10 Contoh Literasi Singkat Tentang Pendidikan yang Inspiratif dan Penuh Motivasi

Contoh literasi singkat tentang pendidikan merupakan cerita atau pengetahuan yang menggambarkan suasana dan kondisi pendidikan tertentu.

31 Oktober 2023 Fajar Laksana

Filosofi Pensil

Selanjutnya contoh literasi singkat tentang pendidikan yang penuh pesan moral.

Seorang anak laki-laki bernama Aji kesal karena dia mendapatkan nilai buruk dalam tes matematikanya. 

Dia sedang duduk di kamarnya saat neneknya datang dan menghiburnya. Neneknya duduk di sampingnya dan memberinya pensil. Aji mengamati neneknya dengan bingung.

Ia berkata bahwa dia tidak pantas memperoleh pensil setelah hasil ujiannya jelek. Neneknya mengatakan bahwa, 

“Kamu bisa belajar mengenai banyak hal dari satu pensil ini, dia mengalami penajaman yang terasa sakit untuk bisa menghasilkan tulisan. Hal ini sama dengan kamu yang mengalami rasa sakit karena tidak berhasil baik dengan ujian.

Namun, hal ini akan membantu kamu menjadi siswa yang lebih baik lagi. Semua kebaikan yang ada di dalam pensil berasal dari dirinya sendiri. 

Kamu juga akan menemukan kekuatan untuk mengatasi halangan dan rintangan ini.

Pada akhirnya seperti pensil, kamu harus membuat tanda pada permukaan, kamu juga harus meninggalkan tanda pada apapun yang menjadi pilihanmu. Aku pun terhibur dan berjanji akan menjadi lebih baik di masa depan.

Persahabatan yang Berkesan

Contoh literasi singkat tentang pendidikan ini bertemakan persahabatan. Literasi singkat ini bisa menambah motivasi untuk belajar.

Ketika masuk ke SMP aku memiliki sahabat yang bernama Atira. Pertemanan kami berawal saat aku pingsan di masa pengenalan sekolah di hari pertama kami masuk SMP. 

Sebelum pingsan Atira sempat bertanya kepadaku, “Kamu tampak lemas, mau aku panggilkan guru untuk dibawa ke UKS?”

Aku yang terlihat jelas berusaha kuat menjawab tidak dan masih memaksakan mengikuti upacara pembukaan masa orientasi sekolah. 

Memang pada saat itu aku sedang tidak enak badan. Tapi aku yakin aku bisa melewati upacara pagi ini karena upacaranya sudah hampir selesai.

Namun, Atira yang merasa aku sedang tidak sehat memanggil guru untuk memberitahukan bahwa aku akan segera pingsan. Benar saja, setelah ia mengucapkan hal tersebut aku pingsan dan dibawa oleh guru ke ruang UKS.

Di saat kembali ke ruang kelas, aku mengucapkan terima kasih kepada Atira dan kita mulai akrab. 

Hingga tiga tahun berlalu aku dan Atira menjalin persahabatan, namun semenjak lulus SMP, Atira ikut orang tuanya ke Padang. Mendengar kabar itu aku sangat sedih karena tidak bisa berkomunikasi langsung dengan Atira.

Setelah lulus SMA, aku mencoba berkomunikasi dengan Atira melalui media sosial. Aku mengetik dengan penuh harapan, 

“Apakah kita akan bertemu lagi di universitas yang kita impikan bersama?”

Close