Contoh Novel Bahasa Jawa Singkat Beserta Unsur Intrinsik dan Ekstrinsiknya
Jika kamu sedang contoh novel bahasa Jawa lengkap dengan unsur intrinsik dan ekstrinsiknya. Maka kamu harus menyimak artikel ini hingga selesai.
Pak Hardja
Pak Harja merupakan ayah mertua Prawita. Pak Harja digambarkan sebagai orang yang bijaksana dan selalu memberikan nasehat bagi anak dan menantunya.
Bu Hardja
Bu Hardja adalah ibu mertua Prawita. Bu Harja digambarkan sebagai orang yang bijaksana dan selalu memberikan nasehat bagi anak dan menantunya.
Lukita
Lukita adalah anak hasil hubungan antara Marsini dengan Sudira. Meski demikian pihak keluarga Marsini tahunya Lukita merupakan anak Marsini dengan Prawita.
Latar
Kehidupan di Jawa sekitaran tahun 1960-an.
Amanat

Advertisement
Jangan melakukan bersenggama jika belum menikah. Sebab, jika dilanggar akan menimbulkan banyak masalah di kemudian hari.
Selain itu jika sudah mengucapkan janji sebisa mungkin tepatilah janji tersebut. sebab, apabila sampai diingkari akan banyak hati yang tersakiti.
Di samping itu mengingkari janji dapat membuat seseorang kehilangan harga diri.
Sudut Pandang
Novel ini ditulis dengan menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu.
Gaya Bahasa
Bahasa Jawa Ngoko Lugu merupakan ragam bahasa Jawa yang mendominasi dalam novel ini. Meski di beberapa bagian novel terdapat pula bahasa Jawa Kramanya.
Unsur Ekstrinsik Novel Bahasa Jawa Gumuk Sandhi
Tentang Poerwadhi
Poerwadhi Atmodihardjo merupakan sosok sastrawan Jawa yang lahir pada tanggal 1 Juni 1919.
Ayahnya bernama R. Atmodihardjo adalah seorang Weg-Opziener atau pemeriksa jalan di Dinas Pekerjaan Umum Jawa Tengah di zaman pendudukan Belanda.
Saat masih kecil Poerwadhie termasuk anak manja. Bisa jadi ini karena orang tuanya termasuk orang yang berada di masanya.
Poerwadhie kecil sering dibacakan dongeng oleh Bu Lurah yakni seorang wanita (janda) yang tinggal bersama dengan keluarga ayah Poerwadhie Atmodihardjo.
Perempuan tersebut merupakan janda seorang lurah, yang berasal dari daerah yang sama dengan daerah asal ayah Poerwadhie yakni di Paron, Ngawi, Jawa Timur.
Semasa kecil Poerwadhie pernah tinggal di Semarang. Tetapi selanjutnya dia ikut dengan orang tuanya yang dipindah ke Gelung, Paron, Ngawi.