Contoh Tumbuhan Lumut Berbagai Jenis beserta Penjelasannya
Contoh Tumbuhan Lumut Berbagai Jenis beserta Penjelasannya – Kamu tentu sudah sering melihat tumbuhan lumut, kan? Baik itu di bebatuan, hutan, ataupun rumah kosong.
Nah,
pada kesempatan ini Mamikos mau ngajak kamu semua buat ngebahas klasifikasi
tumbuhan lumut, mulai dari contoh, jenis hingga ciri-ciri yang bisa kamu ketahui.
Materi tentang tumbuhan lumut sendiri juga dibahas di dalam materi Biologi kelas 10, lho! Oleh karena itu, yuk kita simak informasi selengkapnya lewat artikel ini!
Berikut Contoh Tumbuhan Lumut beserta Penjelasan
Daftar Isi
Daftar Isi
Sedikitnya, terdapat 18 ribu hingga 23 ribu spesies lumut yang ada di muka bumi.
Tak hanya berperan penting dalam kelestarian ekosistem, lumut juga berperan sebagai bioindikator, serta menyimpan potensi pemanfaatan yang belum banyak diketahui.
Dikenal
sebagai tumbuhan purba, lumut diduga sudah ada sejak Periode Permian (298,9
juta hingga 251,9 juta tahun yang lalu).
Menariknya lagi, terdapat lebih dari 100 spesies lumut telah diidentifikasi dari fosil periode Paleogen dan Neogen (66 juta hingga 2,58 juta tahun yang lalu).
Apa itu Tumbuhan Lumut?
Sudahkah
kamu memahami pengertian dari tumbuhan lumut? Lumut sendiri berasal dari bahasa
Yunani, yaitu ‘bryum’ yang berarti lumut.
Nah,
tumbuhan lumut (Bryophyta) adalah golongan tumbuhan tingkat rendah,
sebab tidak memiliki jaringan pembuluh selayaknya pada tumbuhan paku (Pteridophyta)
ataupun tumbuhan berbiji (Spermatophyta).
Lantas,
mengapa lumut tidak memiliki pembuluh angkut xilem dan floem? Jawabannya adalah
karena lumut merupakan jenis tumbuhan yang tidak memiliki organ sejati (akar,
batang, dan daun).
Tumbuhan
lumut hanya menggunakan rhizoid atau mirip akar yang digunakan untuk menempel
pada tanah maupun media lainnya.
Menurut
John W. Kimball, penulis buku Biologi, lumut adalah tumbuhan kecil yang
tingginya sekitar 1 sampai 2 cm hingga kurang dari 20 cm. Selain itu, jenis
tumbuhan ini tumbuh di tempat-tempat yang lembab, lho.
Sedangkan,
menurut Ellyzarti, seorang dosen Biologi Universitas Lampung dalam prosidingnya
tahun 2009 tentang kekayaan jenis tumbuhan lumut, juga menyatakan bahwa lumut
biasanya tumbuh pada suhu yang rendah, yaitu sekitar 10-30 derajat celcius.
Untuk tingkat kelembabannya, lumut dapat hidup pada kisaran 70 hingga 98 persen dengan pH tanah berkisar 4,9-8,3.
Hal inilah yang menyebabkan mengapa tumbuhan lumut banyak tumbuh di hutan dan tempat-tempat yang dialiri air seperti sungai atau air terjun.
Ciri-ciri Tumbuhan Lumut
Nah,
supaya kamu lebih paham lagi tentang tumbuhan lumut, mari kita kenali ciri-ciri
dan karakter utama dari lumut berikut ini.
- Akar, batang dan daun pada tumbuhan lumut belum dapat dibedakan dengan jelas (masih berupa thalus).
- Tumbuhan lumut tidak memiliki organ pembuluh (non-vascular plant).
- Tumbuhan lumut menghasilkan spora.
- Tumbuhan lumut tidak menghasilkan bunga ataupun biji.
- Tumbuhan lumut merupakan organisme kosmopolit, bisa ditemukan hampir di semua tempat.
- Tumbuhan lumut mengalami pergiliran keturunan (metagenesis).
- Fase gametofit pada tumbuhan lumut mendominasi sebagian besar siklus hidup.
- Organ reproduksi pada tumbuhan lumut dibedakan menjadi arkegonium (betina) dan anteridium (jantan) yang menghasilkan gamet.
Jenis dan Contoh Tumbuhan Lumut
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, tumbuhan lumut umumnya hidup di tempat yang basah dan lembab. Beberapa spesies lumut juga hidup sebagai epifit yang menumpang di cabang pepohonan.
Tumbuhan lumut juga bisa membawa manfaat yang baik bagi kehidupan manusia.
Namun, hal ini tergantung pada jenis dan habitat lumut masing-masing. Ada yang berperan mengukur tingkat polusi udara, dijadikan sebagai obat, menahan erosi, dan lain sebagainya.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut adalah jenis-jenis lumut selengkapnya:
1.
Lumut Hati (Hepaticopsida)
Jenis tumbuhan lumut yang pertama adalah lumut hati yang memiliki bentuk tubuh pipih dan suka hidup menempel di atas permukaan tanah yang lembab seperti hutan hujan tropis dan permukaan sungai atau danau.
Memiliki
sporofit tersembunyi, jenis lumut hati memiliki bentuk lembaran yang di bagian
bawahnya terdapat rizoid. Rizoid tersebut akan menempel dan menyerap zat hara.
Ada
pun ciri-ciri lumut hati antara lain memiliki bentuk tubuh atau gametofitnya
berupa lembaran pipih, maupun berlobus, mudah ditemukan di tempat lembab, struktur
penghasil gametnya berbentuk seperti payung, dan sporofitnya terletak
menggantung pada gametofit betina.
Contoh
lumut hati yang umumnya mudah dijumpai, yaitu marchantia, riccia
nutans yang hidup
mengapung di air, dan lunuria.
2.
Lumut Daun (Bryopsida)
Berbeda dengan lumut hati, lumut daun justru memiliki ukuran tubuh yang cukup tebal, mirip seperti beludru.
Jenis lumut ini melekat di bagian akar pada tempat tumbuhnya dan berbentuk seperti lembaran spiral dan berwarna hijau muda.
Nah, jenis lumut daun biasanya tumbuh pada permukaan tanah yang lembab, batang pohon, hingga bebatuan yang lembab.
Oleh karena itu, ketika kamu berjalan di atas permukaan tanah yang lembab dan banyak lumutnya, jadinya licin, kan?
Disebut juga sebagai lumut sejati, lumut daun merupakan kelas terbesar dari lumut yang terdiri dari 95% semua spesies lumut.
Lumut daun yang menghampar luas mampu menahan air lebih lama dan dalam jumlah yang cukup, lho.
Contoh
lumut daun yang terkenal adalah lumut gambut (Sphagnum). Di mana lumut
gambut banyak ditemukan di rawa-rawa, batang pohon, batu cadas, dan di antara
rerumputan.
3.
Lumut Tanduk (Anthocerotopsida)
Umumnya
dikenal dari bentuknya yang menyerupai tanduk, lumut tanduk senang hidup dan
berkembang biak di tempat yang basah. Nah, jenis lumut tanduk ini bentuk sporofitnya
cenderung memanjang.
Menariknya,
lumut tanduk memiliki beberapa manfaat, lho. Salah satunya adalah guna melindungi
benih ikan. Oleh sebab itu, lumut tanduk biasanya turut ikut ditambahkan di
bagian dasar akuarium.
Selain
itu, lumut tanduk juga biasanya merupakan tumbuhan pertama yang hidup di suatu
lingkungan lembab karena mereka memiliki kemampuan untuk bersimbiosis dengan
sianobakteri pengikat nitrogen.
Salah
satu contoh dari lumut tanduk adalah Anthoceros laevis.
4.
Lumut Kerak (Lichenes)
Jenis
lumut terakhir terdiri dari beberapa kelompok yang memiliki sensitivitas
berbeda terhadap polutan udara. Masing-masing lumut ini memiliki karakteristik
dan sifat yang berbeda.
Biasanya,
lumut kerak dimanfaatkan sebagai indikator untuk mengukur tingkat polusi di
suatu wilayah. Dikutip dari buku Biologi Interaktif Kelas X IPA susunan Tetty
Setiowati dan Deswanty Furqonita (2007), berikut adalah contoh spesiesnya:
- Frutucose: Bentuknya seperti janggut, tumbuh memanjang, dan berwarna kuning kecoklatan atau kehijauan. Spesies satu ini menjadi indikator udara bersih di suatu wilayah.
- Foliose: Bentuknya lembaran, mudah mengelupas, tumbuh melebar, dan berwarna hijau. Keberadaan foliose menandakan polusi udara di suatu wilayah berada di tingkat rendah.
- Crustose: Melekat erat dengan substrat, warnanya cenderung putih kehijauan, abu kehijauan, atau oren. Jenis lumut ini tumbuh melebar di suatu wilayah. Biasanya, keberadaan lumut ini menandakan bahwa polusi udara di suatu wilayah berada di tingkat sedang.
Manfaat Tumbuhan Lumut
Lumut
mempunyai peranan yang penting dalam menyediakan oksigen untuk tumbuhan lain.
Selain itu, beberapa jenis lumut juga biasanya dijadikan sebagai obat untuk mengatasi
penyakit tertentu.
Berikut
adalah beberapa manfaat lumut bagi manusia dan lingkungan secara umum yang
perlu kamu ketahui.
1.
Manfaat Lumut Hati (Hepaticopsida)
Lumut
hati bisa dimanfaatkan sebagai obat penyakit hepatitis atau radang hati. Adapun
spesies lumut hati yang bisa digunakan sebagai obat hepatitis adalah lumut
jenis Marchantia polymorpha.
2.
Manfaat Lumut Tanduk (Anthocerotopsida)
Lumut
tanduk juga punya beragam manfaat untuk lingkungan, mulai dari mengurangi
polusi udara, penyubur tanah, hingga menciptakan lingkungan yang lebih baik
untuk membantu tanaman lain berkembang.
Karena hidup di tanah, lumut tanduk dapat memberikan perlindungan bagi tanah dari paparan sinar ultraviolet matahari.
Adapun cara kerjanya, jenis lumut ini akan menyerap cahaya matahari yang berlebihan agar tanah tetap lembab dan subur.
3.
Manfaat Lumut Daun (Bryopsida)
Lumut Cratoneuron merupakan salah satu spesies lumut daun yang bisa dimanfaatkan sebagai obat penyakit jantung.
Walau begitu, efektivitas lumut ini sebagai bahan obat penyakit jantung masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.
Selain berguna terhadap manusia, lumut daun juga bermanfaat terhadap lingkungan, lho. Sphagnum adalah spesies lumut daun yang bisa membantu menyerap air dan menjaga kelembaban tanah.
Dikutip
dari Botani Tumbuhan Rendah: Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta oleh Anisatu
Z. Wakhidah, dkk., (2023: 45), Sphagnum mempunyai sifat penyerap air
sehingga dapat menjaga kepadatan tanah agar tidak mudah mengalami erosi.
Dengan
manfaatnya tersebut, jenis lumut ini juga berperan dalam mencegah bencana
banjir, karena air hujan yang turun dapat diserap dengan baik oleh tumbuhan
lumut.
4.
Manfaat Lumut Kerak (Lichenes)
Tumbuhan
lumut kerak berguna sebagai vegetasi perintis, yakni tumbuhan yang dapat
menghancurkan batu-batuan menjadi tanah dan dapat digunakan sebagai tempat
hidup organisme lain.
Nah,
itulah penjelasan lengkap seputar jenis hingga contoh tumbuhan lumut contohnya yang
bisa Mamikos rangkumkan untuk kamu.
Mamikos
ulangi kembali, tumbuhan lumut adalah tumbuhan darat (terrestrial) yang
pertama dan termasuk tumbuhan peralihan dari tumbuhan talus ke tumbuhan kormus.
Tanaman
lumut sendiri merupakan tumbuhan yang ukurannya kecil, jadi umumnya belum bisa
dibedakan antara akar, batang, dan daunnya secara jelas.
Buat kamu yang masih ingin mengulik lebih banyak informasi seputar materi Biologi lainnya, kamu bisa kunjungi situs blog Mamikos dan temukan informasinya di sana.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: