Contoh Teks Cerita Sejarah Tsunami Aceh beserta Strukturnya

Yuk, pelajari makna teks cerita sejarah, struktur teks cerita sejarah, serta contoh teks sejarah tsunami Aceh di artikel ini!

28 Juli 2024 Evita

Peristiwa Utama

Hampir 19 tahun yang lalu, tepatnya pada 26 Desember 2004, gempa berkekuatan 9,1 – 9,3 skala richter (SR) melanda Aceh, sekitar pukul 07.58 WIB. Gempa tersebut berpusat di Samudera Hindia, tepatnya 149 kilometer di sebelah barat Meulaboh. Kedalaman gempa berada sekitar 10 kilometer di dasar laut.

Setelah gempa terjadi selama kurang lebih 10 menit, tsunami setinggi 30 meter dengan kecepatan sekitar 100 meter per detik dari laut lepas pun menghantam daratan. Saking dahsyatnya gempa dan tsunami tersebut, dampak yang ditimbulkan tidak hanya dirasakan oleh warga Aceh, tapi juga masyarakat dari negara lain, seperti Bangladesh, India, Sri Lanka, Myanmar, Malaysia, Thailand, hingga Afrika. Akibatnya, korban meninggal dan terluka pun berjatuhan, begitu pula dengan bangunan yang beruntuhan. 

Klimaks

Tercatat terdapat 226.308 korban jiwa meninggal akibat gempa dan tsunami tersebut. 173.741di antaranya adalah korban jiwa dari Indonesia, termasuk turis asing yang sedang berada di Aceh. Tak hanya itu, tragedi memilukan tersebut juga membuat hampir 64.000 KK kehilangan tempat tinggal hingga memaksa lebih 600.000 orang mengungsi setelah kehilangan rumah serta harta benda.

Tak sampai 24 jam setelah gempa dan tsunami terjadi, pesawat dan helikopter pun datang dari berbagai negara untuk membantu Tim SAR dalam mengevakuasi korban. Negara-negara tersebut antara lain, Malaysia, Jepang, Australia, Amerika Serikat, Singapura, Jerman, Inggris, hingga Spanyol. Tak hanya makanan, para relawan tersebut juga mengangkut bantuan lainnya, seperti obat-obatan, peralatan medis, minuman, bahkan pakaian untuk para korban bencana gempa dan tsunami Aceh.

Penyelesaian

Untuk mengenang para korban dari peristiwa dahsyat tersebut, pada 26 Desember 2006 pemerintah meresmikan Museum Tsunami Aceh yang terletak di Jl. Sultan Iskandar Muda, Kota Banda Aceh. Dirancang oleh Ridwan Kamil, Museum Tsunami Aceh menyimpan lebih dari 6.000 koleksi, di antaranya adalah koleksi arkelogika, seni rupa,  filologika, biologika, teknologika, keramonologika, etnografika, numismatika dan heraldika, geologika, serta historika dan ruang audio visual. 

Tak hanya museum, pemerintah juga mulai memperbaiki sarana dan prasarana yang rusak karena terjangan tsunami, salah satunya adalah pembangunan tanggul pengaman pantai untuk mengatasi masalah daya rusak air yang mampu menimbulkan abrasi pantai.

Close