Rangkuman Sejarah Kerajaan Kediri Mulai dari Raja-raja, Letak, Hingga Masa Kejayaannya

Rangkuman Sejarah Kediri – Sebagai salah satu kerajaan besar di Nusantara pada zamannya, Kerajaan Kediri memegang peran penting dalam mengukir lembaran sejarah Indonesia. 

Dengan jejak sejarahnya yang kaya, Kerajaan Kediri menjadi saksi bisu perkembangan peradaban di pulau Jawa.

Namun, seperti halnya kerajaan-kerajaan pada umumnya, Kerajaan Kediri juga mengalami berbagai tantangan dan perubahan.

Pada artikel kali ini Mamikos telah menyiapkan rangkuman sejarah kerajaan Kediri yang penting untuk kamu baca sampai akhir.

Rangkuman Sejarah Kerajaan Kediri

https://wikimedia.org/

Kerajaan Kediri, sebuah kerajaan Hindu-Buddha di Jawa pada abad ke-11 hingga ke-13 Masehi, didirikan oleh Sri Jayabaya pada awal abad ke-11. 

Masa puncaknya terjadi di bawah pemerintahan Raja Airlangga (1019-1042 M), yang berhasil menyatukan Kerajaan Kediri dan Kahuripan serta memperluas wilayahnya ke Sumatra, Kalimantan, dan Semenanjung Malaya. 

Setelah kematiannya, kerajaan ini mengalami pemisahan kembali menjadi Kediri dan Janggala, yang mengakibatkan pertentangan internal dan penurunan kekuatan politik.

Kisah legendaris tentang Empu Sedah dan Empu Gandring mencerminkan ketidakstabilan dan konflik internal di Kediri. 

Pada pertengahan abad ke-13, invasi Mongol di bawah pimpinan Kubilai Khan menandai akhir dari Kerajaan Kediri. 

Meskipun sejarahnya relatif singkat, Kerajaan Kediri memainkan peran penting dalam pengembangan budaya dan peradaban di Jawa, dan peninggalan sejarahnya memberikan wawasan tentang kehidupan masyarakat pada masa itu.

Letak Kerajaan Kediri

Rangkuman sejarah Kerajaan Kediri yang perli dibahas pertama adalah letak Kerajaan Kediri.

Kerajaan Kediri terletak di Pulau Jawa, Indonesia. Wilayah kerajaan ini mencakup sebagian besar Jawa Timur, yang merupakan provinsi di bagian timur Pulau Jawa. 

Letaknya mencakup kawasan yang sekarang dikenal sebagai daerah-daerah seperti Kediri, Malang, Blitar, dan sekitarnya.

Pusat pemerintahan utama Kerajaan Kediri diperkirakan berada di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Kota Kediri di Jawa Timur.

Kerajaan ini memiliki akses strategis ke sumber daya alam dan jalur perdagangan, terutama karena letaknya yang berdekatan dengan Laut Jawa dan sungai-sungai yang mempermudah transportasi dan perdagangan. 

Keberadaan Kerajaan Kediri juga memberikan kontribusi signifikan terhadap perkembangan budaya, ekonomi, dan politik di Pulau Jawa pada masa itu.

Daftar Raja-raja Kerajaan Kediri

Poin berikutnya dalam rangkuman sejarah Kerajaan Kediri adalah daftar raja-rajanya.

Sejarah Kerajaan Kediri mencakup beberapa raja yang memainkan peran penting dalam pengembangan dan perubahan kerajaan ini.

Meskipun tidak semua raja dari Kerajaan Kediri tercatat dengan baik, beberapa nama yang paling dikenal termasuk:

  1. Sri Jayabaya (Abad ke-11): Sri Jayabaya dianggap sebagai pendiri Kerajaan Kediri. Namun, informasi tentang dirinya masih sangat terbatas dan banyak yang bersifat legendaris.
  2. Raja Airlangga (1019-1042 M): Raja Airlangga merupakan salah satu raja terkenal Kerajaan Kediri yang memimpin pada abad ke-11. Ia memainkan peran besar dalam penyatuan Kediri dan Kahuripan.
  3. Anak Wungsu (1042-1052 M): Anak Wungsu adalah putra dari Raja Airlangga yang meneruskan kepemimpinan setelah kematian ayahnya.
  4. Marakata (1042-1052 M): Marakata, atau juga dikenal sebagai Sanggramawijaya, adalah putra Anak Wungsu dan cucu Airlangga. Ia memerintah selama periode yang terbilang singkat.
  5. Kameswara (Abad ke-12): Kameswara adalah seorang raja yang memerintah pada abad ke-12 dan menjadi salah satu penguasa Kediri yang mencoba memperluas kekuasaan kerajaan.
  6. Jayanegara (Abad ke-12): Jayanegara adalah seorang penguasa yang juga mencoba untuk mengukuhkan dan memperluas kekuasaan Kerajaan Kediri pada abad ke-12.
  7. Kertajaya (Abad ke-12): Kertajaya adalah raja yang terkenal karena konflik internal yang menyebabkan pembagian kerajaan menjadi Kediri dan Janggala.

Sebagian besar informasi mengenai para raja ini berasal dari prasasti-prasasti dan catatan sejarah yang dapat ditemukan dalam naskah kuno.

Namun, karena keterbatasan sumber-sumber sejarah, beberapa aspek kehidupan dan pemerintahan mereka masih menjadi subjek penelitian dan interpretasi.

Masa Kejayaan Kerajaan Kediri

Masa kejayaan Kerajaan Kediri mencapai puncaknya di bawah pemerintahan Raja Airlangga, yang memerintah pada abad ke-11 Masehi.

Raja Airlangga berhasil menyatukan Kerajaan Kediri dan Kahuripan, membangun kerajaan yang kuat dan makmur. 

Pemerintahannya dikenal sebagai periode kemakmuran dan stabilitas, di mana seni, sastra, dan agama berkembang pesat.

Airlangga juga dikenal sebagai penguasa yang bijaksana dan berkepemimpinan kuat. 

Selama masa pemerintahannya, Kerajaan Kediri memperluas pengaruhnya ke berbagai wilayah di Nusantara, termasuk Sumatra, Kalimantan, dan Semenanjung Malaya.

Keberhasilan ekspansi ini menunjukkan kekuatan militer dan kebijakan luar negeri yang cermat. 

Meskipun setelah kematiannya terjadi pemisahan kembali antara Kediri dan Janggala, masa kejayaan Kerajaan Kediri di bawah pemerintahan Raja Airlangga tetap menjadi babak gemilang dalam sejarah Indonesia, memperkaya warisan budaya, politik, dan ekonomi di wilayah tersebut.

Peninggalan Kerajaan Kediri

Peninggalan Kerajaan Kediri, meskipun sebagian besar telah hilang atau terkubur seiring berjalannya waktu, tetap meninggalkan jejak yang penting dalam sejarah dan budaya Indonesia.

Beberapa peninggalan yang dapat disebutkan termasuk:

Prasasti-prasasti

Seperti banyak kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia, Kerajaan Kediri juga meninggalkan prasasti-prasasti yang memberikan informasi tentang sejarah, pemerintahan, dan agama pada masa itu. 

Prasasti-prasasti ini, seperti Prasasti Pucangan dan Prasasti Minto, memberikan wawasan tentang kehidupan dan perkembangan masyarakat Kediri.

Candi-candi

Meskipun tidak ada candi yang secara khusus terkait dengan Kerajaan Kediri yang masih berdiri hingga saat ini, beberapa situs candi seperti Candi Panataran di Blitar dapat dihubungkan dengan periode Kediri.

Candi Panataran dianggap sebagai salah satu situs arkeologi terpenting di Jawa Timur.

Artefak Seni dan Koleksi Museum

Beberapa artefak seni, seperti ukiran dan patung, dapat ditemukan dalam koleksi museum-museum di Indonesia.

Beberapa di antaranya mungkin berasal dari zaman Kerajaan Kediri dan memberikan gambaran tentang seni dan keahlian kerajinan tangan masyarakat pada masa itu.

Peninggalan Sastra

Beberapa naskah dan karya sastra dari zaman Kerajaan Kediri, seperti Kakawin Bharatayuddha, tetap ada dan memberikan wawasan tentang kehidupan intelektual dan sastra pada masa itu.

Aksara Pallawa

Penggunaan aksara Pallawa sebagai sistem penulisan yang umum pada masa itu tetap menjadi peninggalan yang penting.

Beberapa prasasti dan inskripsi menggunakan aksara Pallawa untuk mencatat sejarah, agama, dan budaya.

Sistem Pemerintahan dan Hukum

Konsep sistem pemerintahan dan hukum dari masa Kerajaan Kediri juga dapat dianggap sebagai warisan, kendati sebagian besar informasinya diperoleh dari prasasti-prasasti.

Meskipun beberapa peninggalan tersebut mungkin telah rusak atau hilang, upaya pemeliharaan dan penelitian terus dilakukan untuk mengungkap lebih banyak informasi tentang Kerajaan Kediri dan masyarakatnya.

Agama dan Budaya Kerajaan Kediri

Kerajaan Kediri, sebagai kerajaan Hindu-Buddha, mencerminkan pengaruh kuat agama dan budaya Hindu-Buddha dalam perkembangannya.

Berikut adalah beberapa aspek agama dan budaya Kerajaan Kediri dalam rangkuman sejarah kerajaan Kediri.

Agama

Hindu-Buddha:

Kerajaan Kediri mengamalkan agama Hindu-Buddha, yang tercermin dalam prasasti-prasasti dan naskah-naskah sastra dari zaman itu.

Pengaruh Hindu-Buddha tercermin dalam kehadiran candi-candi dan kuil-kuil yang mungkin digunakan untuk upacara keagamaan.

Patung Dewa dan Relief:

Artefak seni seperti patung-patung dewa dan relief-relief yang menggambarkan adegan-keagamaan Hindu-Buddha ditemukan sebagai bukti pengaruh agama ini dalam seni dan budaya Kediri.

Prasasti-prasasti Keagamaan:

Prasasti-prasasti seperti Prasasti Jaya Wisnuwardhana menyebutkan dukungan dan perlindungan terhadap agama Hindu, serta pemberian tanah untuk pembangunan kuil-kuil.

Budaya

Bahasa dan Aksara:

Bahasa Sanskerta dan aksara Pallawa digunakan dalam prasasti-prasasti dan naskah-naskah sastra Kerajaan Kediri.

Hal ini mencerminkan pentingnya bahasa dan aksara ini dalam komunikasi resmi dan kegiatan keagamaan.

Seni dan Arsitektur:

Seni dan arsitektur Kediri mencakup relief-relief dan patung-patung dengan motif-motif Hindu-Buddha.

Candi-candi dan situs-situs arkeologi seperti Candi Panataran mencerminkan keberagaman seni dan keindahan yang berkembang pada masa itu.

Sistem Pemerintahan dan Kekuasaan Raja:

Sistem pemerintahan dan struktur sosial di Kerajaan Kediri mencerminkan pengaruh ajaran-ajaran agama Hindu-Buddha.

Raja dianggap sebagai pemimpin yang memiliki legitimasi spiritual, dan sistem kasta mungkin memainkan peran penting dalam struktur sosial.

Sistem Pendidikan dan Sastra:

Pendidikan dan sastra berkembang pesat di Kerajaan Kediri.

Karya sastra seperti Kakawin Bharatayuddha, yang menggambarkan kisah-kisah epik Hindu, memberikan bukti tentang pentingnya sastra dan pendidikan pada masa itu.

Ritual dan Upacara Keagamaan:

Berbagai ritual dan upacara keagamaan, seperti pemujaan dewa-dewa Hindu dan Buddha, mungkin menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Kediri.

Kuil-kuil dan struktur keagamaan lainnya digunakan untuk melaksanakan upacara-upacara tersebut.

Penting untuk diingat bahwa sumber-sumber sejarah dari Kerajaan Kediri terbatas, dan penelitian terus berlanjut untuk menggali lebih banyak informasi tentang agama dan budaya yang berkembang pada masa itu.

Runtuhnya Kerajaan Kediri

Runtuhnya Kerajaan Kediri juga termasuk bagian tidak terpisahkan dari rangkuman sejarah kerajaan Kediri.

Keruntuhan Kerajaan Kediri melibatkan faktor-faktor internal dan eksternal.

Meskipun detailnya tidak selalu jelas karena keterbatasan sumber-sumber sejarah, beberapa faktor yang dapat mempengaruhi runtuhnya Kerajaan Kediri termasuk:

Faktor Internal

Konflik Penguasa:

Konflik internal di antara keluarga kerajaan atau antara bangsawan dapat melemahkan stabilitas dan kekuatan pemerintahan.

Kisah Empu Sedah dan Empu Gandring, yang terlibat dalam konflik internal dan tragedi di istana Kediri, mencerminkan adanya ketidakstabilan dalam pemerintahan.

Pembagian Kekuasaan:

Pembagian kembali kekuasaan antara Kediri dan Janggala setelah kematian Raja Airlangga juga dapat menjadi faktor yang berkontribusi pada kelemahan Kerajaan Kediri.

Pembagian ini mengurangi kesatuan politik dan memunculkan kerajaan-kerajaan yang terpisah.

Teori Kubilai Khan:

Menurut beberapa catatan sejarah, invasi Mongol yang dipimpin oleh Kubilai Khan pada abad ke-13 juga berkontribusi pada runtuhnya Kerajaan Kediri.

Mongol mengejar kebijakan ekspansionis mereka, dan invasi ini dapat menyebabkan ketidakstabilan politik dan ekonomi di Kediri.

Faktor Eksternal

Invasi Mongol:

Pada pertengahan abad ke-13, pasukan Mongol di bawah pimpinan Kubilai Khan melakukan invasi terhadap Kerajaan Kediri.

Mongol dikenal sebagai kekuatan militer yang kuat, dan invasi ini dapat menyebabkan kehancuran dan penaklukan wilayah Kediri.

Tekanan Eksternal dan Persaingan:

Tekanan dari kerajaan-kerajaan tetangga atau perdagangan yang intensif dengan negara-negara lain mungkin memberikan tekanan eksternal pada Kerajaan Kediri.

Persaingan dengan kerajaan-kerajaan tetangga seperti Singasari dan Majapahit dapat menjadi faktor penentu.

Perubahan Dinamika Regional:

Perubahan dinamika regional, baik politik maupun ekonomi, dapat memengaruhi kestabilan sebuah kerajaan.

Pergeseran kekuatan dan hubungan regional mungkin ikut berperan dalam perubahan politik di Kerajaan Kediri.

Runtuhnya Kerajaan Kediri menyisakan kekosongan kekuasaan yang kemudian diisi oleh kerajaan-kerajaan penerusnya, seperti Kerajaan Singasari dan kemudian Majapahit.

Meskipun runtuh, Kerajaan Kediri tetap meninggalkan warisan budaya dan sejarah yang signifikan di Indonesia.

Penutup

Melaui rangkuman sejarah Kerajaan Kediri di atas dapat menyimpulkan bahwa perjalanan kerajaan ini merupakan kisah yang memukau dan penuh warna. 

Dari kepemimpinan raja-raja yang bijak hingga letak geografis yang memberikan keuntungan strategis,

Kerajaan Kediri menjadi bagian tak terpisahkan dari lintasan sejarah Nusantara.

Semoga rangkuman sejarah kerajaan Kediri tadi bisa menambah referensi ya! Jangan lupa untuk membaca artikel Mamikos yang lainnya!


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta