Biografi Sunan Muria Singkat dari Lahir Sampai Wafat beserta Metode Dakwah dan Karyanya

Biografi Sunan Muria Singkat dari Lahir Sampai Wafat beserta Metode Dakwah dan Karyanya — Disebut-sebut sebagai Wali Songo termuda, banyak yang mengagumi jejak dakwah dari Sunan Muria.

Metode kursus gratis menjadi cara dakwahnya.

Apabila kamu ingin tahu seperti apa biografi dari Sunan Muria dari lahir sampai wafat beserta metode dakwahnya, maka kamu bisa membaca ulasan lengkap Mamikos pada kesempatan ini sampai akhir artikel.

Ulasan Biografi Lengkap Sunan Muria beserta Metode Dakwah dan Karya

blibli.com

Jika kamu menyenangi menyimak cerita sejarah terutama tentang penyebaran suatu ajaran khususnya agama Islam, maka kamu perlu membaca artikel Mamikos pada kali ini.

Pada kesempatan ini, Mamikos akan membahas secara khusus profil atau biografi singkat namun lengkap dari salah satu Wali Songo yakni Sunan Muria.

Bisa dibilang Sunan Muria adalah Wali Songo yang memiliki keistimewaan dari cara berdakwahnya.

Bahkan banyak yang menyatakan bahwa cara berdakwah Sunan Muria ini cukup unik, karena menggunakan metode kursus gratis.

Perlu diketahui bahwa Sunan Muria juga adalah salah satu putra dari Sunan Kalijaga dengan Dewi Saroh, yang adalah putri dari Syekh Maulana Ishaq.

Nama Sunan Kalijaga ini juga pastinya sudah tidak asing lagi untuk sebagian besar masyarakat Indonesia.

Sunan Kalijaga merupakan tokoh Wali Songo yang memiliki pengaruh cukup besar dalam proses penyebaran Agama Islam di wilayah Pulau Jawa.

Sunan Kalijaga juga disebut-sebut sebagai Wali Allah yang menjadi putra dari Adipati Tuban.

Maka tak berbeda jauh pula dari ayahnya, Sunan Muria juga memiliki pengaruh cukup kuat dalam proses penyebaran Agama Islam khususnya di Pulau Jawa.

Sayangnya, tidak diketahui secara tepat kapan Sunan Muria lahir. Namun dalam sejarah, ada catatan wafatnya yakni pada tahun 1551.

Walaupun Sunan Muria memiliki kepiawaian dalam berdakwah, Sunan Muria justru memilih daerah-daerah pelosok dibandingkan dengan daerah perkotaan sebagai tujuan tempat berdakwah.

Mari mengenal lebih dekat sosok Sunan Muria pada rangkuman yang sudah Mamikos himpun di bawah ini.

Mengenal Lebih Dekat Sosok Sunan Muria

Nama lengkap dan asli dari Sunan Muria adalah Raden Umar Said. Namun, Wali Songo termuda ini jauh lebih dikenal dengan julukan Sunan Muria.

Julukan tersebut dipercaya diambil dari tempat tinggal terakhirnya yakni di wilayah Gunung Muria.

Lereng Gunung Muria yang menjadi tempat tinggal terakhir Raden Umar Said ini berjarak 18 kilometer ke utara dari Kota Kudus.

Selain memiliki akhlak yang saleh, Raden Umar Said juga dikenal memiliki suatu kesaktian saat bertarung.

Ada sebuah versi yang menyatakan bahwa Sunan Muria ini adalah putra kandung dari Sunan Kalijaga. Dua ahli sejarah, A.M Noertjahjo dan Solihin Salam meyakini kebenaran versi ini.

Berdasarkan penelusuran sejarah, pernikahan antara Sunan Kalijaga dan Dewi Saroh binti Maulana Ishaq mendatangkan tiga keturunan. Mereka adalah Raden Umar Said, Dewi Rukayah, dan Dewi Sofiah.

Namun ada juga versi lain yang memiliki informasi yang berbeda. Sumber tersebut mengungkapkan bahwa Sunan Muria adalah putra kandung dari Raden Usman Haji atau yang juga dikenal sebagai Sunan Ngudung.

Karya yang ditulis R. Darmowasito, Pustoko Darah Agung, disebut-sebut berisikan sejarah dan juga silsilah wali dan raja-raja Jawa.

Di sanalah terungkap bahwa Sunan Muria ini merupakan putra dari Raden Usman Haji. Bahkan, ada pula sumber yang menyebutkan bahwa Sunan Muria memiliki darah Tionghoa.

Dalam buku berjudul Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara (1968), penulisnya, Prof Dr. Slamet Muljana menuliskan bahwa ayah kandung dari Sunan Muria, yakni Sunan Kalijaga, adalah seorang kapiten Tionghoa yang bernama Gan Sie.

Sunan Muria juga disebutkan tak begitu pandai berbahasa Tionghoa karena telah berbaur dengan orang-orang suku Jawa.

Sejauh ini, karya Usman Hasyim yang berjudul Sunan Muria: Antara Fakta dan Legenda (1983), bisa digolongkan penelitian awal yang mencoba untuk menelusuri silsilah Sunan Muria secara lebih ilmiah.

Ia juga berupaya untuk membedakan cerita rakyat dengan fakta. Misalnya saja tentang Sunan Muria sebagai keturunan Tionghoa.

Umar lalu mencoba mengumpulkan sejumlah pendapat ahli sejarah. Nyatanya, keabsahan naskah kuno tadi masih cukup meragukan, karena sudah bercampur dengan dongeng rakyat.

Meski begitu, Umar mengaku terkadang terpaksa mengandalkan penafsirannya saat menelusuri jejak perjalanan dan riwayat Sunan Muria saat masih hidup.

Hasilnya, Umar cenderung lebih mempercayai dengan versi yang menyebut bahwa Sunan Muria adalah putra kandung dari Sunan Kalijaga.

Menelusuri Metode Dakwah Sunan Muria

Dari penjelasan di atas, makin banyak yang merasa penasaran seperti apa metode dakwah dari Sunan Muria.

Konon, Sunan Muria memiliki gaya berdakwah yang moderat, seolah mengikuti jejak Sunan Kalijaga, yang menyusup melalui berbagai tradisi kebudayaan Jawa.

Contohnya seperti adat kenduri yang dilakukan di hari-hari tertentu setelah kematian seseorang (nelung dino hingga nyewu), yang hukumnya tidak haram.

Namun, beberapa tradisi berbau klenik seperti membakar kemenyan atau menyuguhkan sesaji akan diganti dengan memanjatkan doa bersama ataupun mengumandangkan selawat.

Tak hanya itu, Sunan Muria juga menyebarkan ajaran Islam dalam dakwahnya melalui berbagai macam kesenian Jawa. Contohnya Sunan Muria menciptakan macapat, lagu Jawa, lagu sinom dan kinanti.

Beberapa hal tadi dipercaya menjadi deretan karya yang dihasilkan Sunan Muria, yang hingga kini masih dipakai dan dilestarikan.

Melalui tembang-tembang tadi, Sunan Muria mengajak umatnya untuk mengamalkan dan mengikuti ajaran Islam.

Cara dakwah tersebut yang menjadikan Sunan Muria dikenal sebagai sunan yang suka berdakwah dengan cara topo ngeli, atau menghanyutkan diri dalam masyarakat (lebih dekat dengan masyarakat).

Sasaran dakwah Sunan Muria pada saat itu adalah para nelayan, pedagang, pelaut, dan rakyat biasa.

Sunan Muria menjadi satu-satunya wali yang tetap mempertahankan gamelan dan wayang sebagai alat dakwah saat hendak menyampaikan ajaran agama Islam.

Keterampilan dalam bercocok tanam, berdagang, dan malut menjadi kesukaan Sunan Muria.

Bahkan, ada sumber yang menyebut bahwa Sunan Muria menjadi penengah dalam konflik internal yang terjadi di Kesultanan Demak antara 1518-1530.

Sunan Muria dikenal sebagai sosok yang mampu memecahkan berbagai macam masalah betapapun rumitnya masalah yang terjadi.

Solusi pemecahan yang diberikan Sunan Muria seolah selalu bisa diterima oleh semua pihak yang tengah berseteru. Daerah dakwah Sunan Muria dimulai dari Tayu, Jepara, Juana, sampai sekitar Kudus dan Pati.

Beberapa Peninggalan Sunan Muria

Setelah penjelasan biografi singkat dan metode dakwah Sunan Muria, informasi lain yang perlu kamu ketahui adalah beberapa peninggalan dari Sunan Muria.

Beliau merupakan sosok yang sangat berpengaruh, makanya tak heran jika Sunan Muria memiliki begitu banyak peninggalan.

Di bawah ini adalah beberapa peninggalan Sunan Muria yang masih dapat dijumpai, di antaranya:

a. Masjid di Puncak Gunung Muria

Masjid yang lokasinya berada di ketinggian 1.600 meter di atas permukaan laut ini menjadi peninggalan Sunan Muria yang pertama.

Di dalam masjid tersebut, terdapat beberapa benda yang pernah digunakan Sunan Muria semasa hidup saat mengajarkan agama Islam.

Kamu harus berjalan kaki sejauh 3 km untuk sampai ke masjid ini. Meski sudah mengalami perubahan berkali-kali, namun di beberapa bagian masjid masih dipertahankan hingga saat ini.

Salah satu bagian yang dipertahankan dari masjid ini adalah tempat pengimaman.

Bentuk pengimaman masjid ini menjorok ke dalam. Hal tersebut bermakna bahwa umat Islam harus mementingkan kepentingan akhirat dibandingkan urusan keduniawian.

b. Situs Air Gentong Keramat

Situs air gentong ini berada di dekat kompleks pemakaman Sunan Muria. Situs ini biasanya ramai dikunjungi usai para pengunjung selesai berziarah.

Air dari situs ini dipercaya kuat bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit yang secara medis tak bisa disembuhkan. Wallahu alam.

c. Parijoto

Parijoto adalah buah berukuran sebesar kacang tanah, berwarna merah muda ketika masih mentah, dan akan berwarna hitam jika sudah matang, dan rasanya cenderung asam.

Buah parijoto mempunyai kandungan gizi yang cukup baik dan cocok untuk ibu hamil. Buah ini dipercaya sebagai salah satu peninggalan Sunan Muria.

d. Pakis Haji

Kekuatan dan kesaktian yang dimiliki Sunan Muria dipercaya berasal dari tumbuhan Pakis Haji.

Saat kamu mengunjungi daerah makam Sunan Muria, maka kamu akan bisa melihat tanaman pakis haji yang banyak dijual di sana.

Pakis haji mempunyai motif batik jajar genjang yang berwarna cokelat. Pada bagian dasarnya berwarna putih tulang dan agak kecokelatan.

Apabila digambarkan, tumbuhan ini sekilas mirip ular piton. Masyarakat setempat meyakini bahwa pakis haji dapat menyelamatkan sawah yang terancam gagal panen karena wabah tikus.

Di zaman dahulu, tikus-tikus sering memakan padi yang ada di sawah. Para petani lalu mengadu kepada Sunan Muria.

Kemudian, Sunan Muria memberi ide untuk menggunakan pakis haji sebagai cara melawan hama tikus tadi.

Catatan Wafat Sunan Muria

Setelah biodata, jejak dakwah dan karyanya, di sini Mamikos juga akan menginformasi catatan wafat dari Sunan Muria.

Menurut informasi, Sunan Muria wafat pada tahun 1551. Makam Sunan Muria berlokasi di lereng Gunung Muria, Kecamatan Colo, atau 18 kilometer dari Kota Kudus.

Di sekitar makam Sunan Muria, terdapat 17 makam prajurit dan abdi dalem yang dipercaya sebagai pengawal Sunan Muria ketika masih hidup dan aktif berdakwah menyebarkan ajaran Islam.

Bahasan dan ulasan biografi Sunan Muria singkat dari lahir sampai wafat beserta metode dakwah dan karyanya pada kesempatan ini harus Mamikos akhiri dulu.

Mudah-mudahan saja apa yang sudah kamu baca dan simak pada artikel biografi Sunan Muria singkat dari lahir sampai wafat beserta metode dakwah dan karyanya ini dapat menambah wawasan yang bermanfaat nantinya.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta