Pemberontakan PRRI Permesta 1957, Latar Belakang, Tujuan, Tokoh, dan Berakhirnya

Pemberontakan PRRI Permesta 1957, Latar Belakang, Tujuan, Tokoh, dan Berakhirnya – Nyatanya, setelah Indonesia merdeka ternyata masih banyak terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh rakyat Indonesia sendiri.

Contohnya seperti Pemberontakan PRRI/Permesta tahun 1957. Kira-kira masalah awal terjadinya pemberontakan ini seperti apa, ya?

Yuk, temukan informasi lengkapnya berikut ini.

Berikut Ringkasan Terkait Pemberontakan PRRI Permesta 1957

https://wikimedia.org/

Pemberontakan PRRI/Permesta merupakan pemberontakan dalam sejarah usai pengakuan kedaulatan dari Belanda kepada Indonesia, tepatnya sejak 1957.

PRRI adalah singkatan dari Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia, sedangkan Permesta berarti Perjuangan Rakyat Semesta.

PRRI ini adalah sebuah gerakan yang dilakukan pemerintah daerah untuk menentang pemerintah RI (pusat).

Menjadi sebuah peristiwa sejarah, pemberontakan PRRI/Permesta adalah gerakan revolusi dari golongan oposisi terhadap pemerintah Indonesia pasca kemerdekaan.

Kondisi
pemerintahan yang waktu itu belum stabil dan belum meratanya kesejahteraan
serta pembangunan membuat situasi saat itu sangat sulit.

Lantas, apa sih latar belakang munculnya gerakan PRRI ini?

Latar
Belakang Pemberontakan PRRI/Permesta 1957

Jadi, latar belakang terjadinya pemberontakan PRRI/Permesta adalah adanya kesenjangan antara kesejahteraan di wilayah pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.

Nah, hal ini membuat para pejabat daerah merasa tidak puas dengan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah pusat.

Namun, sebenarnya latar belakang pemberontakan PRRI/Permesta ini tidaklah sesederhana itu.

Berikut Mamikos coba jabarkan latar belakang terjadinya pemberontakan ini menjadi tiga bagian, yaitu berdasarkan keadaan politik, ekonomi, dan militernya.

1)
Latar belakang politik

Kita
mulai dari latar belakang politiknya. Nah, sebenarnya ada apa sih, dengan
keadaan politik pasca kemerdekaan? Sampai-sampai bisa muncul gerakan PRRI/Permesta
ini.

Ternyata,
pada tahun 1950 sampai 1959 terdapat Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS) yang
berlaku pada saat itu. Nah, UUDS ini menentukan jalannya politik pada masa
tersebut.

Lantas, apa yang dimaksud menentukan jalannya politik? Jadi, UUDS ini mengubah mengubah sistem pemerintahan di Indonesia.

Di mana sebelumnya Indonesia menganut merupakan sistem presidensial menjadi sistem parlementer.

Sistem UUDS ini seolah-olah membuat seorang presiden merangkap menjadi kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.

2)
Latar belakang ekonomi

Nah,
sekarang masuk ke permasalahan ekonomi yang juga menjadi latar belakang dari pemberontakan
PRRI/Permesta ini.

Jadi,
yang menjadi masalah utama perekonomian pada pemberontakan PRRI/Permesta adalah
pembangunan yang tidak merata. Pada tahun 1950-an, Indonesia mengalami keadaan
ekonomi yang bisa dibilang kurang baik.

Hal tersebut dikarenakan adanya kesenjangan yang terjadi antara pembangunan di Pulau Jawa dan di luar Pulau Jawa.

Padahal menurut angka ekspor Indonesia kala itu, sebesar 71 persen dari angka ekspor Indonesia berasal dari Sumatra, sedangkan Jawa hanya menyumbang sekitar 17 persen.

Angka tersebut membuat para masyarakat di Sumatra merasa bahwa mereka dieksploitasi oleh pemerintah pusat.

Karena kesejahteraannya tidak diperhatikan oleh pemerintah pusat, meskipun daerahnya sudah menyumbang sebagian besar dari keseluruhan ekspor Indonesia.

3)
Latar belakang militer

Setelah permasalahan politik dan ekonomi, lalu ada apa dengan permasalahan militer pada masa itu?

Nah, ternyata ada pengurangan divisi pada brigade angkatan darat di Sumatra.

Masalah tersebut membuat sebagian para pejuang dan tokoh militer merasa kecewa dengan pemerintah pusat.

Tujuan
Pemberontakan PRRI/Permesta 1957

Puncak
pemberontakan PRRI/Permesta ditandai dengan persetujuan dari Letnan Kolonel
Achmad Husein terkait berdirinya PRRI dan pembentukan kabinet dengan Sjafruddin
Prawiranegara sebagai Perdana Menteri.

Proklamasi berdirinya PRRI pun disambut meriah oleh masyarakat di Indonesia bagian Timur.

Sementara itu, Letnan Kolonel D.J Somba, Komandan Daerah Militer Sulawesi Utara dan Tengah memutus hubungan dengan Pemerintah Pusat dan mendukung PRRI.

Dari
ketidakpuasan tersebut, maka terjadi pembentukan dewan perjuangan yang terdiri
dari:

  • Dewan Banteng: dipimpin
    Letkol Ahmad Husein di wilayah Sumatera Barat
  • Dewan Gajah: dipimpin
    Kolonel Maludin Simbolon di wilaya Sumatera Utara
  • Dewan Garuda: dipimpin
    Letkol Barlian di wilayah Sumatera Selatan
  • Dewan Manguni: dipimpin
    Kolonel Ventje Sumual di Sulawesi.

Nah,
tujuan dari pembentukan dewan-dewan tersebut adalah untuk menyatukan
kepentingan sehingga muncul 3 tuntutan utama dari PRRI/Permesta kepada
pemerintah pusat, yaitu:

  1. Dibubarkannya Kabinet Djuanda
  2. Mohammad Hatta dan Sultan Hamengkubuwono IX membentuk pemerintahan sementara sampai pemilihan umum berikutnya akan dilaksanakan
  3.  Soekarno kembali pada posisi konstitusionalnya.
  4. Terkait masalah otonomi daerah, PRRI juga menuntut pemerintah agar bertindak adil dan merata terkait alokasi dana pembangunan daerah

Tokoh-tokoh
Pemberontakan PRRI/Permesta 1957

Suatu pergerakan bisa terjadi tentu karena ada yang memulai.

Nah, dalam peristiwa ini, pemberontakan PRRI dipimpin oleh Kolonel Ahmad Husein.

Namun, beliau ternyata tidak bergerak sendiri. Ada pihak-pihak yang juga ikut bergabung dan mendukung adanya PRRI.

Selain ketua dewan-dewan di Sumatra, berikut adalah nama tokoh-tokoh pelopor PRRI/Permesta lainnya, seperti:

  • Tokoh PRRI: Sjafruddin Prawiranegara Assaat Dt. Mudo, Ahmad Husein, Barilan, Dahlan Djambek, Maludin Simbolon, Soemitro Djojohadikoesoemo, Muhammad Sjafei, Saladin Sarumpaet, Muchtar Lintang, dan Abdul Gani Usman.
  • Tokoh Permesta: Ventje Sumual, Alex Kawilarang, Joop Warouw, Jan Willem Gerungan, Saleh Lahade, Andi Abdul Muis, Lukas J. Palar, Samuel Karundeng, dan Daniel Julius Somba.

Akhir
dari
Pemberontakan PRRI/Permesta 1957

Adanya pemberontakan yang dilakukan PRRI/Permesta tentunya mendapat tanggapan dari pemerintah pusat.

Ternyata ada beberapa upaya yang dilakukan oleh pemerintah guna menumpas pemberontakan ini.

Rencana penumpasan pemberontakan PRRI/Permesta direncanakan oleh Ir. Djuanda dan A.H. Nasution.

Hingga kemudian didorong oleh Presiden Soekarno dengan menyokong gencatan senjata.

Sementara
itu, Wakil Presiden Mohammad Hatta memiliki pendapat bahwa pemberontakan ini harus
diselesaikan dengan damai melalui perundingan, bukan melalui pendekatan
militer.

Sayangnya,
usaha perdamaian melalui perundingan gagal dijalankan. Akibat gagalnya usaha
perdamaian melalui perundingan, akhirnya Presiden Soekarno melakukan operasi
militer dengan dibantu dengan Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI).

Adapun
berikut proses operasi militer yang dijalankan pemerintah pusat guna menumpas
pemberontakan ini.

1)
12 Maret 1958 – Operasi tegas

Operasi
militer yang dilakukan di Riau dan dipimpin oleh Kolonel Kaharudin Nasution.

2)
17 April 1958 – Operasi 17 Agustus

Operasi
militer yang dilakukan untuk menghancurkan pemberontakan di Sumatra Barat.

3)
24 April 1958 – Operasi Sapta Marga

Operasi
militer yang dilakukan di Sumatra Utara untuk menghancurkan pasukan PRRI yang
berpusat di Tapanuli.

4)
April 1959 – Kodam 17 Agustus

Komando
Operasi 17 Agustus diubah menjadi komando territorial setingkat komando daerah
militer yang dinamakan Kodam 17 Agustus.

5)
29 Mei 1961 – Perlawanan berakhir

Akhir dari pemberontakan PRRI terjadi karena kurangnya tenaga perlawanan dan adanya keretakan yang terjadi di kalangan PRRI.

Diketahui jumlah pasukan PRRI tidak seimbang dengan pasukan dari APRI, sehingga pada 29 Mei 1961, Ahmad Husein dan pasukannya menyerahkan diri.

Penutup

Nah, itulah informasi yang bisa Mamikos bagikan untuk kamu terkait peristiwa pemberontakan PRRI/Permesta 1957.

Pada Oktober 1961, akhirnya seluruh wilayah yang dikuasai oleh pasukan PRRI/Permesta berhasil kembali ke Republik Indonesia melalui operasi-operasi TNI tersebut.

PRRI/Permesta
resmi berakhir dengan pemberian amnesti dan abolisi kepada mereka yang terlibat
Permesta melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 322 tahun 1961.

Buat kamu yang ingin mengulik informasi terkait peristiwa sejarah di tanah air lainnya, kamu bisa kunjungi situs blog Mamikos dan temukan informasinya di sana.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta