7 Pakaian Adat NTT dan NTB untuk Wanita dan Pria Beserta Penjelasannya
Pakaian adat dari NTT dan NTB memiliki keunikannya tersendiri yang perlu untuk diketahui sebagai bagian dari wawasan dan pengetahuan umum.
2. Pakaian Adat NTB Lambung Suku Sasak (Wanita)

Pakaian adat NTB berikutnya yang Mamikos jabarkan di sini berasal dari Suku Sasak yang akan dipakai khusus kaum perempuan. Kebaya yang terbuat dari kain tenun ini lah yang disebut dengan Lambung.
Pakaian adat khas NTB Suku Sasak ini adalah kebaya sepanjang pinggang dengan lengan pendek dan longgar. Warna dasar pakaian ini adalah hitam dengan kerah berpotongan ‘V’ yang menjadi ciri khasnya.
Untuk bagian bawa, pakaian adat Lambung ini akan dilengkapi dengan sarung. Mayoritas sarung yang dipakai bermotif flora. Sabuk Anteng akan dipakai untuk mengikat sarung tersebut.
Tambahan aksesoris yang dipakai adalah anting berbentuk bulat yang terbuat dari daun lontar dengan sepuhan perak. Tak lupa ada gelang yang dipakai di tangan dan kaki.
3. Pakaian Adat NTB Pegon Suku Sasak (Pria)


Advertisement
Pakaian adat Pegon akan dipakai oleh kaum pria Suku Sasak. Pada bagian atas busana, pakaian ini mendapat pengaruh dari budaya Jawa dan gaya berbusana Eropa.
Pada bagian bawah, pria Suku Sasak ini akan memakai kain songket yang dililit dan dikenal dengan istilah Leang atau Dodot yang diselipkan sebuah keris.
Lalu untuk bawahannya akan ditutup dengan kain Wiron yang panjangnya sampai mata kaki. Kain yang dililitkan tersebut memiliki motif campuran. Filosofi dari pakaian adat NTB Suku Sasak ini menyimbolkan sifat rendah hati.
Penutup kepala yang disebut Sapuq juga memaknai penghormatan kepada Tuhan Sang Pencipta dan menjaga kebersihan pikiran dari si pemakai busana adat.
4. Pakaian Adat NTB Poro Rante dan Pasangi Masyarakat Bima

Pakaian adat khas NTB selanjutnya adalah Poro Rante dan Pasangi yang merupakan pakaian khas yang digunakan pada upacara pernikahan masyarakat Bima.
Pakaian yang dipakai oleh kaum wanita berupa pakaian dengan warna merah yang dilengkapi hiasan cepa atau bunga emas pada permukaan baju. Untuk bawahannya kaum perempuan akan mengenakan sarung dari songket.
Tambahan aksesoris yang digunakan adalah pasapu atau sapu tangan, anting-anting/giwang, dan gelang. Rambut yang disanggul akan diberi hiasan keraba dan wange.
Lalu untuk kaum pria atau pengantin pria Bima ini akan memakai pakaian yang dikenal dengan nama pasangi yaitu baju berlengan panjang dan berwarna hitam, cokelat atau merah.
Pakaian yang dipakai juga memiliki hiasan dari benang emas yang khas. Untuk busana bawahannya pengantin pria ini akan memakai celana panjang yang disebut sarowa dondo.
Celana yang dipakai akan dipadukan dengan sarung songket yang dihiasi sebilah keris di sebelah kiri depan dan diselipkan pada ikat pinggang yang dipakai.
Pemaparan pakaian adat NTT dan NTB untuk wanita dan pria beserta penjelasannya di atas mengakhiri juga ulasan yang dapat Mamikos sampaikan pada kesempatan kali ini.
Mudah-mudahan saja apa yang telah kamu baca dan simak pada penjelasan pakaian adat NTT dan NTB untuk wanita dan pria di atas dapat memperkaya pengetahuan umum kamu.