3 Contoh Teks Negosiasi tentang Ekstrakurikuler di Sekolah yang Menarik

3 Contoh Teks Negosiasi tentang Ekstrakurikuler di Sekolah yang Menarik -Teks negosiasi menjadi salah satu pembelajaran anak sekolah. Salah satu penerapan teks negosiasi yang harus dipahami adalah contoh teks negosiasi tentang ekstrakurikuler.

Kegiatan ekstrakurikuler bisa berbentuk macam-macam. Setiap kegiatan bisa bermanfaat, tetapi mengadakannya memerlukan izin dari pihak sekolah.

Di situlah negosiasi bekerja, yang nantinya akan dilakukan oleh murid yang mengajukan ekstrakurikuler di bidang tertentu.

Apa Itu Negosiasi?

https://www.freepik.com/author/freepik

Negosiasi ialah interaksi sosial di antara orang-orang yang tujuannya adalah menentukan keputusan karena adanya perbedaan kepentingan.

Negosiasi juga bisa disebut sebagai proses mencapai kesepakatan di kedua belah pihak untuk sama-sama mendapatkan kepuasan.

Kemudian, berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), negosiasi merupakan proses tawar-menawar dengan metode berunding agar kesepakatan bersama tercapai.

Dapat pula didefinisikan sebagai penyelesaian masalah dengan berunding secara damai bersama pihak yang terlibat.

Negosiasi juga bisa dikatakan sebagai proses dinamis di antara semua pihak untuk meminimalisir perbedaan dan meningkatkan persamaan.

Hal ini bertujuan agar tujuan setiap pihak dapat dicapai, tetapi dengan keadaan yang saling menguntungkan.

Nah, mengapa negosiasi ini sangat penting dalam interaksi sehari-hari? Karena sejatinya, manusia tidak lepas dari aktivitas negosiasi.

Contoh sederhananya adalah tawar-menawar di pasar. Pembeli ingin harga murah, penjual ingin dagangannya laku. Maka dilakukanlah negosiasi.

Ciri-Ciri Negosiasi

Baik negosiasi secara praktik maupun teori, seperti dalam contoh teks negosiasi tentang ekstrakurikuler, ada perbedaan yang menjadikannya mempunyai kriteria.

Ciri-ciri dari teks negosiasi itu sendiri adalah sebagai berikut.

  • Melibatkan dua pihak, atau lebih;
  • Berakhir pada perjanjian atau kesepakatan;
  • Sebagai sarana penyelesaian masalah bersama, atau menjadi solusi berupa jalan tengah;
  • Menghasilkan keputusan yang menguntungkan seluruh pihak yang terlibat;
  • Memiliki tujuan praktis, yakni sarana yang memberikan kesepakatan untuk bisa diterima seluruh pihak yang terlibat;
  • Mengutamakan kepentingan bersama, alias semua pihak yang terlibat dalam negosiasi;
  • Berbicara tentang rencana yang belum terlaksana.

Seperti Apa Struktur Teks Negosiasi?

Dalam praktiknya, negosiasi mungkin terjadi dengan singkat. Namun, ketika ditelaah lagi, ada struktur yang menyusun negosiasi.

Terlebih jika berbicara soal teori, seperti dalam contoh teks negosiasi tentang ekstrakurikuler, terdapat struktur penyusun yang membentuk suatu negosiasi.

1. Orientasi

Struktur ini adalah awalan yang memulai suatu negosiasi. Orientasi bisa berbentuk sapaan, salam, dan sejenisnya.

Bisa pula berbentuk pengenalan masalah, atau pemaparan tentang perbedaan pandangan di antara kedua belah pihak.

Perbedaan pandangan inilah yang akan dibicarakan, sehingga pihak negosiator dalam contoh teks negosiasi tentang ekstrakurikuler juga akan menyampaikan tujuannya.

2. Pengajuan

Pengajuan menjadi usulan bagaimana masalah harus diselesaikan. Pengajuannya dalam biasanya berupa sanggahan dari pihak yang menerima negosiasi, berisi alasan-alasan tertentu.

