Contoh Novel Bahasa Jawa Singkat Beserta Unsur Intrinsik dan Ekstrinsiknya

Jika kamu sedang contoh novel bahasa Jawa lengkap dengan unsur intrinsik dan ekstrinsiknya. Maka kamu harus menyimak artikel ini hingga selesai.

09 Januari 2023 Zuly Kristanto

Walau dianggap dari kalangan terhormat, tetapi di tempat barunya Poerwadhie dapat bergaul dengan akrab bersama anak-anak di sana yang kebanyakan berasal dari kalangan biasa.

Di Ngawi, Poerwadhie menempuh pendidikan di HIS, yang setelah tamat. Poerwadhie melanjutkan pendidikan ke Openbare MULO-School di Madiun.

Setelah lulus dari MULO, Poerwadhie melanjutkan pendidikan ke Particuliere Algemeene Middelbare School di Sala.

Kehidupan Poerwadhi

Sayangnya setelah di Sala, Poerwadhie malah terseret terhadap kebiasaan hidup remaja yang cenderung mengarah ke hal yang kurang baik. Salah satunya Poerwadhie sering bolos sekolah.

Kebiasaan kurang baik ini diketahui ayahnya. Atas perbuatannya ini Poerwadhie tidak lagi mendapat biaya sekolah dari ayahnya.

Hal ini membuat Poerwadhie terpukul dan membuatnya tidak lagi bersedia untuk melanjutkan pendidikannya. Di Sala kenakalan Poerwadhie semakin menjadi. Ia bahkan dikabarkan sempat kecanduan judi.

Untungnya kenakalannya ini tak berlangsung lama. suatu hari Poerwadhie mendapat tawaran tawaran untuk menjadi kepala sekolah di Paron oleh seorang Belanda.

Tawaran ini segera diambil oleh Poerwadhie. Saat menjadi sekolah di Paron, Poerwadhie jatuh hati dengan seorang pengajar Mursini.

Sayangnya cinta Poerwadhie dengan Mursini tak berjalan mulus karena tidak mendapat restu dari orang tua.

Cinta yang kandas ini membuat Poerwadhie tergerak untuk menulis. Kisah inilah yang mengilhami Poerwadhie menulis sebuah cerita berjudul Mung Kari Sasiliring Bawang.

Kemudian pada tahun 1939, Poerwadhie menikah dengan wanita dari Kendal yang bernama Sri Juwariyah. Dari pernikahannya ini Poerwadhie dikarunia 9 orang anak.

Kemudian di tahun tahun 1955, Poerwadhie menikah lagi dengan seorang wanita bernama Sutami, seorang gadis yang berasal dari Paron. Dari pernikahan keduanya ini Poerwadhie dikaruniai seorang anak.

Pekerjaan Poerwadhi

Poerwadhie sempat gonta-ganti pekerjaan. Setelah beberapa lama bekerja sebagai kepala sekolah dan guru di Paron. Poerwadhie merasa tidak cocok dan kemudian pindah ke Semarang untuk bekerja di Kantor Jawatan Irigasi.

Setelah beberapa waktu kemudian, Poerwadhie kembali tidak kerasan dan memutuskan pergi ke Surabaya untuk bekerja menjadi seorang pelayan di sebuah Toko Taiyo.

Close