15 Contoh Majas Satire Beserta Ciri-ciri dan Pengertiannya

15 Contoh Majas Satire Beserta Ciri-ciri dan Pengertiannya- Majas memang ada banyak sekali jenisnya, salah satunya adalah majas satire. Majas satire biasa digunakan untuk mengkritik loh!

Meski begitu, bukan berarti makna majas ini selalu negatif ya! Majas satire merupakan salah satu materi penting dalam bahasa indonesia.

Untuk itu, kamu bisa memahami lebih dalam tentang majas satire dengan membaca artikel ini sampai selesai.

Pengertian Majas Satire

Pixabay/@Cal_E

Majas satire adalah figur retorika dalam sastra dan komunikasi yang digunakan untuk mengkritik atau menyindir subjek tertentu, seringkali dengan elemen humor atau satiris. 

Dalam jenis macam majas ini, sindiran atau ejekan dipakai sebagai sarana untuk menyampaikan pesan kritik sosial atau politik dengan cara tidak langsung.

Majas satire seringkali mengandalkan penggunaan bahasa yang cerdas dan ironis untuk membuat pesannya lebih menarik dan efektif. 

Tujuan utamanya adalah untuk memberikan pencerahan kepada pembaca atau pendengar tentang isu-isu kontemporer atau perilaku yang dianggap merugikan masyarakat, sekaligus merangsang pemikiran kritis. 

Ciri-ciri Majas Satire

Majas satire memiliki ciri-ciri khas yang membedakannya dari majas-majas retorika lainnya. Berikut adalah ciri-ciri utama dari majas satire:

Sindiran atau Ejekan

Ciri paling mencolok dari majas satire adalah penggunaan sindiran atau ejekan terhadap subjek tertentu.

Sindiran ini bisa berupa ejekan verbal, perumpamaan, atau penggambaran yang merendahkan.

Humor

Majas satire seringkali menggunakan humor sebagai sarana untuk menyampaikan pesan kritiknya.

Penggunaan kata-kata atau gambaran yang lucu atau ironis membuat pesan tersebut lebih menarik dan dapat membuat pembaca atau pendengar tersenyum.

Kritik Sosial atau Politik

Tujuan utama dari majas satire adalah menyampaikan pesan kritik terhadap isu-isu sosial atau politik.

Ini bisa mencakup ketidakpuasan terhadap ketidakadilan, korupsi, kebijakan yang kontroversial, atau perilaku yang dianggap merugikan masyarakat.

Tidak Langsung

Majas satire seringkali menyampaikan pesan kritiknya dengan cara tidak langsung.

Penggunaan perumpamaan, metafora, atau analogi dapat digunakan untuk menyamakan subjek yang dikritik dengan sesuatu yang lucu atau merendahkan.

Penyamaran

Dalam beberapa kasus, majas satire dapat menggunakan penyamaran. Penulis atau pembicara mungkin menggunakan karakter fiktif atau cerita-cerita yang tidak terkait secara langsung dengan subjek yang mereka kritik sebagai sarana untuk menyampaikan pesan mereka.

Tujuan Pencerahan

Walaupun terkadang berfokus pada humor, tujuan utama dari majas satire bukan hanya untuk menghibur, melainkan juga untuk memberikan pemahaman atau pencerahan kepada pembaca atau pendengar tentang isu yang dikritik. Majas ini seringkali mendorong refleksi dan pemikiran kritis.

Konteks Budaya

Majas satire sangat tergantung pada konteks budaya dan sosial. Apa yang dianggap lucu atau menggelikan dalam satu budaya mungkin tidak sama dengan budaya lainnya.

Media yang Beragam

Majas satire dapat ditemukan dalam berbagai media, termasuk sastra, kartun editorial, pertunjukan komedi satir, teater, dan bahkan lagu-lagu yang mengkritik isu-isu kontemporer.