3. Penawaran

Negosiasi memang berbicara soal kompromi dan tawar-menawar. Kedua belah pihak nantinya akan saling menawar sebelum kesepakatan akhir diperoleh.

Penawaran dalam contoh teks negosiasi tentang ekstrakurikuler biasanya berupa argumen dari pihak yang mengajukan negosiasi. Argumen ini disampaikan untuk bisa disetujui oleh pihak lawan.

4. Persetujuan

Struktur selanjutnya adalah persetujuan. Bagian ini dapat berupa persetujuan atau penolakan dari pihak lawan. Bentuk persetujuan bisa didukung oleh alasan-alasan tertentu.

5. Penutup

Sebagai bagian terakhir dari struktur teks negosiasi, bagian ini menjadi penegasan dalam prosesnya. Di sini akan didapatkan sebuah kesepakatan atau ketidaksepakatan.

Contoh Teks Negosiasi tentang Ekstrakurikuler

Contoh 1

Berikut ini adalah contoh teks negosiasi mengadakan lomba dari anggota ekstrakurikuler.

Ketua OSIS: “Selamat siang, Pak.”

Kepala Sekolah: “Selamat siang, Nak.”

Ketua OSIS: “Saya ingin membahas tentang kegiatan ekstrakurikuler, Pak. Apakah Bapak ada waktu untuk berdiskusi sekarang?”

Kepala Sekolah: “Boleh, boleh. Apa yang akan kamu bahas, Nak?”

Ketua OSIS: “Dua bulan lagi, ‘kan, ulang tahun sekolah kita. Jadi, kami dari OSIS mengusulkan untuk mengadakan perlombaan dari masing-masing kegiatan ekstrakurikuler, Pak.”

Kepala Sekolah: “Itu ide yang bagus, tapi mengadakan lomba memerlukan dana. Saat ini sekolah kita tidak mempunyai dana yang cukup untuk kegiatan itu. Apakah kamu punya saran supaya kita tetap mendapatkan dana agar kegiatannya tetap berjalan?”

Ketua OSIS: “Saya sudah berencana dengan anggota OSIS yang lain, Pak. Jadi, kami akan mengajak setiap penanggung jawab ekstrakurikuler untuk melakukan dana usaha. Jadi, kami akan menjual merchandise ke sesama siswa dan masyarakat umum. Keuntungannya nanti akan dipakai untuk dana perlombaan dan hadiah-hadiahnya, Pak.”

Kepala Sekolah: “Baiklah, saya setuju. Ide ini akan Bapak sampaikan nanti saat rapat bersama dengan guru. Terima kasih atas idenya, ya, Nak.”

Ketua OSIS: “Baik, Pak. Terima kasih juga atas waktunya.”

Contoh 2

Berikut ini adalah contoh teks negosiasi tentang ekstrakurikuler koperasi sekolah.

Ana: “Selamat pagi, Pak.”

Kepala Sekolah: “Selamat pagi, silakan masuk, Ana.”

Ana: “Terima kasih, Pak.”

Kepala Sekolah: “Silakan duduk. Ada yang bisa saya bantu, Ana?”

Ana: “Begini, Pak. Saya mewakili teman-teman sebagai Ketua OSIS, ingin membicarakan tentang kegiatan ekstrakurikuler.”

Kepala Sekolah: “Baiklah. Kegiatan apa yang kamu maksud?”

Ana: “Kami para pengurus sudah berdiskusi dan ingin membentuk koperasi sekolah. Pengelolaan koperasi nantinya dilakukan secara mandiri, Pak.”

Kepala Sekolah: “Oh, ternyata begitu.”

Ana: “Benar, Pak. Sebagai perwakilan, kami ingin meminta persetujuan dari Bapak tentang kegiatan ekstrakurikuler ini. Beberapa teman nanti akan mengurus koperasi secara khusus dengan jadwal mereka masing-masing.

Kepala Sekolah: “Sebelum itu, apa yang mendasari kalian berpikir untuk melaksanakan kegiatan ini?”

Ana: “Menurut kami, koperasi penting untuk melatih kemampuan kami dalam pelajaran ekonomi. Di samping itu, koperasi juga akan menyediakan peralatan sekolah. Jadi, teman-teman tidak perlu membeli alat-alat yang tidak lengkap di luar sekolah, Pak.”

Kepala Sekolah: “Benar, itu ide yang bagus. Tapi, semua ruangan kita sudah digunakan untuk kegiatan yang lama. Di mana koperasi sekolah bisa didirikan kalau tidak ada ruangannya?”

Ana: “Di samping ruang olahraga ada ruangan yang tidak terpakai lagi. Nanti kami akan membereskan ruangan dan mendirikan koperasinya di ruangan itu, Pak.”

Kepala Sekolah: “Rencana bagus. Lalu, modal awal untuk mendirikannya, kalian akan mencari dari mana?”

Ana: “Modal awal yang kami rencanakan sebesar Rp3.000.000, Pak. Bagaimana menurut Bapak?”

Kepala Sekolah: “Saya rasa itu terlalu besar untuk dana memulai. Bagaimana dengan setengah nilainya, Rp1.500.000 dulu?”

Ana: “Berdasarkan rencana anggaran kami, nilai itu sangat minim, Pak.”

Kepala Sekolah: “Ya, sudah. Dana pembangunan dari pemerintah masih tersisa sebanyak dua juta. Jadi, kalian bisa menggunakannya untuk modal mendirikan koperasi.”

Ana: “Apa memang tidak ada sisa dana lebih lagi, Pak?

Kepala Sekolah: “Sebenarnya ada, tapi sudah dialokasikan untuk keperluan lain. Saran saya, sisanya bisa kalian cari dengan bekerja sama bersama teman-teman kalian.”

Ana: “Baiklah, Pak. Kami akan diskusi lagi bagaimana cara melengkapi kekurangan dananya.”

Kepala Sekolah: “Kalau begitu, segeralah membuat proposal dan serahkan kepada saya kalau sudah selesai.”

Ana: “Baik, Pak. Terima kasih atas waktu dan pengertiannya.”

Kepala Sekolah: “Sama-sama. Saya juga senang dengan ide kreatif dari kalian itu.”

Contoh 3

Berikut ini adalah contoh teks negosiasi tentang ekstrakurikuler yang akan mengadakan pagelaran seni.

Lina: “Permisi, Bu. Maaf mengganggu. Kami di sini ingin berdiskusi soal program tahunan yang disusun oleh ekstrakurikuler seni. Salah satu programnya adalah pagelaran seni.

Guru: “Pagelaran seni memang terkesan bagus. Tapi sepertinya agak susah mengadakannya, karena kita terkendala di bagian tenaga dan dana.”

Fira: “Begini, Bu. Program ini sudah dibicarakan dengan baik-baik. Karena pagelaran bisa memberikan dampak yang baik untuk teman-teman dan seluruh siswa di sekolah ini.”

Guru: “Tapi sebelumnya sekolah kita belum pernah mengadakan pagelaran seni. Ibu rasa akan susah meyakinkan Kepala Sekolah sampai beliau setuju.”

Marta: “Tapi saya yakin banyak teman-teman yang merespon pengadaan pagelaran seni ini dengan baik.

Fira: “Malah kami sering mendengar bahwa banyak yang menginginkan pagelaran ini karena sebelumnya tidak pernah diadakan.”

Tiara: “Seperti yang sudah dikatakan Fira tadi, Bu, pengaruh baiknya adalah pengembangkan potensi dan bakat teman-teman di bidang seni.”

Guru: “Kalian sudah yakin kalau kegiatan ini akan memberikan dampak positif? Ibu sedikit khawatir karena pagelaran seni bisa jadi membuat teman-teman tidak fokus belajar karena harus mempersiapkan pagelaran dengan baik.”

Lina: “Menurut saya, pagelaran seni ini bisa menjadi tolok ukur dalam menilai kemampuan siswa yang memiliki bakat di bidang seni.”

Tiara: “Mereka juga bisa menyaksikan hiburan supaya tidak penat karena terus belajar, Bu.”

Fira: “Ya, benar. Lebih baik lagi kalau pagelaran ini diadakan sesudah ulangan akhir semester.”

Guru: “Pagelaran seperti ini memerlukan persiapan dan orang-orang yang banyak agar bisa berjalan dengan lancar. Ibu masih merasa ragu untuk menyetujui kalian. Memangnya, seperti apa gambaran pagelaran seni yang sudah kalian rencanakan?”

Lina: “Kami berencana untuk menampilkan hiburan dari semua bidang seni dari murid yang mengikuti ekstrakurikuler seni. Penampilan itu adalah seni musik, seni tari, seni rupa, dan seni teater. Seni rupa nantinya bisa dalam bentuk pameran, Bu.”

Guru: “Dari rencana itu, Ibu semakin merasa sulit. Apalagi soal dana, pasti membutuhkan biaya yang sangat besar.”

Tiara: “Kedengarannya memang tidak sedikit, Bu. Tapi kita bisa mengusahakan properti yang banyak itu dengan bahan-bahan yang sudah ada saja.”

Guru: “Lalu, bagaimana dengan pameran di seni rupa? Kalian harus mendapatkan biaya untuk memenuhi perlengkapan dan peralatannya, ‘kan?”

Fira: “Kami sudah punya solusinya, Bu. Seni rupa seperti seni lukis dapat memakai pewarna alami. Media lukisnya juga dari bahan yang gampang ditemukan. Karya seni jadi tampak lebih unik dengan cara itu, Bu.”

Marta: “Kami pun sudah diberi tahu cara membuatnya, Bu. Jadi, ilmu itu bisa kami implementasikan langsung. Kalau soal seni musik, alat musik dari sekolah dan punya teman-teman memang sudah ada, Bu.”

Guru: “Tapi, semua karya seni itu harus dibuat dengan waktu yang lama, bukan? Belum lagi persiapan dan latihannya. Sedangkan kalian juga harus fokus dengan pembelajaran reguler.”

Fira: “Kalau pagelaran seninya diadakan sesudah UAS, kami punya banyak waktu untuk persiapan, Bu. Kami juga yakin kalau teman-teman bisa fokus belajar. Pagelaran ini memang sekadar untuk unjuk gigi bakat-bakat yang mereka miliki. Jadi, bagi mereka yang sudah punya potensi, persiapan yang matang bisa dilakukan dengan latihan-latihan yang tidak butuh waktu lama. Untuk teman-teman yang tidak menonjol di bidang seni, bisa menyemangati temannya yang akan tampil, sekaligus menjadi audiensnya, Bu. Untuk apa ada pagelaran kalau tidak ada yang menonton? Hahaha. Mereka juga bisa membuat yel-yel dari kelas agar pagelaran bisa meriah. Tapi, ada kemungkinan juga mereka bisa ikut mengisi acara, asal bisa latihan dengan intens.”

Guru: “Baiklah. Tapi bagaimana dengan urusan dana lain untuk keperluan konsumsi, misalnya?”

Tiara: “Menurut saya, teman-teman bisa menyerahkan iuran Rp10.000 untuk dana snack. Toh, snack itu nantinya berakhir jadi makanan mereka juga. Biaya yang tidak terlalu besar tidak akan membebankan mereka.”

Guru: “Baiklah. Karena pertimbangan kalian cukup mendalam, Ibu menyetujui pagelaran seni ini. Tapi, saya tidak bisa menjamin karena harus menyerahkan pengajuan kepada Pak Kepala Sekolah.”

Marta: “Tidak masalah, Bu. Kami berterima kasih karena Ibu menyetujuinya. Semoga Pak Kepala Sekolah juga menyetujui pengadaan pagelaran seni ini.

Lina: “Kalau begitu, kami permisi dulu, ya, Bu. Saya dan teman-teman pamit.”

Guru: “Ya, sama-sama.”

Bernegosiasi mengenai kegiatan di sekolah dapat mengambil referensi dari contoh teks negosiasi tentang ekstrakurikuler di atas.

Murid tidak hanya belajar formal, sebab mereka bisa mengembangkan potensi lain melalui aktivitas dari kegiatan ekstrakurikuler.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta