7 Contoh Naskah Monolog Bertema Sedih dan Kemarahan Singkat

Sedang mencari contoh naskah monolog untuk dijadikan referensi? Berikut ini Mamikos menjabarkan tentang monolog beserta beberapa contohnya.

28 Juli 2024 Ikki Riskiana

5. Ayah

Kumpulan naskah monolog selanjutnya ini menceritakan mengenai seseorang yang sudah ditinggal ayahnya pergi sejak kecil.

Ia pun merasa sangat iri dengan anak-anak lain yang memiliki banyak kisah dengan ayah mereka.

Berikut adalah naskah monolog terbaik tentang kesedihan selengkapnya:

Cerita-cerita manis tentang ayah selalu berhasil membuatku merasa iri dan bersedih. Tentang kasih sayangnya dan juga segala perhatian yang seorang ayah berikan pada anak-anaknya.

Aku iri dan selalu menangis saat membayangkannya sebab aku tidak pernah merasakannya.

Ayah sudah meninggalkan aku dan ibu sejak usiaku menginjak 6 tahun. Hingga 11 tahun telah berlalu dan aku hanya sedikit mengingat hal tentangnya.

Selama aku tumbuh mulai dari SD, SMP dan SMA banyak sekali rasa penasaran.

Penasaran tentang bagaimana rasanya pulang pergi sekolah diantarkan oleh ayah sama seperti anak-anaknya. Bagaimana rasanya diambilkan rapor oleh ayah.

Bagaimana rasanya bisa pergi, bercanda bahkan liburan bersama dengan keluarga yang lengkap?

Aku sangat iri dan tidak adil dengan teman-temanku. Mengapa mereka bisa bersenang-senang dengan ayahnya masing-masing sedangkan aku tidak?

Kenapa tuhan mengambilnya sebelum aku bisa merasakan kasih sayangnya yang sesungguhnya?

Bahkan kini pun aku tidak bisa mengingat dengan jelas bagaimana wajahnya, sifatnya, rambutnya dan cara tertawanya.

Rasa rindu selalu datang dan menyerangku yang lemah ini. Air mata tak pernah berhasil ku bendung kala mencoba mengingat sosoknya.

Kapan perasaan yang sangat menyiksa ini akan berakhir? Kapan rasa rindu dan penasaranku akan kasih sayang ayah terbalas?

6. Sampah

Contoh naskah monolog bertema sedih dan kemarahan ini akan menceritakan tentang seseorang yang merasa marah karena banyak orang membuang sampah sembarangan.

Akibatnya alam menjadi sangat kotor. Berikut naskah monolog singkat tentang kemarahan:

Saat liburan, aku dan keluargaku pergi ke hutan untuk bersenang-senang. Hutan tersebut sangat ramai dengan pengunjung yang juga berlibur dan berkemah.

Namun, aku sedikit terkejut sebab banyak sekali sampah berserakan di mana-mana.

Ada puntung rokok yang terbuang sembarangan, plastik bekas, kertas dan sampah-sampah sejenisnya.

Aku tak habis pikir, kenapa orang-orang bisa membuang sampah sembarangan? Tidakkah mereka tahu bahwa tindakan mereka itu hanya akan merusak bumi yang kita tinggali ini?

Aku kian merasa marah saat melihat ada beberapa tong sampah yang masih kosong.

Kenapa orang-orang itu tidak mau membuang sampah pada tempatnya? Padahal jaraknya juga tidak terlalu jauh dan tidak akan memuat kaki pegal.

Mereka benar-benar egois, mau menikmati alam namun tidak mau merawatnya.

Buang sampah pada tempatnya yang merupakan kebiasaan baik kecil pun tidak mereka lakukan. Jika terus-terusan begini, bagaimana jika alam kita rusak?

Bagaimana jika alam marah dengan segala perbuatan manusia yang semena-mena? Bisa saja alam benar-benar rusak dan ingin membalas manusia dengan ancaman bencana.

Jika benar terjadi tentu nasib manusia menjadi taruhannya, orang yang tidak ikut bersalah pun bisa saja kena batunya.

Rasa amarah ku ini rasanya juga tidak berguna sebab tidak bisa mengubah perilaku mereka. Karena hal yang bisa mengubah kebiasaan buruk mereka juga hanya diri mereka sendiri.

Close