Contoh Teks Eksplanasi tentang Budaya Wayang, Tari, Lagu Daerah
Contoh Teks Eksplanasi tentang Budaya Wayang, Tari, Lagu Daerah — Ada ulasan menarik mengenai contoh teks eksplanasi budaya wayang, tari, lagu daerah beserta strukturnya di artikel terbaru Mamikos. Mari simak bersama!
Wayang, tari, serta lagu daerah adalah contoh dari kekayaan budaya yang bernilai adiluhung. Namun, pernahkah kamu berpikir bagaimana proses suatu karya seni dapat bertransformasi menjadi fenomena budaya di tengah masyarakat?
Jika kamu memiliki ketertarikan terhadap dunia seni, budaya, dan sejarah, mungkin kamu akan mencari tahu jawabannya. Lantas, bagaimana cara mengetahuinya?
Rangkaian Contoh Teks Eksplanasi tentang Budaya Wayang, Tari dan Lagu Daerah
Daftar Isi
Daftar Isi
- Rangkaian Contoh Teks Eksplanasi tentang Budaya Wayang, Tari dan Lagu Daerah
- Membedakan Teks Eksplanasi dan Teks Lainnya
- Cara Menyusun Teks Eksplanasi dengan Baik
- Contoh Teks Eksplanasi tentang Budaya Wayang, Tari, Lagu Daerah dan Pembahasan Struktur
- Tips Menulis Contoh Teks Eksplanasi tentang Budaya
Salah satu caranya adalah kamu dapat membaca teks eksplanasi terkait tema tersebut.
Kamu juga dapat memberikan penjelasan informasi akan suatu kejadian dengan membuat teks eksplanasi.
Membedakan Teks Eksplanasi dan Teks Lainnya
Sebelum memberikan contoh teks eksplanasi budaya wayang, tari, lagu daerah, kamu harus memahami bahwa jenis naskah ini berbeda dari naskah lainnya.
Secara bahasa, eksplanasi merupakan serapan dari bahasa Inggris “explanation” yang berarti penjelasan.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa teks ini merupakan teks yang berisi penjelasan tentang proses terjadinya suatu fenomena atau kejadian.
Fenomena yang terjadi di sekitar kita selalu memiliki proses serta hubungan sebab akibat.
Proses dan hubungan sebab akibat pada suatu fenomena dijelaskan melalui sebuah teks yang dinamakan teks eksplanasi.
Penjelasan yang dimuat dalam naskah tersebut harus berkaitan dengan kelimuan berdasarkan sudut pandang ilmu pengetahuan.
Lantas, bagaimana cara mengetahui sebuah naskah adalah teks eksplanasi atau bukan? Contoh teks eksplanasi budaya wayang, tari, lagu daerah memiliki kriteria yang membedakannya dari jenis teks lainnya, yaitu:
- Memuat informasi yang berdasarkan fakta
- Membahas fenomena yang sifatnya keilmuan atau berhubungan dengan ilmu pengetahuan
- Menggunakan konjungsi hubungan sebab akibat
- Menggunakan penanda urutan untuk menjelaskan kronologi
- Pembahasannya fokus pada hal umum
- Bersifat informatif, tidak berusaha mengajak atau mempengaruhi pembaca untuk menerima gagasannya
Cara Menyusun Teks Eksplanasi dengan Baik
Secara umum cara penulisan contoh teks eksplanasi budaya wayang, tari, lagu daerah tidak jauh berbeda dari penulisan jenis teks lainnya.
Agar hasilnya baik dan benar, kamu harus memahami struktur penulisannya.
Kamu juga perlu membaca, mempelajari, serta memahami hasil penelitian maupun fakta-fakta pendukung lain seputar fenomena yang diangkat.
Sehingga nantinya dapat memberikan penjelasan dengan benar dan mudah dipahami. Cara menyusun naskah ini adalah:
1. Menentukan Kejadian
Langkah pertama, kamu perlu menentukan kejadian apa yang akan dibahas dalam teks eksplanasi. Apakah akan menjelaskan fenomena sosial, budaya, alam, atau fenomena ilmu pengetahuan.
2. Mengumpulkan Informasi
Contoh teks eksplanasi budaya wayang, tari, lagu daerah berisi penjelasan-penjelasan berdasarkan sudut pandang serta fakta ilmiah.
Maka dari itu, setelah mengetahui fenomena apa yang akan ditulis, langkah berikutnya adalah mengumpulkan informasi.
Kumpulkan informasi secara lengkap yang mendukung penjelasan fenomena tersebut.
Kamu juga perlu berhati-hati dalam mencari informasi, pilih sumber yang valid sebagai rujukan. Pastikan agar penjelasan tetap fokus pada tema.
3. Menyusun Kerangka
Setelah memiliki informasi yang dibutuhkan, selanjutnya yaitu menyusun kerangka tulisan. Saat membuat kerangka, kamu perlu mencatat poin-poin apa saja yang nantinya akan dibahas dalam tulisan.
Contoh teks eksplanasi budaya wayang, tari, lagu daerah yang kembangkan melalui sebuah kerangka tulisan akan memudahkan kamu dalam menulisnya.
Kerangka juga dapat menjadi pengendali agar tulisan nantinya tetap fokus pada topik.
4. Mengembangkan Kerangka
Langkah berikutnya yaitu mengembangkan kerangka menjadi teks utuh. Pengembangan kerangka dilakukan dengan menambahkan penjelasan yang lebih rinci terkait proses dan urutan sebab akibat.
Kamu dapat mengembangkan kerangka yang disusun sebelumnya dengan menambahkan informasi yang telah dikumpulkan.
Dalam mengembangkan kerangka, perhatikan unsur-unsur penulisan kalimat maupun paragraf agar nantinya bacaan mudah dimengerti.
Diantara unsur-unsur penting tersebut misalnya efektivitas kalimat, kohesi (keterkaitan antara satu bagian dan bagian lainnya), koherensi (kesatuan makna), pemilihan diksi, dan lain-lain.
5. Penyuntingan
Sebelum menjadi naskah seperti contoh teks eksplanasi budaya wayang, tari, lagu daerah yang baik dan utuh, kamu perlu melakukan penyuntingan.
Penyuntingan atau pengeditan dilakukan untuk memperbaiki kesalahan penulisan, tata bahasa, atau lainnya.
Hal-hal yang perlu disunting antara lain kesalahan penulisan meliputi ejaan dan tanda baca, pemilihan diksi, penggunaan tata bahasa, hingga unsur semantiknya. Lakukan revisi jika diperlukan untuk memperbaiki kesalahan.
Sebelum menyunting, kamu perlu membaca ulang naskah yang telah ditulis. Kemudian perhatikan apakah ada bagian yang harus diperbaiki. Baca berulang-ulang supaya hasil tulisan maksimal.
Contoh Teks Eksplanasi tentang Budaya Wayang, Tari, Lagu Daerah dan Pembahasan Struktur
Sebelum membuat teks eksplanasi, tidak ada salahnya mempelajari beberapa contohnya terlebih dahulu.
Mamikos akan memberikan contoh-contoh teks tersebut dengan tema fenomena budaya wayang, tari tradisional, serta lagu daerah di bawah ini.
1. Contoh Teks Eksplanasi tentang Budaya Wayang
Berikut ini adalah contoh teks eksplanasi budaya wayang, tari, lagu daerah dengan tema fenomena budaya wayang.
Wayang merupakan seni pertunjukan tradisional khas asal Indonesia. Pertunjukan wayang sendiri mengalami perkembangan pesat di wilayah Jawa dan Bali.
Di samping itu, seni pertunjukan wayang juga terdapat di Sumatera dan Semenanjung Malaya.
Pada tanggal 7 November 2003, UNESCO menetapkan wayang sebagai warisan budaya dunia untuk kategori seni bertutut sebagai maha karya yang bernilai adiluhung.
Pertunjukan wayang diketahui bermula dari penemuan Prasasti Balitung yang berangka 907 M. Dalam prasasti tersebut, terdapat cerita si Galigi sedang mewayang.
Ketika agama Hindu masuk ke wilayah Nusantara, para pemuka agama Hindu menjadikan wayang sebagai media penyebaran agama.
Karena seni pertunjukan wayang cukup efektif untuk menyebarkan ajaran-ajaran Hindu kepada masyarakat setempat.
Inilah mengapa dulunya pertunjukan wayang mengangkat kisah-kisah Ramayana dan Mahabharata.
Saat Islam masuk ke Indonesia, mulailah muncul wayang-wayang yang terbuat dari kulit sapi. Pada saat pertunjukan berlangsung, wayang ditampilkan hanya melalui bayangannya.
Saat ini, wayang yang terbuat dari kulit sapi tersebut dikenal dengan nama wayang kulit.
Tokoh pemuka Islam masa kerajaan seperti Sunan Kalijaga juga menggunakan wayang sebagai media untuk memperkenalkan ajaran-ajaran Islam.
Untuk menyebarkan ajaran serta nilai-nilai Islam, pemuka agama Islam menggunakan wayang Sadat sebagai medianya.
Kemudian, seorang misionaris Katholik bernama Bruder Timotheus L. Wignyosubroto pada tahun 1960 juga menyebarkan ajaran Katholik melalui media wayang yang disebut wayang Wahyu. Kisah yang diceritakan di wayang Wahyu bersumber dari Alkitab.
Seperti kita ketahui, di balik kisah-kisah pewayangan yang menarik terdapat nilai-nilai filosofi yang mengajarkan masyarakat akan kebaikan-kebaikan.
Untuk itu, kita harus berkontribusi melestarikan budaya wayang karena ini merupakan tanggung jawab bersama.
Pembahasan Struktur
Contoh teks eksplanasi budaya wayang, tari, lagu daerah dengan tema fenomena budaya wayang di atas tersusun atas 3 struktur bagian, yaitu pernyataan umum, deretan penjelas (urutan sebab akibat), dan interpretasi.
Pernyataan umum pada contoh teks di atas dapat ditemukan di paragraf pertama dan kedua.
Di bagian ini, penulis menjelaskan gambaran umum tentang wayang serta penetapan wayang sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.
Bagian kedua pada contoh teks eksplanasi budaya wayang, tari, lagu daerah di atas adalah struktur deretan penjelasan yakni paragraf tiga sampai sembilan.
Di bagian ini, penulis menjelaskan proses awal mula diketahuinya pertunjukan wayang melalui penemuan prasasti.
Kemudian, dijelaskan pula perkembangan pertunjukan wayang di beberapa masa yang dijadikan sebagai media untuk menyebarkan ajaran-ajaran agama.
Bagian ketiga yaitu interpretasi yang berisi kesimpulan dan pandangan penulis tentang budaya wayang itu sendiri.
2. Contoh Teks Eksplanasi tentang Budaya Tari Kecak
Berikut ini adalah contoh teks eksplanasi budaya wayang, tari, lagu daerah dengan tema fenomena budaya tari kecak.
Tari kecak merupakan seni tari tradisional yang berasal dari Pulau Bali.
Tarian ini dibawakan oleh puluhan penari laki-laki atau lebih dengan cara duduk melingkar sambil menyerukan “cak cak cak” dengan irama tertentu serta mengangkat kedua lengan.
Tari kecak ditampilkan oleh puluhan penari pria yang bertelanjang dada dan mengenakan kain bermotif kotak-kotak khas Bali dari pinggang sampai ke lutut.
Tari Kecak pertama kali diciptakan oleh Wayan Limbak, seorang penari asal Bali dan Walter Spies, seorang pelukis asal Jerman. Kedua tokoh tersebut menciptakan Tarian Kecak pada tahun 1930-an.
Tarian tradisional Bali ini diciptakan berdasarkan ritual Sanghyang serta beberapa bagian dari cerita Ramayana. Sehingga Tari Kecak juga dikenal dengan nama Rangrang Sanghyang.
Ritual Sanghyang sendiri adalah pertunjukan tarian di mana penarinya dalam keadaan tidak sadar atau kesurupan.
Pada kondisi ini, mereka berkomunikasi dengan ruh para leluhur kemudian menyampaikan harapan-harapannya.
Pertunjukan Tari Kecak membawakan cerita yang diambil dari kisah Ramayana.
Seruan “cak cak cak” yang dilantunkan oleh penari-penari pria sambil mengangkat kedua tangan adalah gambaran salah satu peristiwa dalam kisah Ramayana.
Yaitu, peristiwa di mana barisan kera memberikan bantuan kepada Rama untuk melawan Rahwana.
Di pertunjukan Tari Kecak, penonton disuguhi nuansa sakral sekaligus mistis melalui pernak-pernik seperti bunga kamboja, gemerincing gelang, topeng, hingga bara api.
Tari Kecak diciptakan sebagai seni yang mengandung ritual dan bernilai spiritual.
Keindahan gerakan yang berpadu dengan seruan berirama oleh para penarinya membuat pertunjukan ini menjadi salah satu daya tarik utama wisata budaya Bali.
Pembahasan Struktur
Contoh teks eksplanasi budaya wayang, tari, lagu daerah dengan tema budaya Tari Kecak di atas tersusun atas 3 struktur, yaitu pernyataan umum, deretan penjelasan, dan interpretasi.
Bagian pernyataan umum ditunjukkan pada paragraf pertama. Di bagian ini, penulis memberikan gambaran umum tentang Tari Kecak serta bagaimana tarian tersebut dibawakan.
Bagian kedua pada contoh teks eksplanasi budaya wayang, tari, lagu daerah di atas yaitu deretan penjelasan yang ditunjukkan oleh paragraf dua sampai enam.
Penulis menjelaskan proses dibawakannya Tari Kecak secara lebih khusus.
Selain itu, dijelaskan pula awal mula tari tradisional Kecak diciptakan dan bagaimana proses penciptaannya.
Sedangkan, bagian interpretasi ditunjukkan di paragraf terakhir. Di bagian ini, penulis menarik kesimpulan dari penjelasan Tari Kecak. Penulis juga memberikan pandangannya tentang budaya tersebut.
3. Contoh Teks Eksplanasi tentang Budaya Lagu Daerah
Berikut ini adalah contoh teks eksplanasi budaya wayang, tari, lagu daerah dengan tema fenomena lagu Jali-Jali.
Lagu Jali-Jali atau Si Jali-Jali merupakan lagu tradisional asal Jakarta yang populer di kalangan masyarakat Betawi.
Sejumlah sumber menyatakan, lagu Jali-Jali pertama kali lahir sekitar abad ke-19 di kalangan Cina peranakan.
Mulanya, lagu Jali-Jali terkenal di kalangan komunitas warga Tionghoa yang tinggal di Jakarta.
Lagu Jali-Jali sering dibawakan sebagai lagu utama pada penyelenggaraan pertunjukan musik khas Betawi yaitu gambang kromong.
Sebagaimana lagu khas Betawi yang lain, Jali-Jali memiliki lirik yang mengandung rangkaian pantun.
Pantun yang menjadi ciri khas Betawi tersebut kemudian dipadukan dengan musik bernada riang.
Lagu Jali-Jali sendiri adalah lagu yang diputar untuk menjadi pelipur lara atau menghibur hati yang sedih.
Jali-Jali semakin dikenal luas sejak dipopulerkan oleh M. Sagi sekitar tahun 1942. Ia membawakan lagu ini dengan iringan permainan biola.
Pada dekade 1940-an, Jali-Jali dibawakan secara berpasangan oleh pria dan wanita yang saling bersahut-sahutan.
Kemudian pada tahun 1987, Jali-Jali mengalami beberapa pengubahan aransemen dengan menambahkan musik khas Betawi.
Unsur musik tradisional pada gubahan aransemen Jali-Jali antara lain melibatkan tanjidor, gambang kromong, samrah, gamelan ajeng, dan diiringi kelompok paduan suara.
Lagu Jali-Jali dengan nada-nada riang sangat mewakili ciri khas Betawi yang ceria dan gembira.
Lirik-lirik pantun bernuansa komedi juga menjadi daya tarik istimewa. Sehingga lagu ini dapat memberikan kegembiraan tersendiri bagi pendengarnya.
Pembahasan Struktur
Contoh teks eksplanasi budaya wayang, tari, lagu daerah di atas memiliki 3 struktur penyusun, yakni pernyataan umum, deretan penjelas, dan interpretasi.
Pernyataan umum menjelaskan tentang gambaran umum lagu Jali-Jali yang ditunjukkan pada paragraf pertama.
Deretan penjelasan berisi proses dikenalnya lagu Jali-Jali hingga semakin populer.
Di bagian interpretasi, penulis menarik kesimpulan serta memberikan tanggapannya terkait lagu Jali-Jali.
Tips Menulis Contoh Teks Eksplanasi tentang Budaya
Menulis jenis karangan satu ini sebenarnya tidak terlalu sulit. Meski demikian, mungkin kamu akan menemui beberapa kesulitan terutama jika baru mencoba menulisnya untuk pertama kali.
Tenang saja, Mamikos punya beberapa tips untuk memudahkan kamu.
a. Pelajari dan Pahami PUEBI
Semua jenis karangan tentu perlu menerapkan penulisan yang sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
Maka dari itu, hal pertama yang perlu kamu kuasai adalah dasar-dasar penulisan sesuai PUEBI.
Faktanya, tidak jarang seseorang membuat tulisan mengabaikan kaidah PUEBI yang tepat.
Misalnya ejaan, kata baku dan tidak baku, hingga penggunaan tanda baca. Maka, tips menulis contoh teks eksplanasi budaya wayang, tari, lagu daerah haruslah memahami PUEBI.
b. Perbanyak Referensi Informasi
Maksud utama pembuatan jenis tulisan ini adalah menjelaskan suatu fenomena berdasarkan proses terjadinya secara ilmiah.
Untuk memberikan fakta-fakta sebab akibat secara komprehensif, tentu kamu membutuhkan berbagai referensi terkait tema.
Maka dari itu, pastikan banyak-banyak membaca informasi-informasi yang berkaitan dengan tema tulisan.
Kamu dapat memperoleh banyak referensi dari buku, jurnal, ataupun internet. Pastikan mengambil referensi yang valid dan terpercaya.
c. Sering Latihan Menulis
Tips membuat contoh teks eksplanasi budaya wayang, tari, lagu daerah berikutnya yaitu memperbanyak latihan menulis.
Kemampuan tulis-menulis adalah skill yang bisa diasah dengan cara melatihnya.
Seseorang bisa jadi pandai menjelaskan sesuatu secara lisan. Namun untuk menjelaskan fenomena melalui tulisan membutuhkan kemampuan tulis-menulis secara mumpuni. Untuk menghasilkan tulisan yang baik. sering-seringlah latihan menulis.
d. Minta Bimbingan Guru
Tips membuat contoh teks eksplanasi budaya wayang, tari, lagu daerah juga bisa dengan meminta bimbingan atau arahan dari guru, khususnya guru Bahasa Indonesia.
Sebagai pengajar, guru lebih berpengalaman membuat tulisan.
Guru juga memahami kaidah-kaidah kebahasaan hingga elemen-elemen yang harus ada di dalam teks eksplanasi.
Oleh sebab itu, tidak perlu ragu meminta bantuan guru untuk mengoreksi tulisan kamu agar hasilnya lebih baik.
Fenomena budaya adalah hal yang sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari.
Dengan mempelajari contoh teks eksplanasi budaya wayang, tari, lagu daerah di atas, Mamikos yakin kamu dapat membuat teks eksplanasi yang jauh lebih baik.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: