12 Jenis Rumah Adat Joglo Jawa, Keunikan dan Filosofinya +Gambar
Ketahui jenis-jenis rumah adat Joglo Jawa untuk menambah pengetahuanmu tentang budaya bangsa Indonesia yang beragam keunikannya.
9. Joglo Jepara

Joglo Jepara adalah rumah adat joglo Jawa yang berasal dari Jepara, Jawa Tengah. Rumah ini memiliki ciri khas pada atap pendengnya yang disebut “atap Wuwungan.” Atap tersebut dipenuhi ukiran 4D bergambar wayang khas Kabupaten Jepara.
Ukuran tersebut merupakan perpaduan dari budaya Jawa (Hindu), Persia (Islam), Cina (Tionghoa), dan Eropa (Portugis). Menurut sejarah, joglo Jepara di bangun pada masa kerajaan Kalingga dengan menggunakan 96% kayu jati.
Joglo Jepara memiliki 3 pintu utama dan terdiri dari 5 bagian rumah, yaitu ruang Peringgitan, ruang keluarga, ruang pingitan, pawon, dan pakiwan. Ruang Peringgitan digunakan untuk menerima tamu.
Di ruangan ini tamu akan disuguhkan makanan prasmanan. Ruang pingitan digunakan sebagai tempat menunggu untuk calon pengantin wanita.

Advertisement
Selain menarik karena motif ukurannya, joglo Jepara juga memiliki keistimewaan karena menggambarkan banyak filosofi diantaranya, rumah dibuat menghadap ke laut dengan maksud agar berpikiran luas, rumah juga harus membelakangi gunung agar tidak congkak dan tinggi hati.
Selain itu, atapnya berbentuk pegunungan yang melambangkan bahwa Tuhan di atas dan berkuasa atas segalanya.
Rumah dengan 3 pintu ini merupakan lambang hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, manusia dengan alam. Filosofi yang terakhir adalah taga wuwungan (atap) yang melengkung tapi tidak patah adalah perwujudan cara hidup yang luwes.
10. Joglo Kudus

Joglo Kudus disebut juga Joglo Pencu. Rumah ini adalah rumah adat joglo Jawa yang berasal dari Kudus, Jawa Tengah. Joglo Kudus memiliki ciri khas pada atap genteng yang disebut atap pencu.
Bagunannya didominasi ukiran khas Kabupaten Kudus yang merupakan perpaduan dari budaya Jawa (Hindu), Persia (Islam), Cina (Tionghoa), dan Eropa (Belanda).
Joglo Kudus memiliki 4 tiang utama, 1 tiang besar yang disebut saka geder yang melambangkan Allah yang bersifat Esa.
Ruangan di dalam rumah ini terbagi menjadi empat, yaitu jagasatru (bagian depan rumah), gedhongan (ruang keluarga), pawon (dapur), dan pakiwan (kamar mandi/MCK).
Keunikan rumah ini terletak di motif ukiran yang menghiasi dinding. Motifnya membentuk pola binatang sejenis laba-laba berkaki banyak yang disebut kala, gajah penunggu, sekar rinonce atau rangkaian bunga melati, ular naga, buah nanas (sarang lebah), burung phoenix, dan lain-lain.