3 Macam-macam Indikator Asam Basa beserta Penjelasannya Lengkap – SMA Kelas 11

3 Macam-macam Indikator Asam Basa beserta Penjelasannya Lengkap – SMA Kelas 11 – Pastinya kamu sudah pernah mendengar istilah indikator asam basa bukan?

Nah, indikator ini merupakan suatu senyawa kompleks yang bisa bereaksi dengan asam dan basa.

Biar lebih jelas lagi, yuk baca penjelasan lengkapnya seputar indikator asam basa di bawah ini!

Macam-macam Indikator Asam Basa Beserta Penjelasannya

unsplash.com/DianeSerik

Ada dua jenis senyawa yang sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari, yakni asam dan basa.

Kedua senyawa ini dapat ditemukan melalui tubuh manusia, makanan, minuman, hewan, bahkan sampai ke suku cadang kendaraan bermotor.

Untuk dapat menentukan suatu produk atau benda mengandung basa, sebenarnya bisa diukur dengan cara mencicipinya.

Namun, tentunya hal tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, jika tanpa adanya pengawasan langsung dari ahlinya.

Oleh sebab itu, ada beberapa jenis indikator yang bisa digunakan untuk menentukan basa.

Nah, dalam artikel ini kamu bisa temukan informasi selengkapnya seputar macam-macam indikator basa.

Apa
yang dimakasud dengan Indikator Asam Basa?

Sebelum mengetahui macam-macam indikator asam basa, sudahkah kamu memahami pengertian dari indikator asam basa itu sendiri? Indikator asam basa merupakan zat warna yang bergantung pada pH larutan.

Indikator asam basa juga bisa diartikan sebagai zat yang dapat menunjukkan sifat asam, basa, dan netral pada suatu larutan.

Indikator warna asam basa ini nantinya bisa menunjukkan warna berbeda pada larutan asam dan basa. Nah, perbedaan warna tersebut yang akan menunjukkan sifat asam atau basa.

Kategorisasi larutan mengandung asam, basa, atau netral akan ditentukan oleh power of hydrogen (pH).

Rentang pH ini mulai dari angka 1 hingga 14. Jika pH larutan itu ada di angka antara 1-6, artinya larutan itu mengandung asam.

Sedangkan, larutan yang mengandung basa biasanya memiliki pH antara 8-14. Jika pH larutannya berada pada angka 7, maka larutan tersebut disebut netral.

Macam-macam
Indikator Asam Basa

Sampai di sini, tentu kamu sudah memahami bukan pengertian dari indikator asam basa?

Nah, ada beberapa jenis indikator asam basa yang bisa digunakan untuk menentukan sifat suatu zat.

Ada
indikator alami asam basa dan ada indikator buatan asam basa. Berikut ini adalah
macam-macam indikator asam basa yang perlu kamu ketahui.

1.
Indikator Alami

Indikator
asam basa yang pertama adalah indikator alami. Nah, jenis indikator asam basa
yang satu ini didapatkan dari ekstrak tumbuhan seperti dedaunan, umbi, kulit
buah, atau bunga.

Salah satu contoh indikator alami asam basa yang bisa kamu temukan di sekitar kamu adalah kulit manggis. Dalam kondisi normal, warna kulit manggis adalah ungu.

Kamu
bisa gunakan kulit manggis untuk mengukur asam basa dengan cara membagi ekstrak
kulit manggis menjadi dua. Di mana masing-masing diteteskan larutan asam dan
larutan basa.

Pada
larutan asam, nantinya akan ada perubahan dari warna ungu menjadi sedikit
kemerah-merahan. Sementara, pada larutan basa akan terjadi perubahan warna dari
ungu menjadi biru kehitaman.

Kamu
juga bisa menggunakan kol ungu sebagai indikator asam basa. Kol ungu akan
mengalami perubahan warnanya menjadi merah muda jika mengandung asam. Sedangkan,
kol ungu tersebut akan berubah warna menjadi biru muda dalam larutan basa.

Agar
lebih mudah lagi, berikut adalah indikator alami asam basa yang perlu kamu pahami:

  • Kunyit – Oranye (warna asli) – Kuning (warna indikator asam) – Merah (warna indikator basa)
  • Kubis merah – Ungu (warna asli) – Merah muda (warna indikator asam) – Hijau (warna indikator basa)
  • Bunga kembang sepatu – Merah tua (warna asli) – Merah (warna indikator asam) – Kuning (warna indikator basa)
  • Bunga mawar – Merah tua (warna asli) – Merah muda (warna indikator asam) – Hijau (warna indikator basa)
  • Bayam merah – Merah (warna asli) – Merah muda (warna indikator asam) – Kuning (warna indikator basa)
  • Kulit manggis – Coklat kemerahan (warna asli) – Ungu (warna indikator asam) – Biru Kehitaman (warna indikator basa)
  • Bunga geranium – Merah (warna asli) – Oranye (warna indikator asam) – Kuning (warna indikator basa

2.
Indikator Universal

Selain indikator alami, ada pula indikator universal yang bisa menunjukkan pH dari satu larutan sesuai dengan perubahan warnanya.

Indikator asam basa yang satu ini juga membagi kategori larutan menjadi asam kuat, asam lemah, netral, basa lemah, dan basa kuat.

Berikut
ini adalah perubahan warna yang terjadi apabila indikator tersebut dicelupkan
ke dalam larutan.

  • Rentang pH < 3: Asam
    kuat – Merah
  • Rentang pH 3-6: Asam
    lemah – Kuning
  • Rentang pH 7: Netral –
    Hijau
  • Rentang pH 8-11: Basa lemah – Biru
  • Rentang pH > 11: Basa
    kuat – Ungu

Indikator
universal ini biasanya berbentuk kertas atau larutan. Kertas atau larutan ini
mengandung timol biru, metil merah, bromotimol biru, atau fenolftalein. Berdasarkan
kandungan indikator yang digunakan, berikut adalah klasifikasi perubahan
warnanya:

  • Timol biru (transisi pertama) – Merah (warna pada pH rendah) – 1,2-2,8 – Kuning (warna pada pH tinggi)
  • Metil Merah – Merah (warna pada pH rendah) – 1,2-2,8 – Kuning (warna pada pH tinggi)
  • Bromotimol biru – Merah (warna pada pH rendah) – 6,0-7,7– Biru (warna pada pH tinggi)
  • Timol biru (transisi kedua) – Kuning (warna pada pH rendah) – 8,0-9,6– Biru (warna pada pH tinggi)
  • Fenolftalein – Tidak berwarna (warna pada pH rendah) – 8,3-10,0– Fuschia (warna pada pH tinggi)

3.
pH Meter

Jika kamu ingin mengetahui pH larutan secara tepat, kamu bisa menggunakan pH meter.

Nah, pH meter ini adalah alat elektronik dengan sensor elektroda kaca khusus yang mengukur jumlah ion H3O+ dalam larutan.

Berbeda dari indikator alami dan indikator universal, pH meter dapat dikatakan sebagai alat yang lebih modern untuk mengukur pH.

Prinsip kerja utama pada pH meter sendiri terletak pada sensor probe yang berupa elektrode kaca (glass electrode) dengan jalan mengukur jumlah ion H3O+ di dalam larutan.

Pada ujung sensor pH meter, terdapat lapisan kaca berbentuk bulat dengan tebal 0,1 mm yang disebut bulb.

Nantinya, bulb ini dipasangkan dengan silinder kaca non-konduktor atau plastik memanjang dan diisi dengan larutan HCl (0,1 mol/dm3).

Dalam larutan HCl, terdapat sebuah kawat elektroda panjang dari perak yang pada permukaannya terbentuk senyawa AgCl.

Konstannya jumlah larutan HCl pada sistem ini membuat elektrode Ag/AgCl memiliki nilai potensial stabil.

Cara
menggunakan pH meter juga cukup mudah. Kamu hanya perlu mencelupkan alat ini ke
dalam larutan yang akan diuji. Selanjutnya, pH meter akan langsung menunjukkan
angka skala untuk menunjukkan pH larutan.

Oke,
itulah sedikit informasi yang bisa Mamikos bagikan untuk kamu terkait
macam-macam indikator asam basa lengkap dengan penjelasannya. Kini, kamu sudah
tahu bukan cara menentukan suatu larutan itu mengandung asam atau basa?

Perlu kamu ketahui bahwa indikator asam basa ini memiliki fungsi cukup penting, yakni untuk membedakan asam dan basa hingga identifikasi pH larutan.

Dalam penggunaannya, indikator asam basa juga dapat menentukan derajat keasaman atau basa sebuah larutan, lho.

Itulah penjelasan sedikit tentang macam indikator asam basa. Nah, jika kamu ingin mencari materi Kimia kelas 11 lainnya, kamu bisa kunjungi situs blog Mamikos dan temukan informasi selengkapnya di sana.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta