkan ada yang akhirnya menuju ke ranah pengadilan.
3. Konflik Batas Tanah
Batas tanah bisa menjadi salah satu pemicu terjadinya perselisihan antara dua orang yang memiliki lokasi bidang tanah saling berdekatan.
Biasanya pemicu dari perselisihan ini awalnya dari rasa tak terima atas pemindahan batas tanah secara sepihak oleh salah satu orang yang berhubungan kasus tersebut.
Contoh konflik individu dengan kelompok ini bisa dengan cepat diselesaikan.
Namun jika membicarakannya dengan kepala dingin, baik secara kekeluargaan maupun perdata dari salah satu pihak dengan pihak keluarga terkait.
4. Konflik Jual Beli
Konflik yang satu ini bisa terjadi akibat ketidak sepakatan atas perjanjian jual beli yang dilakukan sebelumnya.
Ketidaksepakatan tersebut kemungkinan karena adanya masalah garanisi, surat pendukung, kualitas barang, dan juga harga. Misalnya seperti salah satu masyarakat dengan pihak pemerintah.
Masalah konflik jual beli ini bisa diselesaikan melalui berbagai penyelesaian. Mulai dari bentuk-bentuk akomodasi hingga pengaduan kepada pihak yang berwenang.
5. Konflik Harta Warisan
Konflik harta warisan termasuk contoh konflik sosial yang sering muncul akibat adanya rasa kurang sepakat mengenai pembagian harta warisan.
Meskipun hukum pembagian warisan sudah ditentukan dan biasanya masih memiliki hubungan darah, namun ada yang merasa eksistensinya dibedakan.
Bahkan dengan mudah muncul rasa tidak puas dan kemudian akan timbul konflik beberapa anggota keluarga lainnya.
Sebaiknya pembagian warisan juga tidak menjadi salah satu faktor penyebab konflik individu dengan pihak keluarga lainnya.
Jika suatu saat merasakan pembagian peninggalan harta benda dari orang tua kurang adil.
Tentu akan lebih baik jika tetap bersyukur. Sebab, adanya harta warisan bisa memicu rasa keserakahan dan akhirnya merusak hubungan saudara.
6. Konflik Perbedaan Gaya Kepemimpinan
Tak hanya dari lingkungan keluarga, konflik juga bisa terjadi dalam lingkungan kerja. Setiap orang biasanya memiliki gaya kepemimpinan berbeda-beda.
Secara faktual juga bisa dikatakan bahwa tidak ada cara yang pasti dalam memimpin. Saat di kantor, mungkin kamu akan menjumpai beberapa pemimpin dengan memiliki kharisma tinggi serta tegas.
Namun, ada juga seorang pimpinan yang cenderung santai, hangat, serta ramah.
Contoh konflik individu dengan kelompok bisa terjadi antara para bawahan dengan atasan. Konflik ini terjadi saat bawahan merasa tidak cocok dengan gaya kepemimpinan seorang pimpinan.
Hal ini kemungkinan terjadi karena bertentangan dengan karakter dan interest bawahan. Salah satu cara mengatasi konflik di tempat kerja bisa dilakukan dengan membekali diri bahwa setiap orang berbeda.
Selain itu, kamu juga perlu menghargai setiap orang yang menjadi bagian dalam sebuah perusahaan.
Pimpinan juga akan sangat baik jika bisa menyesuaikan diri dengan cara berkomunikasi langsung dengan bawahan di kantor. Saat sudah terhubung, maka konflik yang ada memiliki potensi akan mereda.
7. Konflik Karena Pertentangan Ide
Konflik ini termasuk salah satu contoh konflik kelompok sosial karena menunjukkan sisi produktivitas dari sebuah organisasi.
Selain itu, pertentangan ide bisa berpotensi dalam memberikan ruang lahirnya ide yang lebih baik.
Saat pertentangan ide terjadi dengan intensitas yang sangat tinggi, seringkali berakibat pada suasana tim yang tidak kondusif.
Hal yang lebih parah lagi jika konflik tersebut mengakibatkan produktivitas tim terganggu.
Cara mengatasi konflik karena pertentangan ide bisa berbicara satu sama lainnya dengan kooperatif. Nantinya, masing-masing pihak bisa mencari jalan tengah dari perbedaan ide yang disampaikan.
Bahkan jika perlu, libatkan pihak lainnya sebagai penengah, baik itu bos atau rekan kerja.
Pihak tersebut bisa menjadi penengah atau pihak yang menilai dari ide yang paling efektif untuk digunakan sebagai solusinya.
8. Diskriminasi
Contoh konflik individu dengan kelompok yakni tindak diskriminasi dalam sebuah kelompok.
Hal yang tidak dielakkan juga tempat kerja seringkali menjadi ruang terjadinya diskriminasi.
Mulai dari pelecehan, penganiayaan, hingga diskriminasi seperti usia, ras, etnis, jenis kelamin, gender, atau apa pun.
Sebenarnya, sulit rasanya untuk menjangkau atau mengatasi segala masalah yang berhubungan dengan interaksi yang ada di tempat kerja.
Namun, kamu bisa berfokus terhadap dirimu sendiri agar bisa menghargai, menerima, dan mengerti rekan kerja.
Jika sudah muncul korban dari konflik ini, kamu bisa menyelesaikannya bersama anggota tim kerja. Bahkan jika perlu, mencoba melibatkan atasan atau HRD.
Penyebab Konflik
Biasanya, dalam sebuah kejadian atau peristiwa yang bisa memicu konflik.
Adapun beberapa penyebab konflik individu dengan kelompok yang perlu kamu pahami berikut ini.
1. Perbedaan Individu
Setiap manusia merupakan individu yang cukup unik. Biasanya setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan yang lain.
Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini termasuk faktor penyebab terjadinya konflik sosial.
Sebab, dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompok yang ada.
2. Perbedaan Latar Belakang Kebudayaan
Seseorang kemungkinan akan terpengaruh dengan berbagai pola pemikiran dan pendirian kelompoknya.
Pemikiran dan pendirian berbeda hingga akhirnya bisa menghasilkan perbedaan yang menyebabkan konflik.
3. Perbedaan Kepentingan
Setiap orang tentu memiliki perasaan, pendirian dan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.
Oleh karena itu, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda meski dalam waktu yang bersamaan.
4. Perubahan Nilai yang Cepat dan Mendadak
Perubahan menjadi sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, namun jika perubahan itu berlangsung cepat dan mendadak, maka perubahan tersebut bisa memicu terjadinya konflik sosial.
Sebab, muncul ketidaksiapan masyarakat untuk menghadapi perubahan yang ada.
Adanya konflik tentunya akan memicu berbagai macam dampak, bisa ke arah positif maupun sebaliknya. Namun, kebanyakan konflik akan memberikan dampak yang kurang baik atau negatif.
Dengan mengetahui contoh konflik individu dengan kelompok, diharapkan bisa menghindari dan meminimalisir terjadinya konflik.
Baik dalam berkehidupan berkeluarga, bersaudara, bertetangga, dan bermasyarakat agar kebahagiaan serta kedamaian bisa tercapai.
Demikian ulasan mengenai contoh konflik individu dengan kelompok, semoga bermanfaat.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: