Contoh Teks Anekdot beserta Strukturnya, Kaidah Kebahasaan & Cara Membuatnya
Penasaran bagaimana cara untuk membuat sebuah contoh teks anekdot beserta strukturnya? Simak uraian di bawah ini.
7. Reorientasi
Merupakan bagian paling akhir dari rangkaian cerita sebuah anekdot. Bisa berupa sikap akhir dari para pemerannya, hingga situasi terakhir yang terjadi di akhir cerita. Misalnya “Andi geleng-geleng kepala”.
Ciri dari Teks Anekdot
Sangat mudah untuk menentukan apakah sebuah teks masuk kategori anekdot atau tidak. Salah satunya, dengan melihat apakah cerita tersebut memiliki ciri-ciri sebagai berikut atau tidak.
- Pertama, yaitu karakter utama yang ditonjolkan pada cerita tersebut adalah sosok humoris, yang akan memberikan informasi utama termasuk kelakar dan candaan mengkritik.
- Kedua, cerita ini berisi sindiran yang ditujukan kepada seseorang, kelompok, atau kondisi tertentu yang memang ada pada kehidupan nyata.
- Ketiga, menampilkan karakter dari sisi manusia dan juga hewan sebagai dua kubu yang biasanya bertolak belakang.
- Keempat, tujuannya jelas untuk satu pihak yang ingin disindir, baik itu perbuatannya hingga karakter utama yang dimiliki pihak tersebut.
- Kelima, alur cerita mengusung realita yang jelas dan bukan sekedar cerita fiksi belaka. Kebanyakan sudah sangat familiar di tengah masyarakat.
- Keenam, ada unsur lucu dalam teks tersebut sebagai penjabaran pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca.

Advertisement
Cara Membuat Anekdot
Untuk membuat sebuah teks anekdot, ada langkah-langkah perlu dilakukan agar teks yang dibuat benar-benar sesuai dengan kaidah penulisan yang benar.
Selain itu, nantinya anekdot yang dihasilkan enak dibaca dan menarik.
1. Penentuan Topik
Sama halnya dengan karya tulis lainnya, anekdot juga dibuat ketika sudah ada sebuah topik yang akan dibahas. Penentuan topik yang tepat, akan membuat penyajian cerita jadi lebih memiliki alur yang jelas.
Penentuan ini bisa dilakukan berdasarkan pengamatan pada fenomena yang terjadi saat ini di tengah masyarakat.
Dapat juga dari pengalaman pribadi dari penulis atau saran dari berbagai pihak, yang nantinya dituangkan dalam sebuah cerita.
2. Cari Referensi
Saat ini referensi tidak lagi sekedar buku, Anda bisa memperluas referensi dari berbagai sumber. Seperti situs-situs berita dan informasi kekinian, media sosial, hingga cerita-cerita dari mulut ke mulut yang Anda terima.
Selain itu, referensi dari sebuah imajinasi juga bisa dituangkan menjadi sebuah anekdot.
Begitu juga dengan observasi yang dilakukan untuk mendapatkan sebuah ide menarik, untuk nantinya dijadikan tema yang dibahas.