Pesan Subjektif

Majas satire seringkali mencerminkan pandangan subjektif atau sudut pandang penulis atau pembicara terhadap subjek yang dikritik.

Jenis-jenis Majas Satire

Ada beberapa jenis majas satire yang digunakan dalam sastra dan komunikasi untuk menyindir atau mengkritik subjek tertentu.

Berikut adalah beberapa jenis majas satire beserta penjelasannya:

Ironi

Ironi adalah salah satu jenis majas satire yang menggambarkan sesuatu dengan cara yang sebaliknya dari makna harfiahnya.

Dalam ironi, penulis atau pembicara seringkali mengatakan hal-hal yang berlawanan dengan apa yang mereka maksudkan, sehingga pesan kritik atau sindiran tersembunyi di balik kata-kata yang seolah-olah mendukung subjek yang dikritik.

Parodi

Parodi adalah jenis majas satire yang menggambarkan subjek dengan cara yang mengolok-olok atau meniru karakteristik atau gaya subjek tersebut.

Ini seringkali melibatkan penggunaan elemen-elemen yang khas atau klise dari subjek tersebut untuk menciptakan efek lucu atau menggelikan.

Kata-kata Kontras

Dalam jenis majas ini, penulis atau pembicara menggunakan kontrastan kata-kata untuk mengekspos ketidakcocokan antara apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang seharusnya terjadi.

Misalnya, jika seseorang menggambarkan pemimpin yang korup sebagai “pahlawan keadilan,” ini adalah contoh penggunaan kata-kata kontras untuk menyindir.

Hiperbola

Contoh majas satire berikutnya adalah Hiperbola. Hiperbola adalah jenis majas satire yang menggunakan pernyataan berlebihan atau berlebihan untuk membuat subjek tampak konyol atau berlebihan.

Contohnya adalah menyebutkan sesuatu sebagai “jutaan kali lebih baik” atau “beratnya setengah ton” ketika sebenarnya tidak sebegitu ekstrim.

Sarkasme

Sarkasme adalah jenis majas satire yang mengandalkan sindiran pedas dan merendahkan.

Ini seringkali digunakan dengan nada yang sangat tajam dan dapat membingungkan jika tidak diucapkan dengan konteks yang tepat.

Litotes

Litotes adalah kebalikan dari hiperbola, di mana penulis atau pembicara menggunakan pernyataan yang meremehkan atau merendahkan untuk menunjukkan kebenaran sebenarnya yang berlawanan.

Misalnya, mengatakan bahwa sesuatu “tidak buruk” saat sebenarnya itu sangat baik.

Metafora Terbalik

Dalam jenis majas ini, metafora digunakan untuk menggambarkan sesuatu dengan cara yang bertentangan dengan makna sebenarnya.

Contohnya adalah menggambarkan seorang politisi yang korup sebagai “teladan integritas.”

Eufemisme

Contoh majas satire berikutnya adalah Eufemisme. Eufemisme adalah penggunaan kata-kata yang lebih lembut atau meremehkan untuk menggambarkan sesuatu yang sebenarnya lebih serius atau kontroversial.

Ini bisa digunakan dalam konteks satire untuk menunjukkan ketidakjelasan atau ketidakjujuran dalam komunikasi.

Perbedaan Majas Satire dan Sarkasme

Majas satire dan sarkasme adalah dua bentuk ekspresi yang seringkali digunakan untuk mengkritik atau menyindir subjek tertentu, tetapi mereka memiliki perbedaan utama dalam gaya dan tone penggunaannya:

Secara Definisi:

  • Majas Satire: Majas satire adalah gaya retorika yang digunakan untuk menyindir atau mengkritik subjek dengan cara yang lebih umum dan tidak selalu mengandalkan sindiran pedas. Majas satire seringkali menggunakan elemen-elemen humor, ironi, atau sindiran halus untuk mengkritik isu-isu sosial, politik, atau perilaku.
  • Sarkasme: Sarkasme adalah bentuk sindiran tajam dan pedas yang digunakan untuk merendahkan atau menghina subjek dengan nada yang jelas menghina. Ini seringkali bersifat langsung dan tidak memedulikan apakah pesan tersebut disampaikan secara humoris atau tidak.

Secara Tone:

  • Majas Satire: Majas satire biasanya memiliki tone yang lebih lunak dan humoris. Ini seringkali digunakan untuk mengkritik dengan cara yang membuat pembaca atau pendengar tersenyum atau merenung, tanpa menggugah kemarahan atau kebencian yang tajam.
  • Sarkasme: Sarkasme memiliki tone yang sangat tajam dan seringkali penuh dengan kebencian atau penghinaan. Ini bertujuan untuk mengejek atau merendahkan subjek dengan cara yang jelas dan seringkali tidak peduli dengan dampak emosional yang dapat ditimbulkan.

Secara Tujuan:

  • Majas Satire: Tujuan utama majas satire adalah untuk menyampaikan pesan kritik atau pemikiran tentang isu-isu sosial atau politik dengan cara yang menghibur dan merangsang pemikiran. Ini seringkali digunakan untuk menciptakan kesadaran atau memicu refleksi kritis.
  • Sarkasme: Tujuan sarkasme adalah untuk mengejek atau merendahkan subjek dengan cara yang jelas dan pedas. Ini seringkali digunakan untuk melampiaskan ketidakpuasan atau kebencian terhadap subjek tertentu.

Contoh Majas Satire Bagian 1

Contoh:

Dalam novel “Gulliver’s Travels” karya Jonathan Swift, Swift menggunakan perjalanan fiktif karakternya, Lemuel Gulliver, ke berbagai negeri yang aneh dan fantastis untuk mengkritik masyarakat dan politik Inggris pada masanya secara tidak langsung. Swift menggunakan cerita ini untuk menyindir korupsi dan konflik politik di Inggris.

Contoh:

Dalam kartun editorial modern, seorang kartunis bisa menggunakan majas satire untuk mengkritik kebijakan pemerintah.

Misalnya, seorang kartunis dapat menggambarkan seorang politisi sebagai badak dengan tanduk yang tajam yang menandakan kebijakan yang agresif.

Dengan demikian, kartun ini menyindir kebijakan politik yang dianggap agresif dan merugikan.

Contoh:

Sebuah teater komedi satir mungkin menggambarkan karakter fiksi yang mirip dengan tokoh-tokoh terkenal dalam politik atau masyarakat.

Karakter ini bisa digunakan untuk mengkritik sifat-sifat atau perilaku mereka dengan cara yang humoris.

Misalnya, dalam sebuah pertunjukan komedi satir, seorang aktor mungkin memerankan karakter yang mirip dengan seorang tokoh politik terkenal dan mengejek kebijakan-kebijakan mereka secara lucu untuk menyampaikan pesan kritik.

Contoh Majas Satire Bagian 2

Contoh:

Dalam sebuah editorial atau artikel satir, penulis mungkin menyindir perusahaan besar yang berpura-pura peduli terhadap lingkungan sambil melanjutkan praktik-praktik yang merusak lingkungan.

Penulis bisa menggambarkan perusahaan ini sebagai “pahlawan lingkungan” yang sebenarnya tidak melakukan banyak untuk menjaga lingkungan.

Contoh

Dalam lagu satir, seorang penyanyi mungkin menyanyikan lirik-lirik yang mengkritik perilaku konsumtif dan budaya konsumen modern.

Sebagai contoh, lirik bisa menyatakan, “Kita hidup dalam dunia di mana kita lebih menginginkan barang-barang daripada hubungan,” untuk mengkritik nilai-nilai materialistik dalam masyarakat.

Contoh:

Dalam sebuah karya sastra, seorang penulis mungkin menciptakan karakter yang sangat sombong dan egosentris untuk mencerminkan sifat-sifat yang ingin dikritik dalam masyarakat.

Karakter ini bisa digambarkan dengan cara yang berlebihan untuk mengekspos kelemahan-kelemahan mereka.

Contoh Majas Satire Bagian 3

Contoh:

Dalam pertunjukan komedi televisi, seorang komedian bisa menggunakan monolog satir untuk mengkritik berita-berita palsu atau propaganda yang tersebar di media.

Dengan menggunakan humor, komedian tersebut bisa menyampaikan pesan kritik tentang peran media dalam membentuk opini publik.

Contoh:

Dalam sebuah karikatur politik, seorang kartunis mungkin menggambarkan seorang politisi dengan hidung yang sangat panjang, menggambarkan bahwa politisi tersebut sering berbohong atau tidak jujur.

alam sebuah karikatur politik, seorang kartunis mungkin menggambarkan seorang politisi dengan hidung yang sangat panjang, menggambarkan bahwa politisi tersebut sering berbohong atau tidak jujur.

Karikatur ini adalah contoh penggunaan visual dalam majas satire untuk menyindir karakter politik.

Contoh:

Dalam sebuah tulisan opini satir, penulis mungkin menggambarkan seorang tokoh politik sebagai seorang pangeran atau ratu yang hidup dalam istana mewah, sementara rakyatnya menderita akibat kebijakan-kebijakan yang tidak bijaksana.

Penulis menggunakan gambaran ini untuk mengkritik elit politik yang terputus dari realitas kehidupan rakyat biasa.

Contoh Majas Satire Bagian 4

Contoh:

Dalam sebuah film satir, ada adegan di mana seorang karakter menghadiri rapat di kantor pos yang selalu lambat dan berantakan.

Ini bisa digunakan untuk menyindir birokrasi yang tidak efisien dan lamban dalam pelayanan publik.

Contoh:

Dalam sebuah monolog komedi stand-up, seorang komedian bisa menggunakan pengalaman pribadi untuk mengkritik keanehan budaya modern.

Misalnya, dia mungkin bercerita tentang pengalaman memesan makanan di restoran cepat saji yang rumit, menyoroti kompleksitas yang tidak perlu dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh:

Dalam sebuah karikatur yang menggambarkan pertemuan politisi dari berbagai partai, semua politisi digambarkan sebagai boneka dengan tali yang dikendalikan oleh lobi dan kepentingan tertentu.

Ini adalah contoh visual yang digunakan untuk mengkritik politik yang dianggap terlalu terkait dengan kepentingan khusus.

Contoh Majas Satire Bagian 5

Contoh:

Dalam sebuah blog satir, penulis bisa menggambarkan dirinya sebagai “ahli dalam menciptakan alasan” untuk menghindari tugas-tugas rumah tangga. Ini adalah cara humoris untuk mengkritik perilaku penghindaran tanggung jawab.

Contoh:

Dalam sebuah cerita pendek, seorang penulis mungkin menciptakan sebuah masyarakat di mana segala sesuatu diberlakukan secara sama, tetapi akhirnya semua menjadi absurd.

Ini bisa digunakan untuk mengkritik upaya-upaya yang berlebihan untuk menciptakan kesetaraan absolut dalam masyarakat.

Contoh:

Dalam sebuah iklan parodi, sebuah produk mungkin digambarkan sebagai “makanan ajaib yang membuat Anda kebal terhadap semua penyakit,” dengan menunjukkan orang-orang yang memakannya menjadi tidak terkalahkan.

Ini adalah contoh parodi iklan yang digunakan untuk menyindir klaim eksageratif dalam dunia pemasaran.

Penutup

Nah, itulah beberapa contoh majas satire beserta ciri-ciri dan pengertiannya yang perlu kamu ketahui. Jadi, sekarang kamu makin paham tentang materi majas satire bukan?

Jika masih bingung, kamu bisa membaca artikel-artikel lain tentang majas yang tersedia di Mamikos secara gratis loh!


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta