Pengertian Siklus Akuntansi, Fungsi, Tahapan beserta Contohnya Lengkap

Pengertian Siklus Akuntansi, Fungsi, Tahapan beserta Contohnya Lengkap – Siklus akuntansi berfungsi dalam mendata semua data transaksi dalam sebuah perusahaan.

Akuntansi
memang sebuah ilmu yang penting bagi perusahaan, sebab seluruh proses transaksi
akan bisa didata secara baik dan utuh. Dengan adanya akuntansi, akan ditemukan
jika terdapat laba ataupun rugi.

Mamikos akan memberikan ulasan mengenai pengertian siklus akuntansi, beserta dengan fungsi dan tahapannya. Apabila kamu ingin menjadi seorang akuntan, artikel ini sangat penting untuk kamu baca.

Pengertian
Siklus Akuntansi

Getty Images/Uttah778

Siklus
Akuntansi merupakan sebuah proses secara berulang yang akan digunakan oleh suatu
perusahaan dalam mencatat, mengklasifikasikan, serta menyajikan informasi
keuangan di dalam laporan keuangan.

Siklus akuntansi ini akan dimulai dengan adanya transaksi awal serta berakhir dengan adanya penyusunan laporan keuangan.

Siklus
ini akan mencakup beberapa macam tahapan, seperti halnya mengumpulkan
informasi, mencatat transaksi, mengoreksi serta mengelola jurnal umum, membuat
neraca saldo, menyusun laporan keuangan, dan juga menutup buku.

Tujuan
dari adanya proses siklus akuntansi yakni untuk bisa memastikan bahwa suatu informasi
dalam keuangan yang akan disajikan di dalam laporan keuangan, sudah akurat,
andal, relevan, dan juga tepat waktu.

Dengan
cara mengikuti siklus akuntansi yang sudah baik, perusahaan pun akan bisa
memantau kinerja dari keuangan milik mereka, membuat keputusan pada bisnis yang
baik, dan memenuhi persyaratan dari perpajakan serta hukum yang sudah berlaku.

Fungsi Akuntansi

1.
Rekaman Laporan (Recording Report)

Fungsi
yang utama dari akuntansi yakni untuk dapat merekam catatan transaksi dengan secara
tersistematis, serta secara kronologis dari begitu banyaknya berbagai transaksi
keuangan.

Selanjutnya
setelah dikirimkan ke dalam berbagai macam Account Ledger, kemudian akhirnya
akan langsung mempersiapkan akun akhir untuk dapat mengetahui, bila terdapat
laba ataupun rugi dari sebuah bisnis di setiap akhir periode pada akuntansi.

2.
Menjaga dan Melindungi Properties

Fungsi yang selanjutnya dari sebuah akuntansi yakni untuk bisa menghitung pada jumlah realita dari adanya penyusutan aset, dengan cara memilih metode yang tepat serta masih berlaku dalam suatu aset tertentu.

Setiap disipasi yang tidak akan sah pada setiap asset, akan membawa sebuah bisnis berada dalam ambang kebangkrutan.

Oleh
sebab itu, akuntansi sudah merancang sebuah sistem yang akan diinginkan, untuk bisa
melindungi properti serta asset pada bisnis dari penggunaan yang memang tidak
sah, dan juga sama sekali tidak memiliki alasan.

3. Mengomunikasikan Hasil

Akuntansi
akan selalu mengkomunikasikan dari hasil serta transaksi yang sudah tercatat ke
berbagai macam pihak, yang memang tertarik pada suatu bisnis tertentu.

Seperti
contohnya yaitu para investor, kreditor, karyawan, kantor pemerintahan,
peneliti dan juga yang lain sebagainya.

4.
Meeting Legal

Akuntansi
juga mempunyai fungsi untuk dapat merancang serta mengembangkan sebuah sistem,
seperti dalam menjaga catatan dan juga pelaporan dari hasil.

Nantinya,
hasil itu akan selalu memenuhi pada persyaratan dalam hukum, untuk dapat mengaktifkan
kepemilikan di dalam proses mengajukan berbagai macam pernyataan.

Seperti
contohnya yaitu untuk digunakan dalam Pengembalian Pendapatan Pajak,
Pengembalian Penjualan-Pajak dan yang lain sebagainya.

5.
Klasifikasi

Fungsi
dari akuntansi juga sebagai sebuah klasifikasi, yang akan berhubungan langsung dengan
analisis secara tersistematis, dari sebuah data yang telah tercatat, dengan
maksud untuk sebuah transaksi pada kelompok di satu tempat.

Pekerjaan
dari klasifikasi ini dapat dilakukan di dalam sebuah buku yang disebut juga sebagai
“Ledger”.

6.
Meringkaskan (Summarize)

Hal
semacam ini akan bisa melibatkan pada penyajian data rahasia, dengan berbagai cara
yang hanya bisa dimengerti serta berguna bagi internal maupun juga eksternal
pengguna akhir, dari sebuah laporan akuntansi.

Proses
semacam ini memang akan lebih mengarah kepada pola penyusunan laporan dengan sebagai
berikut ini:

  • Neraca Saldo.
  • Laporan laba rugi.
  • Neraca.

7.
Menganalisis dan Menafsirkan

Data
keuangan yang sudah direkam, kemudian akan dianalisis serta diinterpretasikan secara
akhir penggunaan yang dapat membuat sebuah penilaian, yang berarti mengenai
bagaimana kondisi dari keuangan serta profitabilitas dari sebuah operasional
bisnis.

Data
tersebut juga nantinya akan dapat digunakan, dalam mempersiapkan pada perencanaan
bisnis di masa depan, serta framing dari adanya kebijakan dalam proses melaksanakan
rencana tersebut.

Tahapan beserta Contoh Siklus Akuntansi

1.
Identifikasi Transaksi

Identifikasi
pada setiap transaksi dapat menjadi bentuk tahapan yang pertama dalam siklus
akuntansi.

Kegiatan
dalam identifikasi ini harus dapat dilakukan dengan secara tepat, oleh seorang akuntan
yang dapat dilakukan dengan cara melakukan proses pencatatan pada setiap
transaksi yang telah terjadi.

Transaksi
dalam akuntansi yang dicatat adalah setiap jenis transaksi yang mempunyai
dampak dengan secara langsung, terhadap perubahan dari kondisi keuangan dalam perusahaan
serta akan dinilai dengan cara objektif.

Transaksi
yang sudah terjadi juga haruslah mempunyai bukti-bukti dari transaksi, supaya dapat
dilakukan proses identifikasi.

Bukti
dari transaksi ini dapat berupa kuitansi, faktur, nota, ataupun bukti lainnya,
yang dapat dianggap sah di dalam dunia akuntansi.

Oleh karena itu, setiap proses transaksi akuntansi sebaiknya harus menggunakan bukti transaksi.

Sehingga, dapat dicatat serta diidentifikasi langsung oleh akuntan, terutama pada transaksi yang akan berkaitan dengan perubahan di kondisi keuangan dalam perusahaan.

2.
Analisis Transaksi

Setelah dari tahapan identifikasi, tahapan siklus akuntansi yang selanjutnya, yaitu akuntan harus dapat melakukan analisis terhadap proses transaksi itu, mengenai pengaruhnya dengan kondisi dari keuangan perusahaan.

Sistem
untuk pencatatan akuntansi di dalam perusahaan selalu akan menggunakan
double-entry system.

Artinya,
di setiap transaksi dari akuntansi yang sudah terjadi, akan bisa memberikan
pengaruh dalam posisi keuangan di bagian debet dan juga kredit serta harus dengan
jumlah yang sama besarnya.

Secara
data matematis, umumnya proses akuntansi akan menggunakan persamaan berikut:

Aktiva =Kewajiban + Ekuitas di dalam melakukan proses analisis serta perhitungan transaksi yang sudah terjadi.

Sebagai ilustrasinya, sebuah perusahaan telah memperoleh investasi dengan uang tunai yang sebesar Rp1.000.000,-, peralatan serta perlengkapan yang sebesar Rp500.000,-.

Transaksi tersebut dapat dianalisiskan bahwa telah terjadi penambahan kas, perlengkapan, dan juga peralatan yang sebesar Rp1.500.000,-.

Penambahan tersebut juga berarti telah menambah modal dari perusahaan yang sebesar Rp1.500.000,- sebab semua jenis transaksi tersebut adalah bagian dari modal perusahaan.

3.
Pencatatan Transaksi dalam Jurnal

Setelah
akuntansi berhasil melakukan proses analisis transaksi, maka pada tahapan yang selanjutnya
di dalam siklus akuntansi yaitu dengan cara mencatat semua bentuk transaksi ke
dalam sebuah jurnal keuangan.

Dalam suatu ilmu akuntansi, jurnal dapat diartikan juga sebagai sebuah catatan dari kronologis selama pada satu periode mengenai transaksi-transaksi yang sudah terjadi.

Proses untuk memasukkan informasi tersebut dinamakan juga dengan penjurnalan.

Dalam
sebuah proses penjurnalan, setiap transaksi akan dibagi ke dalam dua jenis bagian:
Debit dan Kredit. Pencatatan ini dapat dilakukan di dalam sebuah Jurnal Umum.

Pencatatan
harus bisa dilakukan dengan secara berurutan serta teliti, tanpa adanya
transaksi yang akan terlewatkan. Sehingga ketika masa akhir, akan diperoleh
jumlah dari debet dan kredit yang bisa sama besarnya.

4.
Posting Buku Besar

Setelah
nantinya akan di catatan ke dalam sebuah jurnal, siklus akuntansi yang selanjutnya
yaitu dengan memindahkan semua data transaksi ke dalam buku besar.

Secara garis besar, buku besar bisa diartikan sebagai berbagai kumpulan dari rekening pembukuan, yang berisikan tentang informasi dari aktiva tertentu yang akan dicatat dalam satu periode.

Dalam sebuah perusahaan, selalu akan dipastikan untuk mempunyai berbagai daftar dari rekening buku besar.

Masing-masing
dari rekening yang terdapat di dalam buku besar tersebut, akan diberikan
nomor-nomor dengan kode tertentu. Tujuannya yakni untuk memudahkan pada saat
proses identifikasi di dalam jurnal tersebut.

Selain
daripada itu, akuntan juga akan menjadi lebih mudah dalam proses melakukan
pengecekan ulang, ataupun untuk melihat pada referensi terkait dengan adanay transaksi
yang sudah terjadi apabila telah tercatat di dalam buku besar.

5.
Menyusun Neraca Saldo dan Jurnal Penyesuaian

Tahapan
yang selanjutnya dari siklus akuntansi dan dilakukan oleh seorang akuntan yaitu
menyusun sebuah neraca saldo serta jurnal penyesuaian.

Neraca
saldo akan berisikan sebuah daftar saldo dari masing-masing rekening dalam buku
besar pada saat periode tertentu.

Dalam
menuliskan sebuah neraca saldo, saldo yang ada di dalam buku besar akan disatukan
dan juga harus dalam kondisi yang sama jumlahnya.

Apabila
di dalam suatu kondisi ternyata ada sebuah transaksi yang belum tercatat ataupun
ditemukan adanya kesalahan di dalam neraca saldo, maka seorang akuntan akan wajib
untuk melakukan proses pencatatan di dalam jurnal penyesuaian.

Penyusunan
sebuah Jurnal penyesuaian ini memiliki sifat yang periodik dan prosesnya juga akan
sama dengan bentuk penjurnalan pada umumnya.

Setelah
dicatat ke dalam Jurnal Penyesuaian, maka hasil dari laporan keuangannya dapat menjadi
aktual.

6.
Penyusunan Neraca Saldo Penyesuaian dan Laporan Keuangan

Tahapan
yang berikutnya di dalam siklus akuntansi yaitu dengan penyusunan Neraca Saldo
Penyesuaian dan juga Laporan Keuangan.

Neraca
Saldo Penyesuaian akan dibuat dengan berdasarkan juga dari buku Neraca Saldo,
yang telah dibuat di sebelumnya dengan memperhatikan pada Jurnal Penyesuaian.

Saldo-saldo
tersebut akan terbagi ke dalam beberapa kelompok aktiva dan juga pasiva, yang
sesuai dengan statusnya. Kemudian akan disusun hingga jumlah dari saldo
keduanya menjadi sama besar.

Yang
perlu untuk diperhatikan di dalam penyusunan Neraca Saldo Penyesuaian ini, yaitu
adanya jumlah saldo dalam Aktiva maupun juga Pasiva yang berjumlah sama besar.

Jika
tidak, maka akan terjadi kesalahan di dalam perhitungan serta tidak dapat
dibuat sebagai Laporan Keuangannya.

Laporan
Keuangan ini akan dibuat setelah jumlah dari saldo Aktiva dan juga Pasiva dalam
buku Neraca Saldo telah berjumlah sama besar.

Dalam
Laporan Keuangan nantinya akan disusun dengan beberapa laporan, seperti halnya laporan
laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan juga neraca yang akan
menghitung likuiditas, solvensi, serta fleksibilitas.

Selanjutnya,
akuntan akan masuk ke dalam sebuah tahapan terakhir, yaitu dengan pembuatan
Jurnal Penutup.

7.
Menyusun Jurnal Penutup

Tahapan
yang berikutnya di dalam siklus siklus akuntansi yaitu, dengan penyusunan
Jurnal penutup oleh seorang akuntan.

Jurnal
Penutup ini akan disusun pada bagian akhir periode akuntansi, dengan cara
menutup pada rekening nominal ataupun rekening laba rugi.

Untuk dapat menutup kedua bentuk rekening tersebut, caranya bisa juga dengan membuat sebuah nihil nilai dalam rekening tersebut.

Tujuan
dari melakukan penutupan dalam rekening ini, yaitu untuk bisa melihat aliran dalam
sumber selama periode akuntansi tersebut masih berjalan.

Setelah
bentuk rekening tersebut akhirnya ditutup, Jurnal Penutup ini dapat digunakan dalam
mengukur setiap jenis kegiatan yang sudah dilaksanakan selama masa periode
tersebut.

Pada
periode yang selanjutnya, Jurnal Penutup dapat membantu untuk bisa memulai
kembali di dalam siklus akuntansi yang selanjutnya.

8.
Menyusun Neraca Saldo dan Jurnal Pembalik

Tahapan
dari siklus akuntansi di dalam satu periode yang sebelumnya, telah dapat
diakhiri dengan cara pembuatan jurnal penutup.

Proses dari penyusunan Neraca Saldo dan juga Jurnal Pembalik ini dapat bersifat opsional, boleh untuk dilakukan ataupun tidak.

Neraca Saldo dalam tahap ini akan berisikan saldo dari rekening permanen pada rekening buku besar, setelah dari Jurnal Penutup.

Sementara
untuk Jurnal Pembalik dibuat supaya proses dari pencatatan beberapa jenis transaksi
tertentu, terutama yang akan selalu berulang, bisa menjadi lebih semakin sederhana.

Penutup

Itu tadi pembahasan mengenai pengertian siklus akuntansi, semoga artikel ini dapat membantu kamu dalam memahami mengenai siklus dari akuntansi.

Lebih tepatnya, artikel ini akan cocok bagi mereka yang sedang mempelajari dunia akuntansi.

Proses transaksi dalam akuntansi memang serumit itu, sebab setiap datanya akan penting bagi suatu perusahaan.

Oleh karena itu, semua orang yang bekerja sebagai akuntan, perlu untuk memahami dengan baik mengenai siklus akuntansi ini.

Demikian pembahasan mengenai pengertian siklus akuntansi, kamu dapat membaca artikel lainnya tentang akuntansi pada kolom yang tersedia di Mamikos.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta