4 Contoh Puisi Kontemporer beserta Makna dan Nama Pengarangnya
Puisi kontemporer sering kali memiliki cara tersendiri dalam menyampaikan pesan dan emosi sehingga membutuhkan pemahaman yang lebih dalam untuk mengapresiasi keindahannya. Simak beberapa contoh puisi kontemporer dalam artikel ini.
Penyair merenungkan pilihan-pilihan yang dihadapinya, apakah ia harus pergi ke muara menuju ke laut biru, atau melawan arus menuju ke hulu.
Dalam puisi ini, laut mewakili perjalanan hidup yang penuh dengan ketidakpastian dan keputusan yang sulit.
Pilihan antara pergi ke muara atau melawan arus mencerminkan pilihan-pilihan yang harus dibuat dalam hidup, di mana setiap arah memiliki konsekuensi dan tantangannya sendiri.
Puisi ini juga mencerminkan doa penyair kepada Tuhan untuk mendapatkan petunjuk dan bimbingan dalam menghadapi pilihan-pilihan hidupnya.
Hal ini menunjukkan kepercayaan yang kuat akan kebijaksanaan dan kemampuan Tuhan untuk memberikan arahan dalam situasi yang sulit.
Dengan menghadirkan simbolisme laut dan doa kepada Tuhan, puisi ini mengundang pembaca untuk merenungkan arti kehidupan dan pentingnya memiliki keyakinan dalam menghadapi tantangan-tantangan yang dihadapi.

Advertisement
Contoh Puisi Kontemporer: Sebab (Karya Ibrahim Sattah)
ingin kujanjikan laut jadi gurun
ikan dan sekalian hewan
pindahlah ke
bulan
sebab laut sebab pantai
sebab laut bernama laut sebab pantai bernama pantai
sebab maut bernama maut
sebab saatnya
sampai
Makna Puisi
Puisi “Sebab” karya Ibrahim Sattah merupakan sebuah karya yang penuh dengan misteri dan refleksi tentang alam semesta, perubahan, dan keabadian.
Melalui penggunaan bahasa yang sederhana namun dalam, Ibrahim Sattah membangun narasi yang meminta pembaca untuk merenung tentang eksistensi dan tujuan hidup.
Puisi “Sebab” dibuka dengan keinginan untuk mengubah laut menjadi gurun dan mengajak semua makhluk hidup untuk berpindah ke bulan.
Hal ini menciptakan gambaran tentang perubahan alam yang radikal dan tidak terduga. Perubahan ini juga mencerminkan perjalanan spiritual atau perubahan yang mendasar dalam kehidupan seseorang.
Kata ‘sebab’ muncul beberapa kali dalam puisi ini dan menjadi pusat dari refleksi tentang alasan atau akar dari segala sesuatu.
Penyair tampaknya ingin menyoroti bahwa setiap fenomena, baik itu laut, pantai, atau maut, memiliki sebab atau alasan yang mendasar. Hal ini mengundang pembaca untuk merenung tentang alasan di balik eksistensi dan perubahan dalam kehidupan.